Happyless (2)

4 1 0
                                    

2077, Reinkarnasi menjadi tren yang sangat mewah setelah sebuah perusahaan bernama Phoenix mengklaim dapat mengirimkan seseorang ke kehidupan yang lebih baik dari kehidupannya saat ini. Program reinkarnasi ini disebut Happiness. Seluruh siaran televisi dan konten di media sosial menayangkan antusiasme orang-orang.

Tak terbatas pada orang yang sudah tua, anak kecil pun berebut mengatakan bahwa mengikuti program Hapiness adalah cita-cita mereka. Para orang tua berusaha menabung bukan lagi untuk menguliahkan anak mereka, tapi untuk mengikuti program ini. Program Happiness menjadi jalan pintas untuk kehidupan yang lebih baik terutama bagi mereka yang sudah sangat putus asa dengan kehidupannya saat ini.

Sebelum melakukan pemesanan tempat, peserta akan membaca proposal yang diajukan. Dalam proposal tersebut tertulis visi misi perusahaan adalah membantu manusia menuju kehidupan bahagia. Jika peserta tertarik, maka tahap berikutnya akan ada trial hidup di kehidupan berikutnya yang ditayangkan dalam mimpi peserta. Berdasarkan data, orang yang sudah melakukan trial seratus persen akan lanjut pada tahap kontrak. Peserta akan bereinkarnasi ke kehidupan yang lebih baik hanya dengan sejumlah uang dan asal mau mengorbankan masa hidup yang dimiliki saat ini. Ya, peserta akan mati lebih cepat.


***


Wilson yang masih menggunakan baju duka, memarkir sepeda motornya di garasi. Di ruang tamu, ia disambut oleh bingkai foto besar berisi kedua orang tuanya yang telah tiada. Di kamar yang berantakan, Wilson menatap foto seorang perempuan yang terpajang di atas nakasnya. Merasa tak nyaman, Wilson melempar botol minuman ke arah foto itu, namun foto itu tetap berdiri tegak. Bangun susah payah karena tubuh gempalnya, Wilson membalik foto itu. Ia sekarang berbaring dan mengetik beragam cara bunuh diri di pencarian melalui ponsel pintarnya. Dengan kematian kedua orang tuanya dan kekasih yang mengkhianatinya, Wilson merasa Ia sudah tidak memiliki motivasi untuk hidup.

Di tengah selancarnya, iklan program Happiness muncul di layarnya. Iklan itu menampilkan seorang pria setengah baya yang mengungkapkan pengalaman dengan penuh semangat. "Saya sudah menjalani trialnya. Program ini benar-benar nyata. Saya melihat sendiri bagaimana nantinya kehidupan saya akan berjalan. Apa yang saya harapkan akan terwujud. Saya tidak sabar menunggu program sebenarnya nanti."
Penasaran, Wilson mencari tahu lebih lanjut tentang program Happiness ini.

Dalam sebuah wawancara televisi, pembawa acara bertanya pada seorang calon peserta program. "Jika Anda mengikuti program ini, Anda akan mati lebih cepat. Apakah Anda tidak takut?"

Wanita berambut pirang itu tersenyum. "Hidup saya saat ini terasa sangat hampa. Sebenarnya, saya tidak ingin melanjutkan hidup lagi tapi saya tidak mau mati konyol. Setidaknya, saya harus memastikan kesialan saya di kehidupan ini tidak terulang lagi."

Wilson sebenarnya tidak percaya pada reinkarnasi. Namun, setelah menimbang-nimbang, Wilson merasa wanita itu ada benarnya. Dibanding mati konyol lebih baik Ia menginvestasikan nyawanya untuk kehidupan yang lebih baik. Tak menunggu lama, Wilson mengecek seluruh uang di tabungannya, ia memilih untuk mengikuti program reinkarnasi ini.

Setelah yakin uang yang dimiliki cukup, pagi ini Wilson mengemudikan mobilnya menuju Menara Phoenix yang terlihat sangat megah dari luar. Wilson menatap lekat-lekat. Gedungnya luas walau tidak terlalu tinggi.

Memasuki gedung, ia disambut oleh petugas keamanan. Sang petugas keamanan dengan sopan bertanya, "Selamat pagi. Ada keperluan yang bisa saya bantu?"

"Saya ingin mendaftar program Happiness," jawab Wilson.

Mengalir Dalam Riak - Antologi Cerpen dan PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang