Bab 3311

4.5K 42 3
                                    

Clayton merasa sangat tertekan setelah mendengar jawaban Charlie. 

Ia memahami makna di balik kata-kata Charlie. Maksud Charlie adalah bahwa dari sekarang, terlepas dari apakah ia akan tinggal di kediaman keluarga Wade atau tidak, tinggal di Eastcliff atau tidak, ia, Charlie Wade, telah secara resmi kembali ke keluarga Wade.

Clayton mengutuk di dalam hati, 'Anak ini membuat orang sedikit merasa jijik dengan sikapnya...'

Tapi, tentu saja Clayton tidak berani mengatakan apa-apa di depan Jeremiah.

Jadi, ia hanya bisa tersenyum dan berkata. "Bagus! Bagus! Bagus kalau kamu sudah kembali ke keluarga Wade!"

Tuan Besar Wade kemudian memutar tubuhnya untuk memperkenalkan paman ketiga Caleb, paman keempat Carlisle, bibi Carmen, dan bibi bungsu Charlotte, kepada Charlie.

Saat ia memperkenalkan Carmen kepada Charlie, wajah Carmen menunjukkan ekspresi penuh perhatian saat ia berkata dengan penuh semangat, "Charlie, Bibi sudah bertahun-tahun menunggumu untuk kembali. Kamu akhirnya pulang ke rumah sekarang! Roh kedua orangtuamu di surga pasti merasa lega!"

Sambil berbicara, ia mengeluarkan suara terisak, tapi tak ada air mata yang mengalir di wajahnya.

Charlie sudah lama terbiasa dengan kepalsuan Carmen. Bagaimanapun juga, Carmen adalah anggota terhormat dari keluarga Wade. Menurut istilah orang-orang modern sekarang, ia jelas adalah seorang tuan putri berusia tua. 

Tuan putri tua ini sudah bersikap arogan dan suka memaksakan kehendak sepanjang hidupnya. Ia tidak pernah harus merendahkan diri kepada siapa pun dan karena itu, sangat bisa dimaklumi kalau kemampuan aktingnya tidak bagus.

Lagi pula, tuan putri tua seperti dia umumnya tidak memiliki energi untuk belajar dan meningkatkan kemampuan aktingnya. 

Charlie juga bisa melihat bahwa ia berusaha sebisa mungkin untuk berakting, tapi air matanya benar- benar tidak mau diajak bekerja sama.

Jadi, Charlie juga tersenyum tipis dan berkata dengan sopan, "Terima kasih, Bibi."

Tapi, Charlotte, bibi bungsu Charlie, yang selama ini belum berbicara sama sekali, matanya sudah memerah.

Ketika Tuan Besar Wade memperkenalkannya kepada Charlie, air mata sudah jatuh tak tertahankan di pipinya. Ia menggenggam tangan Charlie sambil menangis dan tersedak saat berkata, "Charlie, karena sekarang kamu sudah pulang, jangan pernah pergi lagi ya..."

Ketika Charlie melihat bibi bungsunya, yang berusia sekitar empat puluh tahun, berdiri di depannya, mau tidak mau ia teringat dengan masa kecilnya.

Charlotte dua belas tahun lebih tua dari dirinya. Ketika ia masih kanak-kanak, Charlie adalah anak kecil dan Charlotte adalah anak besar. 

Pada saat itu, Charlie selalu mengekor Charlotte karena ia selalu mengajaknya bermain di luar setiap pulang sekolah.

Sebaliknya, Charlotte selalu mengekor Ayah Charlie karena ia memiliki hubungan paling dekat dengannya dibandingkan saudara-saudara mereka yang lebih tua. 

Ayah Charlie juga selalu memanjakan adik bungsunya ini, dan ia pada dasarnya memperlakukannya seperti putrinya sendiri. Ia akan selalu memberikan apapun yang diminta oleh Charlotte, jadi meskipun ada jarak usia yang besar di antara kakak beradik ini, mereka memiliki hubungan yang rukun dan akrab.

Dalam ingatan Charlie, bibi bungsunya memiliki kepribadian yang ceria dan lincah. Ia sama sekali tidak selicik Carmen.

Dulu, Carmen sangat dekat dengan Clayton, dan ia dengan sengaja menjaga jarak dengan ayah Charlie, Curtis. 

Alasannya karena Carmen merasa bahwa calon pewaris keluarga Wade sudah pasti adalah Clayton, sebagai anak sulung. Jadi, dari dulu dia sudah mengembangkan sikap untuk berdiri di dekat antrian.  

Charlotte sama sekali tidak punya pemikiran semacam ini.

Ketika Charlie meninggalkan rumah bersama orang tuanya, Charlotte sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Ingatan Charlie tentang bibinya ini terhenti di momen ketika ia lulus dari sekolah menengah atas dan semua orang mengantarkannya saat berangkat untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. 

Pada saat itu, bibinya masih seorang gadis muda, tapi sekarang, ia sudah memasuki usia empat puluh. 

Ketika ia melihat bahwa perasaan bibi bungsunya benar-benar tulus dan murni, Charlie mau tidak mau merasa sangat lega di dalam hatinya. Ia pun berkata dengan penuh hormat, "Jangan khawatir, Bibi Bungsu. Aku sekarang ini kembali untuk mengakui leluhurku. Jadi, meski nanti aku akan meninggalkan Eastcliff untuk sementara, aku tidak akan memutuskan hubungan dengan keluarga Wade."

Dengan kata-kata ini, niat Charlie sudah terpampang jelas.

Setelah kembali ke keluarga Wade, ia pasti akan pulang ke Aurous Hill. Tetapi, karena ia sudah mengakui leluhurnya secara resmi, maka ia secara resmi juga kembali menjadi anggota dari garis keturunan langsung keluarga Wade.  

Ketika Jeremiah dan Charlotte mendengar kata-kata ini, mereka berdua tentu merasa sangat bahagia. Tapi, yang lain merasa sangat kesal dan tidak puas saat mendengarnya. 

Kata-kata yang dipilih Charlie, bahwa ia mengakui leluhurnya, memiliki arti bahwa ia sekarang ini adalah pesaing lain yang mengincar aset keluarga Wade di masa depan. 

Setelah Tuan Besar Wade memperkenalkan Charlie kepada semua tetuanya satu demi satu, sisanya adalah mereka yang satu generasi dengan Charlie.

Yang tertua adalah Felix, diikuti oleh Hugh dan beberapa saudara lainnya yang berusia lebih muda.

Selain Felix dan Hugh, para pewaris lain yang telah dimanja sejak kecil ini tidak punya banyak pikiran atau perasaan kepada Charlie selain bahwa ia hanyalah salah satu kerabat mereka yang telah pergi dari rumah selama dua puluh tahun. Mereka hanya saling beramah tamah dengan Charlie.

Charlie Wade - The Amazing Son in Law (Indonesia) Bab 3301-3500Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang