Bab 3490

8.2K 114 237
                                    

Ronnie Wade merutuk dengan gusar, "Bangsat! Stephen, kamu mencoba berlagak seperti siapa sekarang? Kamulah yang tak punya hati nurani. Curtis dulu memperlakukanmu dengan sangat baik."

"Tapi, sekarang kamu berpaling dan menjadi anjing Sepuluh Ribu Tentara. Curtis saat ini disemayamkan di Gunung Wintry. Apa kamu tidak takut dia akan tahu perbuatanmu?"

Stephen langsung berteriak penuh murka, "Semuanya, tampar mulutnya!"

Begitu kata-kata itu keluar, orang-orang kepercayaan Curtis Wade itu bergegas maju, meraih kerah Ronnie Wade, dan menampar wajahnya berkali-kali.

Ronnie Wade sangat marah dan menyumpah, "Kalian... kalian para jongos, berani-beraninya memukuliku?"

Stephen Thompson berkata dengan dingin, "Tiga detik sudah lewat. Patahkan kakinya untukku!"

Ketika mendengar ini, banyak anggota keluarga Wade yang tercengang seketika. Tidak ada yang mengira Stephen begitu bernyali. 

Pada saat ini, anak buah Stephen telah memiting  Ronnie Wade ke tanah. Salah satu dari mereka mengambil tongkat golf dan langsung mengayunkannya dengan logam di kepala tongkat itu mengarah ke lutut kanan Ronnie Wade. Dalam sekejap, lututnya hancur berkeping-keping!

Ronnie Wade meraung kesakitan, berguling-guling di tanah, dan menggemeretakkan giginya sambil mengutuk, "Stephen Thompson! Aku...aku akan membunuhmu!"

Stephen berkata dengan dingin, "Bicara sepatah kata lagi dan aku akan menyuruh seseorang menghancurkan lututmu yang satunya!"

Begitu Stephen mengatakan ini, Ronnie Wade segera menahan rasa sakit dan amarahnya yang memuncak, dan menutup mulutnya.

Yang lain juga dipenuhi kengerian saat ini. Pada dasarnya, mereka semua yakin di dalam hati bahwa Stephen pasti telah membelot sepenuhnya kepada Sepuluh Ribu Tentara.

Kalau tidak, bagaimana mungkin dia punya nyali untuk mematahkan kaki Ronnie Wade yang merupakan seorang anggota cabang keluarga Wade!

Pada saat ini, Stephen memandang semua orang dan memperingatkan dengan suara dingin, "Kalian semua, dengarkan aku! Semua orang harus berlutut dengan patuh! Kalau tidak, kalian akan bernasib sama seperti Ronnie Wade!"

Mereka yang telah melihat kejadian tadi hanya bisa berlutut ke tanah satu per satu.

Hati semua orang ini bahkan lebih cemas lagi sekarang, bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Sepuluh Ribu Tentara kepada mereka.

Tak lama kemudian, ada semakin banyak anggota cabang keluarga Wade yang datang, dan begitu tiba, mereka langsung disuruh berlutut seperti yang lainnya.

Ketika waktu menunjukkkan pukul sembilan pagi, lebih dari 700 anggota cabang keluarga Wade semuanya telah tiba di Gunung Wintry.

Di kaki Gunung Wintry, lebih dari 700 orang anggota cabang keluarga Wade yang berlutut bersama-sama menyajikan pemandangan yang sangat spektakuler.

Yang tidak mereka ketahui adalah bahwa semua anggota Sepuluh Ribu Tentara saat ini juga sedang berlutut.

Sejak kemarin, Porter berlutut dengan khidmat, tak bergeming sedikit pun.

Meski waktu berlutut selama 24 jam sudah lewat, dia tidak langsung bangun, tapi berbicara dulu kepada para pengikut Stephen yang berada di dekatnya, "Tuan-tuan, tolong tanyakan pada Tuan Thompson, apakah Tuan Wade memiliki instruksi baru untuk kami."

Salah satu dari mereka segera menghubungi Stephen, sebelum membuka mulutnya lagi dan berkata kepada Porter, "Tuan Muda belum tiba di Oskia, jadi saat ini tidak ada instruksi baru."

"Baik." Porter mengangguk sedikit dan berdiri perlahan sambil berkata, "Sepuluh Ribu Tentara, semua prajurit dengarkan perintah!"

Semua anggota Sepuluh Ribu Tentara segera menjawab dengan penuh hormat, "Bawahan Anda di sini!"

Porter berkata dengan wajah tegas, "Semuanya, ambil daftar silsilah upacara pemujaan leluhur, dan segera ikut aku turun gunung!"

"Sesuai dengan instruksi Tuan Wade, kita harus membuat semua orang yang sedang berlutut di kaki gunung untuk secara suka rela menyerahkan setengah dari aset mereka kepada Sepuluh Ribu Tentara!"

"Tetapi, kalian harus ingat. Jangan sampai mengungkapkan informasi apa pun tentang Tuan Wade. Paham?"

Semua anggota Sepuluh Ribu Tentara berseru lantang, "Paham!"

Porter mengangguk puas, dan berkata dengan tegas, "Baik. Ayo kita turun!"

Charlie Wade - The Amazing Son in Law (Indonesia) Bab 3301-3500Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang