Bab 3368

4.8K 61 6
                                    

Prosesi pemakaman beranggotakan seratus orang itu bergerak dengan sangat cepat.

Meskipun ada orang-orang yang bertugas menggotong dua peti mati di bagian depan, kecepatan rombongan ini tidak ada bedanya dibandingkan dengan kecepatan orang berjalan pada umumnya.

Selain itu, rombongan orang-orang ini juga memakai sepatu bot taktis berbahan kulit yang sama. Ketika mereka berjalan dengan cepat di atas jalan beton, suara langkah kaki yang rapi dan serempak yang mereka hasilkan menggema ke seluruh penjuru lembah. 

Ada satu orang tua di dalam rombongan dan, pada saat ini, ia sudah kelelahan dan nafasnya teresengal-sengal mencoba sekuat tenaga untuk terus mengikuti rombongan yang berjalan dengan langkah kaki yang cepat. 

Tetapi, orang-orang muda yang berada di dekatnya tidak membiarkannya berhenti dan menarik nafas. Sebaliknya, mereka terus mendesaknya untuk lanjut berjalan dengan cepat, dan beberapa orang bahkan mendorongnya ketika ia mulai tertinggal atau menarik tali di bagian pinggang pakaian berkabungnya dengan kasar untuk memaksanya terus maju.

Pria tua itu adalah Cadfan.

Sementara itu, di puncak Gunung Wintry.

Charlie serta semua orang lainnya sudah dapat melihat rombongan yang terus mendekat dan semakin dekat.

Semua orang bisa melihat dua peti mati hitam yang begitu mencolok disinari matahari pagi. Semua orang tahu dengan pasti di dalam hati bahwa orang-orang ini tidak lain dan tidak bukan adalah Sepuluh Ribu Tentara.

Semua anggota keluarga Wade seketika menjadi waspada saat mereka menyiapkan diri untuk segala kemungkinan yang akan terjadi, dan mereka semua resah dan gelisah.

Tapi, Charlie hanya mendengus sambil melihat dari jauh ke prosesi pemakaman yang sudah berada di kaki gunung.

Pada saat ini, Charlie mendesah saat ia berpikir di dalam hati, 'Porter Waldron! Kamu akhirnya datang! Bukan hanya aku yang menunggumu, tapi ada Zayne Carter, jenderal bawahanmu, dan dermawan keluargamu, Sheldon Schulz, juga telah menunggumu sekian lama!'

Setelah itu, Charlie berkata kepada Stephen, "Tuan Thompson, sampaikan perintahku kepada paman-paman di kaki gunung untuk membuka jalan sehingga orang-orang itu bisa naik ke atas. Tak seorang pun boleh melawan mereka!"

"Siap!" Stephen segera menghubungi orang-orang di kaki gunung dan memerintahkan mereka untuk membuka jalan, apa pun yang terjadi.

Meskipun mereka merasa sangat enggan di dalam hati, mereka semua hanya bisa melakukannya sebab itu adalah perintah Charlie.

Karena itu, mereka bergerak minggir ke dua sisi jalan dan membuka jalur menuju puncak gunung.

Porter, yang memimpin rombongan, melangkah ke depan dengan cepat. Saat ia melewati orang-orang ini, ia hanya melirik mereka sedikit dan ketika ia melihat bahwa mereka tidak menghalangi atau mengganggu rombongannya, Porter tak lagi memikirkan mereka sama sekali dan ia terus berjalan menuju kompleks pemakaman leluhur keluarga Wade yang berada di pertengahan dari puncak gunung!

Jalan naik ke atas gunung ini merupakan bagian dari proyek pembangunan yang menghabiskan biaya sangat besar ketika keluarga Wade mengembangkan Gunung Wintry.

Semua jalannya berukuran lebar dan rata, dan bahkan supercar dengan rangka paling ceper sekalipun bisa melaju dengan mudah dan mulus ke atas gunung.

Pukul 07.55.

Porter dengan agresif memimpin para anggota Sepuluh Ribu Tentara saat mereka melewati tikungan terakhir. Setelah itu, mereka berjalan langsung menuju gapura pualam putih dari kompleks pemakaman leluhur keluarga Wade!

Semua orang yang berada di rombongan ahli bela diri terlatih dari Sepuluh Ribu Tentara ini memancarkan aura membunuh. Ketika mereka maju, mereka semua terlihat seperti tentara pelindung dan setiap langkah mereka terlihat rapi dan bertenaga. Semakin dekat mereka, semakin mereka terlihat menakutkan.

Pada saat ini, Porter melihat dua atau tiga ratus orang dari keluarga Wade yang berkumpul di sana, tapi tak seorang pun memakai pakaian berkabung. Ia mendidih seketika dan matanya dipenuhi dengan hasrat membunuh. 

Hunter, yang berada di sampingnya, juga menyadari bahwa tak seorang pun dari keluarga Wade yang mengenakan pakaian berkabung. Ia pun berkata dengan gusar, "Tuan, Anda telah memberi keluarga Wade ini kesempatan untuk hidup, tapi tampaknya mereka tak menginginkannya!"

Porter mendengus, "Biarkan saja. Karena mereka tak tahu bagaimana cara menghargai kebaikanku, kita akan meluluh lantakkan kompleks pemakaman keluarga Wade dan melumat tulang dan abu Curtis Wade. Setelah itu, kita akan menguburkan ke dua orang tuaku dengan agung! Besok, kita akan mulai menghabisi anggota keluarga Wade satu per satu!"


Charlie Wade - The Amazing Son in Law (Indonesia) Bab 3301-3500Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang