Bab 3389

4.8K 63 1
                                    

Pada saat ini, semua orang di tempat itu menunjukkan raut wajah penuh keterkejutan dan kengerian.

Taka da yang menyangka bahwa Porter, sebagai ahli bela diri bintang delapan, akan sepenuhnya mengakui kekalahan, bahkan tanpa bertarung dengan Charlie, dengan memutus meridiannya sendiri!

Bahkan Charlie sendiri pun sedikit terpana.

Dia berpikir bahwa Porter akan bertarung sampai mati, tetapi tanpa ia duga, dia akan langsung memutus meridiannya sendiri.

Di saat ini, Porter kembali membenturkan kepalanya ke tanah, dan berkata dengan lantang,

"Ribuan dosa ini adalah kesalahan saya, Peter Waldron, seorang. Saya memohon kepada Tuan Wade mengatur seseorang untuk menguburkan orang tua saya lagi"

"Dan saya juga memohon kepada Tuan Wade untuk mengampuni pengikut saya ini, yang telah mengikuti saya ke medan perang selama bertahun-tahun. Sedangkan untuk saya sendiri, Anda hanya tinggal memerintahkannya, dan saya akan bersujud di depan Anda sampai mati!"

Bagi Porter, dia sudah lama menyadari bahwa dia sama sekali bukan tandingan Charlie, apalagi pengikutnya.

Bala bantuan yang berdiri di belakang Charlie bahkan belum turun tangan, dan pihaknya sudah kehilangan tiga komandan perang. Selain itu, semua pengikutnya sekarang ketakutan setengah mati kepada Charlie. Bahkan jika mereka berani untuk bertarung dengan Charlie sampai mati, mereka sama sekali tak punya harapan untuk menang.

Kemungkinan terbesarnya adalah semua pengikutnya akan disapu bersih.

Saat itu terjadi, dia dan para pengikutnya tak akan dibiarkan hidup, dan peti mati kedua orang tuanya akan jatuh ke tangan Charlie.

Oleh karena itu, Porter memutuskan untuk menghancurkan meridiannya sendiri dan bersujud kepada Charlie, semata untuk menyelamatkan peti mati kedua orang tuanya dan agar semua anggota Sepuluh Ribu Tentara dibiarkan tetap hidup.

Sedang untuk nyawanya sendiri, ia sudah tak memikirkannya lagi.

Selama ini bisa membuat hati Charlie puas dan membuatnya bersedia mengampuni orang tua dan pengikutnya, ia akan bisa mati tanpa penyesalan.

Cadfan sudah hampir pingsan saat ini.

Dia masih mengharapkan Porter bisa menjadi bekingan yang kuat untuknya di masa depan, tetapi sekarang, Porter telah menghancurkan meridiannya sendiri dan menjadi orang yang tidak berguna.

Di pihak Charlie, banyak orang merasa bahwa situasi ini sangat menggembirakan, tetapi wajah Helen dipenuhi oleh raut kepedihan.

Dia melihat Porter telah tumbuh dewasa. Dan, melihat keadaannya sekarang yang begitu sengsara, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bersimpati, dan bahkan berharap Charlie bisa melepaskan masalah ini dan tidak memperpanjangnya lagi.

Namun, ketika dia ingat bahwa Charlie sudah berpesan kepadanya untuk tidak menjadi penengah dan memohon pengampunan demi Porter, dia jadi tidak tahu bagaimana harus bersikap sekarang.

Pada saat ini, Charlie menatap Porter dengan wajah datar dan berkata dengan dingin, "Alasan mengapa kamu memutus seluruh meridianmu sendiri adalah karena kamu terlalu lemah dan berharap memperoleh ampunanku."

"Kelihatannya begitu gagah berani, tapi ini sebenarnya strategi orang yang putus asa! Semua yang kamu lakukan hanyalah demi menyelematkan peti mati orang tuamu! Aku tak akan terpengaruh!"

Begitu Porter mendengar ini, seluruh tubuhnya terasa lemas dan dia terus bersujud, membentur-benturkan kepalanya ke tanah!

Pada saat ini, dahinya sudah penuh darah, dan beberapa luka menganga terus-menerus mengucurkan darah, tetapi meskipun demikian, dia masih terus bertahan dan memohon dengan suara lantang, "Tuan Wade, tolong kasihani kedua orang tua saya!"

Charlie tetap tidak tergerak.

Ketika Porter mengangkat kepalanya, darah sudah mengalir ke seluruh wajahnya, dan dia terus memohon sambil meraung, "Tuan Wade! Tolong saya! Kasihani kedua orang tua saya!"

Charlie tampak seperti biasa, dia bahkan tidak sedikit pun melirik ke arah Porter yang sudah mandi darah.

Bagaimanapun juga, Porter telah mengancam untuk menyakiti kedua orang tuanya, jadi meski dia benar-benar mati di sini, Charlie tidak akan bersimpati sedikit pun.

Melihat ini, Porter kembali membentur-benturkan kepalanya dengan keras. Kali ini, darah yang pecah di kepalanya hampr menyembur ke luar mulutnya. Ia lalu berkata dengan begitu lemah, "Tuan Wade... tolong... tolong... Saya mohon kepada Anda... kasihan... kasihani... kasihanilah... orang tua... saya..."

Charlie Wade - The Amazing Son in Law (Indonesia) Bab 3301-3500Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang