Bab 3421

4.7K 62 9
                                    

Yule adalah seorang pria yang berapi-api dan memang tidak peka terhadap hal-hal seperti  ini.

Contohnya, seperti situasi yang sedang terjadi di aula perjamuan saat ini. Ia hanya merasa begitu bahagia dan bersemangat, dan tidak memperhatikan gadis-gadis lain itu. Di matanya, cara mereka menatap Charlie tidak ada yang aneh atau berbeda.

Tapi Rachel tidak sama seperti dia.

Perempuan secara kodrati memang memiliki perasaan yang halus, jeli dalam mengamati hal-hal kecil, dan intuisi mereka jauh lebih akurat dibandingkan pria. Jadi, ia tentu saja memperhatikan para gadis itu sejak awal.

Bagaimanapun juga, mereka yang suka rela naik ke Gunung Wintry untuk membantu Charlie meski di tengah ancaman Sepuluh Ribu Tentara adalah orang-orang yang bersedia mempertaruhkan hidup dan matinya demi dia.

Dan, para gadis ini, yang manapun di antara mereka, semuanya dengan kecantikan menawan, pergi ke Gunung Wintry tanpa keraguan sedikit pun. Ini saja sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa, di hati mereka, Charlie bahkan lebih penting dibanding nyawa mereka sendiri.

Sebagai sesama wanita, Rachel sangat memahami bahwa jika seorang wanita rela mati demi seorang pria yang seusia dengan mereka, tak akan pernah hanya demi membalas budi semata. Pasti juga ada perasaan mendalam yang terlibat di situ.

Dengan kata lain, bisa dipastikan bahwa gadis-gadis ini memendam perasaan cinta kepada Charlie.

Yule tidak memahami hal-hal seperti ini.

Dengan wajah kebingungan, ia bertanya, "Aku tidak mengerti. Apa ada yang salah?"

"Tentu saja." Rachel kemudian sengaja menarik Yule ke samping, menjauh dari Quinn, dan berkata dengan nada tegas, "Cara mereka melihat Charlie, tatapan mata mereka semuanya dipenuhi dengan rasa cinta."

Yule memicingkan matanya dan berkata sambil tersenyum, "Aku rasa semuanya karena rasa terima kasih! Kamu jangan lupa bahwa Charlie sudah sangat berjasa kepada mereka, jadi wajar saja kalau para gadis ini berterima kasih padanya."

Rachel menjawab dengan raut sangat serius, "Bagi wanita, secara kodrati, sulit untuk menghadapi rasa terima kasih yang mendalam. Apa kamu tak menyadari, di zaman dahulu atau di zaman modern ini, wanita rentan untuk jatuh cinta kepada pria yang bersikap baik kepada mereka?"

Yule tersentak, lalu berbicara kembali sambil tersenyum, "Mau bagaimana lagi? Ini di luar kendali kita."

Rachel menjawab dengan setengah berbisik, "Sayang, kamu tak bisa begitu saja mengabaikan semuanya. Para gadis ini seperti burung phoenix. Masing-masing dari mereka tak kalah dibandingkan dengan putri kita. Mereka akan menjadi pesaing Quinn di masa depan!"

Ia melanjutkan, "Coba lihat keluarga Schulz, Sophie, di usia begitu belia, sudah menjadi kepala keluarga. Bukan hanya itu, Charlie juga pernah menyelamatkan nyawanya, ibunya, dan kakaknya."

"Kebaikan yang begitu luar biasa semacam ini, gadis mana yang sanggup mengekang perasaannya? Jika ia bersaing dengan Quinn, belum tentu Quinn bisa mengalahkannya"

"Dan si Nanako itu, di usianya, juga merupakan pewaris keluarga Ito. Dia tidak hanya cantik jelita, tapi pembawaannya juga sangat lembut!"

"Meski kebanyakan orang di negeri kita bersikap memusuhi negaranya, tapi ada banyak orang yang memiliki penilaian yang baik terhadap wanita Jepang, yang juga menjadi nilai tambah..."

"Rosalie dan Jasmine, meski secara kekuatan mereka lebih lemah dibanding yang lain, tapi mereka berdua setia kepada Charlie dan, tidak seperti Quinn, Jasmine tinggal di Aurous Hill sedang Rosalie selalu berada di samping Charlie. Mereka berada lebih dekat dengannya dan ini juga keuntungan yang besar bagi mereka.."

Charlie Wade - The Amazing Son in Law (Indonesia) Bab 3301-3500Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang