Bab 3326

4.3K 39 7
                                    

Jeremiah tidak pernah menyangka bahwa tak satu pun dari putra dan putrinya mau menempatkan kehormatan keluarga di atas segalanya.

Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah bisa tetap hidup.

Ini membuatnya merasa begitu pilu.

Saat memikirkan hal ini, ia tidak bisa menahan diri untuk menghardik mereka dengan raut kepedihan di wajahnya saat ia berkata, "Kalian semua membujukku untuk menyetujui setiap persyaratan mereka, tapi apakah kalian ada yang berpikir tentang fakta bahwa mereka ingin mengambil peti mati Curtis?! Curtis adalah saudara kalian sendiri. Jadi, bagaimana bisa kalian memberikan peti matinya kepada orang lain supaya mereka bisa menginjak-injaknya? Jika demikian, meski kalian bisa tetap hidup selama puluhan tahun lagi, apa kalian punya muka untuk bertemu Curtis saat kalian mati nanti?!"

Hunter mengisap cerutunya. Kemudian, ia menguap dan tersenyum sambil berkata, "Aduuuh. Si kakek tua benar-benar memiliki pandangan ke depan yang sangat bagus. Tujuan utama tuan kami memang untuk menghancurkan tulang dan abu Curtis!"

Begitu mendengar kata-kata ini, Charlie merasakan dorongan yang tak tertahankan untuk langsung memuntir dan mencabik kepala Hunter lepas dari lehernya!

Tapi, Charlie berusaha menahan dorongan itu di dalam hatinya. Di saat yang sama, ia terus mengingatkan dirinya sendiri di dalam hati, 'Tenang. Tenang! Jika aku tidak bisa menahan ini, aku akan mengacaukan rencana besarku! Jika aku menindak Hunter sekarang, Porter tidak akan pernah membawa peti mati orang tuanya ke Gunung Wintry besok!'

Pada saat ini, Carmen menundukkan kepalanya dengan penuh rasa malu saat mendengar kata-kata Hunter.

Tapi, raut wajah Clayton malah menjadi semakin serius saat ia berkata, "Ayah! Curtis sudah mati! Seperti kata pepatah, ketika orang mati, sama seperti api yang padam. Selain peti mati dan batu nisannya, tak ada yang tersisa dari mereka. Tapi kita semua masih hidup! Kita semua masih punya daging dan darah. Tidakkah kita perlu berpikir dan menimbang atas nama mereka yang masih hidup?!"

Felix juga angkat bicara, "Benar sekali, Kek! Paman kedualah yang sudah menyebabkan insiden ini. Itulah kenapa mereka menuntut balas kepada kita sekarang. Tak ada alasan bagi kita untuk menanggung kesalahannya."

Setelah berkata seperti itu, raut wajah Felix semakin dipenuhi kesombongan dan kebencian saat ia menatap Charlie, menggemeretakkan giginya, dan berkata, "Bahkan jika memang ada yang harus menanggung kesalahannya, maka Charlie yang harus melakukannya. Bagaimanapun juga, ia adalah a..."

Sebelum Felix bisa menyelesaikan kalimatnya, Jeremiah mengangkat tangannya dengan penuh amarah dan menamparnya berkali-kali sambil berteriak murka, "Bangsat! Tutup mulutmu!"

Setelah itu, raut keletihan memenuhi wajah Jeremiah karena ia merasa benar-benar kecewa melihat sifat asli anak cucunya, dan ia pun meraung, "Kalian semua tidak lebih dari orang-orang rakus yang takut mati! Andai putraku, Curtis, masih hidup, ia tidak akan pernah jadi begitu mengecewakan seperti kalian sekarang!"

Setelah itu, air mata jatuh bercucuran di wajah Jeremiah. 

Saat ini, ia merasa begitu kecewa terhadap anak cucunya.

Felix tadi memang sengaja ingin membocorkan identitas Charlie sebagai anak Curtis untuk mengalihkan kemarahan Sepuluh Ribu Tentara kepada Charlie, tapi ia sama sekali tak menyangka kalau Jeremiah akan menampar wajahnya sebelum ia selesai berbicara.

Ia merasa sangat marah dan hampir meneriakkan siapa Charlie sebenarnya, tapi Ayahnya, Clayton, melotot dan membentaknya dengan keras, "Anak kurang ajar! Tutup mulutmu!"

Clayton sangat paham bahwa meski mereka mengungkap identitas Charlie sekarang, masih sangat kecil kemungkinannya Sepuluh Ribu Tentara akan melepaskan anggota keluarga Wade hanya karena hal ini.

Sebaliknya, Felix sudah pasti akan membuat Jeremiah semakin murka.

Meski Jeremiah sudah menolak persyaratan lawan, jalan ke luar dari masalah ini masih di tangannya. 

Jika akhirnya ia bisa berpikir jernih dan menerima persyaratan yang diajukan oleh Sepuluh Ribu Tentara, ketika semua masalah sudah selesai, sebagai kepala keluarga Wade, Jeremiah masih tetap berkuasa penuh atas setengah aset keluarga Wade yang tersisa. 

Tapi, saat itu, Jeremiah tidak akan mempercayai Felix lagi karena sudah mengkhianati Charlie, dan sebagai akibatnya, Felix akan menyeret Clayton jatuh bersamanya. 

Karena itu, Clayton tidak mau Felix menutup pintu peluangnya sendiri saat ini. 

Setelah dibentak oleh ayahnya, Felix tidak berani berkata apa-apa lagi.

Jeremiah bahkan enggan melihat dirinya saat ini. Sebaliknya, ia membalikkan badannya untuk menatap Charlie dan bertanya, "Charlie, menurutmu, apa yang harus kita lakukan dalam situasi sekarang?"

Charlie Wade - The Amazing Son in Law (Indonesia) Bab 3301-3500Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang