Ujian periode berakhir. Akademi Fenghuang membuka kembali sekolah seperti biasa. Di hari pembukaan, kepala sekolah mengumumkan pemenang ujian kali ini dan seperti yang diharapkan peringkat tertinggi ditempati oleh tim Putera Mahkota. Di aula itu, semua orang tidak bisa tidak melihat tim yang kini hanya tersisa tiga orang. Kabar tentang Zhang Junqing dan Lin SuYin yang dicap sebagai pengkhianat telah beredar, namun akademi tampaknya tidak ingin mengungkitnya lebih lanjut.
Huo Yi, Xu Ze dan Liu Meimei tetap mendapat mendapatkan hadiah mereka atas upaya mereka mengatasi bandit. Kepala sekolah tampaknya juga bersikap bias, tidak ada yang tahu apa yang dipikirannya dengan memberikan hadiah pada tim yang membantu seorang pengkhianat. Akan tetapi, mereka ingat kembali bahwa Akademi Fenghuang memiliki yurisdiksinya sendiri dan masalah negara tidak bisa dikaitkan dengan mereka sama sekali.
Xu Ze melihat kembarannya yang menerima penghargaan tertinggi di atas panggung dibelakang Putera Mahkota, tidak bisa tidak mengepalkan tangan. Ketika kedatangannya kembali dari Xinjiang Selatan. Seluruh keluarga Xu tampaknya sudah memihak kepada Xu Zi yang kini mendapatkan kepercayaan Putera Mahkota. Statusnya sebagai pewaris goyah seketika namun entah kenapa Xu Ze tidak merasa sesak tentang itu. Dia muak. Dengan seluruh Kekaisaran dan keluarganya.
Tidak ada yang berbicara diantara mereka tiga. Wajah mereka diwarnai kelabu. Begitu acara itu selesai, Huo Yi menepuk pundaknya. Ujian periode ini membuat Huo Yi yang mulanya di kelas merah kini melesat naik ke kelas ungu. Kemampuannya berkembang pesat dan beberapa penatua juga meliriknya. "Tuan muda Xu, aku akan pindah ke kelas ungu hari ini. Bagaimana jika kita menjadi teman sekamar?"
Xu Ze tersenyum. Dia muak dengan keluarganya jadi dia tidak akan kembali ke tempat yang sama dengan Xu Zi. "Baik."
Mereka menempati kamar yang dulunya diisi Lin SuYin. Sebelum ujian periode, mereka menggunakan kamar ini sebagai markas mereka dan membicarakan strategi bersama. Momen yang tidak bisa dibilang lama itu sebenarnya cukup menyenangkan. Huo Yi duduk di ranjang dan menghela napas. "Banyak hal terjadi."
Xu Ze mengangguk, dia duduk di kursi menatap kosong pada gumpalan awan mendung di langit. "Aku merasa sangat marah, entah kenapa."
Huo Yi merasakan hal yang sama.
"Semua orang di kerajaan ini, semua bangsawan itu. Keluargaku dan Putera Mahkota. Mereka semua licik." Gumam Xu Ze. "Kembali ke tempat ini membuatku merasa tercekik. Apa kamu mengerti?"
Huo Yi mengangguk. "Sungguh tidak terduga, bukan?"
"Semua yang terjadi di Xinjiang Selatan seharusnya ulah Kaisar Nian Zhen. Putera Mahkota seharusnya sudah tahu itu semua." Xu Ze menggerakkan gigi. "Mereka menjijikan!"
"Kita mulanya berniat menghentikan perang dua negara. Siapa sangka perang itu memang dipancing oleh negara kita sendiri. Seperti menginjak perangkap yang dirancang oleh seseorang yang seharusnya kita lindungi. Kamu tahu? Perjalanan ini benar-benar membuka mataku." Huo Yi berkata dengan cahaya mata yang redup. "Bahwa manusia itu benar-benar mengerikan."
Mata Xu Ze merah. "Aku ingin kembali, aku ingin membantu mereka."
Tubuh Huo Yi tersentak. "Aku juga." Pelupuk matanya juga basah. "Aku harap mereka baik-baik saja."
Di luar kamar, Liu Meimei bersandar di pintu mendengarkan dengan air mata mengalir di pipinya.
Di suatu tempat di Xinjiang Selatan. Terowongan itu gelap dan panjang dengan aroma busuk di segala arah. Di ujungnya, suara-suara jeritan mengerikan bergema. Seperti seekor binatang yang disiksa atau mungkin raungan seekor monster. Energi yin di tempat ini kental hingga membuat siapapun merasa sesak.
"Kenapa kamu membawaku kemari? Kita seharusnya membantu Xiao Yin sekarang." Pria berpakaian putih itu mendengus sedangkan disampingnya pria tampan berpakaian serba hitam berjalan santai sembari mengorek telinganya.
"Apa kamu tidak mendapat pesan dari orangtua itu? Kita tidak boleh membantunya kecuali dalam keadaan terdesak."
"Adikku sedang terdesak saat ini." seru Bai Hu.
Qilin menggeleng pelan. "Bai Hu, aku juga mengkhawatirkannya. Tapi musuh kita kali ini tidak sederhana. Aku memiliki firasat yang sangat buruk. Orang tua itu melarang kita para dewa binatang muncul di hadapan mereka pasti bukan tanpa alasan."
"Maksudmu kamu takut?"
Qilin tertawa keras. "Aku takut? Yang benar saja." Dia melirik saudara kelimanya itu dengan alis terangkat. "Sebut saja dengan waspada."
Bai Hu melipat tangan di dada. "Kembali ke pertanyaan awal. Kenapa kamu membawaku kesini?"
"Aku merasakan energi yin yang sangat pekat di sekitar sini. Huang Long berkata bahwa beberapa saat lalu dia merasakan pergerakan energi yin yang sangat kental di laut Xinjiang Selatan dan berakhir menemui binatang iblis tingkat tinggi. Aku pikir tempat ini ada hubungannya dengan binatang itu."
Keduanya berjalan menuju ujung terowongan. Langkah mereka bergema dan raungan itu semakin lama semakin jelas. Di ujung lorong itu terdapat sebuah pintu kayu tinggi dengan segel ganda. Bukan masalah besar bagi Qilin untuk membukanya.
Begitu pintu kayu itu terbuka. Energi yin yang kental hingga berwarna kehitaman di udara berhembus dahsyat keluar. Bai Hu mengerutkan kening dengan jijik dan menutupi wajah tampannya dengan lengan.
Qilin masuk dan tertawa keras. "Sudah kuduga."
Bai Hu mengikuti Qilin dan matanya seketika melebar. Di depan mereka, terdapat lorong batu lainnya yang dipenuhi dengan kandang dan jeruji penjara. Semua kandang itu disegel dengan kuat agar tidak ada satupun isinya yang lepas. Di dalam kandang itu, mata-mata merah menyala dalam kegelapan disertai raungan dan aroma busuk.
"Apa ini?" Bai Hu mengibaskan tangan di depan hidungnya untuk menghalau aroma tidak sedap.
"Apa lagi? Ini salah satu laboratorium mereka. Mereka mungkin melakukan ritual pemanggilan binatang iblis dari neraka di tempat ini. Tunggu! Tampaknya beberapa binatang mereka buat sendiri. Ada rune aneh disini, akan aku minta Huang Long menyelidikanya. Dia ahli dalam hal itu."
Alis Bai Hu terangkat. "Heh, manusia itu benar-benar membangkitkan binatang iblis. Tindakan mereka melawan kehendak Kaisar Dewa." Dia menoleh pada Qilin. "Lalu, mau kamu apakan mereka?"
Qilin tersenyum menggoda. "Kamu mau memeliharanya?"
"Bermimpi." Bai Hu memutar matanya malas, berbalik dan mengibaskan lengan jubahnya. "Aku pergi, kamu urus mereka sendiri. Tempat ini membuatku mual."
Qilin tersenyum miring. "Baiklah sayangku." Detik berikutnya dengan jentikan jari. Seluruh lorong penjara dan ratusan binatang di dalamnya terbakar menjadi abu.
SEGERA
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Guardian of Forest [Original Story]
FantasyWARNING [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Mengandung Unsur Kekerasan dan LGBT. Homophobik dan reader dibawah usia 18 tahun dilarang mampir!! Lin SuYin tidak pernah mengenali orangtuanya. Dia hanya tahu bahwa ketika kecil, leluhur phoenix menyelamatkan dan me...