Kereta tua berjalan lambat di jalan berbatu, di dalamnya pria yang tampak seperti pengemis berbaring dengan malas. Kusir kereta itu melirik ke dalam dengan kesal, ketika melihat penampilan orang ini dan dia berkata bahwa ingin pergi ke provinsi Hebei, kusir itu sebenarnya ingin menolak. Bagaimanapun pria itu terlihat seperti pengemis, bagaimana jika orang ini tidak bisa membayarnya?
Namun mengingat dia kekurangan uang dan tidak ada pelanggan datang padanya. Kusir itu mencoba peruntungannya dan menerimanya. Akan tetapi, dia tidak berhenti mengoceh sepanjang jalan, "Aku punya dua anak dan seorang istri yang harus diberi makan, aku bisa memberimu diskon selama kamu benar-benar membayar!"
Kalimat itu sudah diulang berkali-kali, pengemis itu mengusap telinganya yang terasa panas. Dia mengambil koin emas dari lengan bajunya dan melemparkannya ke samping kusir. Kusir itu menoleh dan terbelalak, hatinya bahagia dan sikapnya lebih sopan. Namun dia tidak mau meminta maaf dan hanya tertawa.
"Seharusnya kamu memberitahuku kalau kamu memang punya uang."
Pengemis itu mendengus. "Bukankah aku berkali-kali mengatakan padamu kalau aku akan membayar."
Pengemis itu mengeluarkan tawa canggung, mengambil koin emas dan menggigitnya. Ketika memastikan itu asli dia dengan senyum lebar memasukannya ke pakaiannya. "Baiklah, aku akan mengantarmu ke Provinsi Hebei secepat mungkin! Tapi ngomong-ngomong, untuk apa kamu ke tempat miskin itu?"
"Kurangi bicara dan antar saja aku kesana."
Namun kusir itu terlalu bosan dan tidak berhenti bicara, "Darimana kamu berasal Tuan?"
"Ibukota." jawab pengemis itu sambil menguap.
Kusir itu terkejut, "Kamu sebenarnya berasal dari ibukota tapi er.." dia ingin bertanya kenapa seseorang dari ibukota berakhir berpenampilan seperti ini.
Pengemis itu mengerti kebingungannya dan berkata, "Aku seorang pedagang, karavanku diserang bandit, hanya dapat menyelamatkan sedikit harta dan melarikan diri."
"Ah!" Kusir itu mengangguk mengerti, dia berbicara antusias, "Penyerangan bandit memang sering terjadi akhir-akhir ini!"
"Oh." Pengemis itu mengangkat alis, "Apa kamu pernah diserang bandit?"
"Tidak." Kusir itu menggeleng, dia tertawa, "Kereta ku terlalu tua, kudaku juga tua. Dilihat darimanapun tidak akan banyak menyimpan harta mana mungkin bandit tertarik. Mereka sering mengincar kereta mewah milik para pedagang dan bangsawan."
Pengemis itu berpikir itu masuk akal.
"Ngomong-ngomong aku dengar Jenderal Agung Hong meninggal, apa kabar itu benar?"
Tubuh pengemis itu tersentak.
Kusir lanjut berbicara, "Aiyo, sungguh menyedihkan. Aku ingat betul betapa hebatnya Jenderal Agung saat itu. Dia memenangkan banyak perang dan sangat mulia. Sayang sekali dia malah berselingkuh dengan Permaisuri dan dipenjara sampai mati. Apa yang sebenarnya dia pikirkan? Selain itu bukankah Permaisuri begitu bodoh."
Hong Baoyu, pengemis itu memiliki wajah dingin. Dia sudah dikurung puluhan tahun dan baru melihat dunia luar, tidak menyangka Wang Peiyu akan berani menyebarkan kabar seperti ini sehingga mempermalukan shijie-nya yang sudah meninggal. "Tutup mulutmu."
Kusir itu tersedak, tahu bahwa kata-katanya tidak boleh sembarangan diucapkan. Pada pagi dini hari, kereta itu tiba di Provinsi Hebei. Hong Baoyu memberikan sepuluh perak lagi kepada kusir hingga membuat kusir itu bahagia. Dia tidak berniat untuk mencari penginapan, tujuannya ke Hebei adalah untuk menyewa kapal menyeberang ke Xinjiang Selatan.
Dia ingin mencari anak shijie-nya, untuk itu terlebih dahulu dia harus kembali ke klan untuk mencari informasi. Akan tetapi, ketika dia tiba di dermaga, dermaga itu telah kosong. Seorang penjaga dermaga mengatakan bahwa kapal-kapal itu berangkat dua jam yang lalu dan batch pengantaran barang selanjutnya adalah besok lusa, artinya kapal pedagang itu akan tiba besok siang hingga sore.
![](https://img.wattpad.com/cover/198314518-288-k37246.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Guardian of Forest [Original Story]
FantasyWARNING [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Mengandung Unsur Kekerasan dan LGBT. Homophobik dan reader dibawah usia 18 tahun dilarang mampir!! Lin SuYin tidak pernah mengenali orangtuanya. Dia hanya tahu bahwa ketika kecil, leluhur phoenix menyelamatkan dan me...