Lin SuYin merasa seluruh tubuhnya terombang-ambing. Sepersekian detik sebelum ledakan itu, anting di telinganya bergetar dan barrier berwarna emas yang tebal mengelilinginya bersama Zhang Junqing.
Barrier itu seperti ruang hampa udara, dia tidak bisa mendengar apapun dan merasakan apapun. Tidak tahu malam dan siang hingga setelah entah berapa lama dia merasakan indera pendengarannya menangkap suara ombak. Barrier itu pecah dan dia jatuh dengan punggung menabrak bebatuan kecil.
"Aw!"
Menyakitkan rasanya ketika seluruh tubuhmu yang awalnya mati rasa lalu tiba-tiba membentur sesuatu. Namun dia segera panik. "Junqing!" Lin SuYin duduk dan menemukan kekasihnya terbaring tidak jauh dari tempatnya terjatuh.
Lin SuYin menyeret tubuhnya mendekat. Barrier itu mengenalinya sebagai Tuan dan melindunginya secara penuh namun tidak dengan Zhang Junqing. Meskipun barrier itu melindungi nyawanya, dia masih menerima dampak dari ledakan itu, belum lagi luka parah akibat pertarungan dengan Wang Ying.
Jubah perang yang dikenakan Zhang Junqing hancur, ada luka bakar di bagian pinggang dan beberapa memar pertarungan di leher dan lengannya. Lin SuYin meletakan telapak tangannya di kening kekasihnya, hanya bisa merasakan panas menyengat karena aliran qi yang tidak teratur.
"Qing, kamu mendengarku?"
Lin SuYin memanggil lembut namun penuh kecemasan.
Kelopak mata Zhang Junqing bergetar, kemudian mata yang indah itu terbuka. Lin SuYin belum sempat merasa senang ketika Zhang Junqing meringis memegangi dadanya kemudian meludahkan beberapa teguk darah. Lin SuYin segera beralih ke punggung kekasihnya, mengalirkan energi spiritualnya untuk membantu aliran qi yang mengamuk di tubuh Zhang Junqing.
"Apa kamu baik-baik saja?"
"Meskipun aku mampu mengeluarkan banyak elemen, basis elemen di tubuhku tetap api. Sangat kompatibel dengan milik Wang Ying." Zhang Junqing menghela napas. "Energi spiritual dari ledakan itu masuk ke dalam tubuhku, hanya saja karena jumlahnya terlalu banyak membuat aliran qi ku menjadi kacau."
Lin SuYin merasa usahanya sia-sia. Aliran qi di dalam tubuh Zhang Junqing ganas seperti tsunami. "Apa yang harus aku lakukan?"
Zhang Junqing tersenyum, menggeser tubuhnya dan berbalik untuk menggenggam tangan Lin SuYin. "Ini bukan sesuatu yang buruk. Aku hanya harus berkultivasi agar bisa menyerap energi ledakan itu. Ini sebenarnya sesuatu yang baik. Hanya saja..." Zhang Junqing melihat sekeliling. "Aku tidak tahu dimana kita sekarang."
Mereka sekarang berada di tepi pantai dengan pasir berbatu, di bagian belakang mereka ada tebing batu yang curam. Tidak ada tanda-tanda kehidupan seperti perkampungan penduduk sejauh mata memandang. Tapi tampaknya juga bukan sebuah pulau tak berpenghuni.
Zhang Junqing menebak mereka jatuh di pantai yang sunyi yang berada jauh di pinggiran kota. Dia meletakan peta dunia di tas ajaibnya, hanya saja tas itu kini raib bersama jubah perangnya yang rusak. Dia hanya bisa berharap tempat ini tidak terlalu jauh dari Xinjiang Selatan.
"Dari perkiraanku, aku perlu waktu setidaknya satu minggu untuk menyerap semua energi spiritual dari ledakan itu. Sebelum itu, kita perlu menemukan tempat yang aman."
Lin SuYin menginjak-nginjak tanah, mencoba merasakan energi alam di sekitarnya dan dengan tarikan napas sebuah batang kayu keluar dari tanah perlahan membentuk pilar-pilar bangunan gubuk kecil namun kokoh. "Tempat ini cukup aman, bagaimana jika sementara kita tinggal di sini?"
Zhang Junqing tersenyum. "Yah tidak masalah. Tapi..."
"Kamu bisa berkultivasi dengan tenang, aku bisa menjagamu dan menjaga diriku sendiri." Lin SuYin berkata yakin.
Akhirnya Zhang Junqing melakukan kultivasi pintu tertutup di gubuk kecil itu. Dalam waktu seminggu, dia tidak akan bangun apapun yang terjadi dan Lin SuYin juga akan berusaha agar menjaga kekasihnya tetap aman selama kultivasinya.
Besok harinya, Lin SuYin berjalan-jalan di sekitar pantai untuk mencari informasi dan makanan. Perlu waktu lama sampai dia akhirnya menemukan tanda-tanda pemukiman manusia. Ada pantai berpasir lain sekitar lima mil tempat para nelayan berlabuh. Lin SuYin juga menemukan pasar kecil tidak jauh dari sana.
Dari informasi yang dia peroleh dari pedagang. Tempat ini bernama Desa Hsu yang merupakan bagian dari Kerajaan Hainan di Benua Tengah. Xinjiang Selatan sendiri sebenarnya juga salah satu kerajaan di wilayah Benua Tengah, hanya saja butuh waktu hingga dua bulan dengan perjanan darat untuk kesana.
Beruntung tempat ini masih menggunakan emas dan perak sebagai mata uang sehingga Lin SuYin masih bisa membeli beberapa pakaian ganti dan selimut untuknya dan Zhang Junqing.
"Aku belum pernah melihatmu sebelumnya, darimana kamu berasal?" Tanya wanita tua penjaga kedai makanan.
Lin SuYin telah mengganti pakaiannya, kain baju itu kasar dan berkualitas rendah namun setidaknya cukup hangat dan nyaman. Tanpa jubah terbaik yang dia pakai sebelumnya, Lin SuYin tampak seperti pemuda desa yang luar biasa cantik dan tampan.
"Aku pendatang dari Desa lain. Baru tiba kemarin."
"Pantas aku merasa wajahmu sangat asing. Pemuda setampan kamu, Andai aku melihatnya sebelumnya aku tidak mungkin mudah melupakannya." Wanita tua itu tertawa. "Apa kamu sudah punya istri? Aku punya cucu perempuan seumuranmu. Cantik dan pandai memasak."
Lin SuYin menggaruk pipinya. "Aku sudah punya pasangan."
Wanita tua itu terkejut. "Ah sayang sekali. Dimana kamu tinggal? Aku tidak mendengar ada seseorang membangun rumah baru di desa."
"Ah soal itu. Bibi, apa kamu tahu kenapa tidak ada orang yang membangun rumah di sekitar tebing batu di sana?"
"Kamu mau membangun rumah di sana?!" Wanita itu terkejut.
Melihat keterkejutannya, Lin SuYin berubah bingung. "Apa ada yang salah dengan tempat itu Bibi?"
"Nak, kamu seorang pendatang jadi kamu mungkin tidak tahu. Kamu lebih baik menjauhi tempat itu..." Wanita tua itu merendahkan suaranya. "Tempat itu berhantu."
"Berhantu?" Lin SuYin terkejut. Dia selalu tidak menyukai konsep tentang hantu, mayat hidup atau roh ganas.
"Ya!" Wanita tua itu menawarkan kursi. "Mau minum teh sambil mendengarkan cerita?"
Lin SuYin perlu informasi jadi dia menyetujui. Wanita tua itu menyajikan teh yang hambar. Desa itu tidak terlalu makmur jadi sangat jarang penduduknya memiliki teh berkualitas.
Wanita tua itu bercerita bahwa sebelumnya ada beberapa orang yang membangun rumah disana. Kebanyakan dari mereka adalah pemburu. Di belakang tebing curam itu ada hutan belantara yang luas, para pemburu itu bermaksud membangun rumah untuk menyimpan hasil buruannya di sana. Namun siapa sangka orang-orang itu menghilang.
Para pemburu itu memiliki hubungan baik dengan warga desa, sebagian besar daging di desa berasal dari mereka. Jadi ketika tidak ada satupun pemburu yang mengantarkan daging, akhirnya warga desa mencoba mencari mereka kesana. Tapi siapa sangka pemukiman mereka kosong. Tidak ada seorang pun tersisa di sana.
"Mungkin saja mereka pindah ke suatu tempat?"Lin SuYin bertanya.
"Tapi semua daging buruan mereka masih ada di sana. Daging-daging itu berharga, mustahil bagi mereka untuk pergi meninggalkan semuanya begitu saja."
Warga desa mencurigai bahwa para pemburu ini diserang binatang buas di hutan. Jadi banyak dari mereka berbondong-bondong ke hutan untuk menolong atau setidaknya mencari jasad mereka.
"Apa jasadnya ditemukan?"
"Ya tapi..." Wanita tua itu diam sejenak, wajahnya memucat ketakutan. Lin SuYin bisa melihat tangan wanita itu gemetar.
"Seolah seluruh darah dan organnya dihisap kuat oleh sesuatu. Semua pemburu itu... Jasadnya hangus dan kering."
Bersambung....
Last Update: 04/03/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Guardian of Forest [Original Story]
FantasyWARNING [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] Mengandung Unsur Kekerasan dan LGBT. Homophobik dan reader dibawah usia 18 tahun dilarang mampir!! Lin SuYin tidak pernah mengenali orangtuanya. Dia hanya tahu bahwa ketika kecil, leluhur phoenix menyelamatkan dan me...