Yang terpasung

651 40 0
                                    

Dentingan sendok dan garpu beradu, menghantam permukaan piring hingga meramaikan keadaan di ruang makan keluarga Manggala. Suasana kembali menghangat seperti dulu lagi dengan berkumpulnya seluruh anggota keluarga ditambah satu orang lagi yang rencananya akan ikut bergabung ke dalam list anggota keluarga itu. Namanya Arabella Milanello.

Tak menutup kemungkinan sebab kehadirannya telah disambut baik oleh Reno dan Mia, apalagi Zefa yang dari tadi terlihat sangat senang dengan kedatangan kakak cantiknya yang beberapa hari ini memang sudah dekat dengannya. Kalau Algio jangan ditanya, mau presiden pun yang datang dia tetap tidak akan perduli. Entah bagaimana tipe cewek seorang Algio Renandra, apakah sikapnya tak jauh berbeda darinya atau justru sebaliknya? 

"Nambah lagi, sayang?" Semua mata tertuju pada Bella yang langsung menggeleng lemah.

"Nggak usah, Tan. Aku udah kenyang." Tolaknya sopan.

"Kok sayang?" Mereka, kecuali Algio yang nampak tak terusik, melirik Bara yang sedang protes. "Beauty ini cuma sayangnya Bara, ma. Kalian cukup panggil namanya aja." Sungutnya tak terima.

Mia menggeleng sembari mengulum senyum melihat tingkah anaknya yang satu itu. "Udah mulai posesif nih?" Candanya.

"Kayak papa nggak posesif aja, ma." Sindirnya melirik Reno melalui ekor matanya. "Udah gitu agresif lagi.  Ya nggak, ma?"

Uhukkk

Nyaris saja Reno kehilangan nyawa sepersekian detik akibat tersedak. Ia mendelik tajam pada sang putra yang kini tengah terkekeh melihat ulahnya. Senang sekali dia mengusik sang papa yang tidak pernah bisa diajak bercanda.

"Kakak cantik," kali ini fokus mereka beralih pada Zefa dan Bella. "Kakak pacaran sama kak Bara, ya?" Tanyanya.

Bella tertegun sejenak. Harus jawab apa? Iya, padahal kenyataannya tidak. Kalau tidak, nanti Bara marah dan melakukan sesuatu kepadanya.

"Calon kakak ipar Lo, little monster," sahut Bara.

Zefa menukik sebal.  "Ishh, kenapa kak Bara manggil aku little monster mulu, sih?" Protesnya.

"Karena_"

"Udah selesai, kan? Cepat ganti baju dulu," sela Algio yang tentu saja membuat Zefa memberengut.

Selalu saja digantungkan setiap kali ia menanyakan hal tersebut. Tapi gadis itu nampak tak acuh dan kembali melanjutkan makannya. Algio hanya bisa menghela napas pasrah, setidaknya percakapan mereka berhenti disitu. Cowok itu kali ini mendelik tajam pada Bara, hampir saja adiknya itu mengatakan kebenaran yang sedang mereka tutupi menyangkut kesehatan Zefa dan keselamatannya.

"Bella, katanya kamu pintar di sekolah, benar begitu?"

"Tidak terlalu pintar, om." Jawabnya terlihat sungkan.

"Dapet beasiswa?" Gadis itu mengangguk kecil. "Orang tua kamu?" Lanjut Reno bertanya tanpa menatap kearah gadis itu karena masih sibuk dengan makanan didepannya.

"Ayah sama ibu saya sudah meninggal semenjak saya SMP." Kali ini Reno terlihat menghentikan kegiatannya.

"Sekarang tinggal sama siapa? Terus yang biayai sekolah sama keperluan kamu siapa?" Mia angkat bicara setelah mendengar penuturan gadis itu, dia sama kagetnya dengan Reno.

"Saya tinggal sendirian, Tan. Makanya saya ngejar beasiswa supaya bisa tetap sekolah, dan untuk sehari-hari saya bisa kerja paruh waktu."

Kagum. Mia tersentuh dengan pengakuan gadis itu. Tak cuma baik, Bella juga anak yang pantang menyerah serta pekerja keras.

Tristis (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang