Miss melemparkan selang air dengan kesal usai api tersebut berhasil dipadamkan. Atensinya kembali tertuju pada Will yang juga tengah berupaya membantu menghentikan laju api yang merambat nyaris ke beberapa barang lainnya."Maafkan saya, Miss," ucapnya menyadari kehadiran Miss didekatnya.
"Hanya beberapa hari saya pergi, satu bangunan nyaris lenyap begitu saja. Kau benar-benar ingin saya menghabisi wanita tidak berguna itu, hah?!" Bentak Miss habis kesabaran.
Satu gudang tempatnya menyimpan semua pernak-pernik alias kenangan dari para korbannya hampir hangus terbakar tak bersisa. Beruntung, salah satu anak buah wanita itu menyadari saat tercium bau asap yang cukup menyengat. Miss yang kala itu sedang berada di kamarnya begitu terkejut mendapati seseorang mengirimkan gambar korek api yang berlatar belakang gudang kesayangannya. Tak berapa lama, suara teriakan yang memanggil Miss pun terdengar lantang mengisyaratkan bahwa telah terjadi kebakaran.
Miss seketika turun untuk mengeceknya, dan nyatanya benar. Para anak buahnya tengah berbondong-bondong berusaha memadamkan si jago merah itu dengan mengerahkan semua tenaganya sebab tidak memungkinkan jika menelpon petugas pemadam kebakaran. Itu sama artinya bunuh diri. Oleh sebab itu, mereka harus berupaya memadamkan kobaran api secara manual.
Tapi, dimanakah Will? Miss menyadari tidak ada keberadaan pria itu. Padahal Miss sudah pernah mewanti-wanti lelaki itu agar tidak lengah terhadap amanat yang diberikannya. Perempuan itu semakin murka ketika tahu bahwa Will sedang bersama salah satu tawanannya, wanita tidak berguna itu lagi.
Karena wanita itu, Will tidak sepenuhnya memusatkan perhatian kepada Miss. Harusnya dari dulu Miss bunuh saja dia. Persetan dengan permohonan Will, dia benar-benar sudah geram. Akibat kelalaian Will, Miss kehilangan beberapa koleksi jantung-jantung bolong kesayangannya yang diperoleh dengan susah payah.
Will menunduk dalam. "Maafkan saya, Miss. Saya janji kejadian ini tidak akan terulang lagi," nadanya betul-betul menyesal.
"Kapan saya menerima janji sebagai bayaran?" Miss menarik kerah baju lelaki itu dengan kasar. Will tidak menjawab sebab tahu dirinya memang bersalah. "Kita lihat, hukuman apa yang pantas untuk orang seperti mu." Lanjutnya kemudian mendorong kuat tubuh pria itu.
Will menyaksikan langkah Miss dengan perasaan yang campur aduk. Tiba-tiba pikirannya tertuju pada sang kekasih yang masih disekap di ruangan itu. Tidak! Apakah Miss akan membunuh kekasihnya atas kesalahan yang Will perbuat? Benarkah? Ini tidak bisa dibiarkan. Will lebih baik kehilangan nyawanya jika sang kekasih juga mati.
"Berhenti!" Miss mencengkram kuat tangan Will saat pria itu dengan lancang mendahului langkahnya.
"Silahkan hukum saya, Miss. Tapi jangan sakiti dia," Will terus mencoba bernegosiasi, karena yakin jika Miss saat ini menargetkan kekasihnya tersebut untuk tumbalnya.
"Willandika!" Miss dan Will membalikkan tubuhnya, menghadap seorang wanita paruh baya dibelakangnya.
"He's William." Sanggah Miss tidak terima.
Wanita yang nyaris menginjak kepala enam itu hanya melirik Miss sekilas tanpa menampik ucapannya, kemudian mendelik pada Will.
Pria itu menggeleng kuat. "Jangan, saya tidak akan membiarkan kalian menyakitinya," dia terus memberontak pada cengkraman Miss yang teramat kuat itu.
"Apa yang anda lakukan di sini, mom?" Miss bertanya dengan nada sinis.
Wanita yang dipanggil mom itu tidak menjawab, dia malah memanggil dua orang bodyguardnya kemudian mengarahkan mereka ke sebuah ruangan. Will melotot tak percaya, itu jalan menuju ruangan kekasihnya tersekap. Mereka mau melakukan apa? Mereka tidak boleh membunuhnya!

KAMU SEDANG MEMBACA
Tristis (TAMAT)
Mystery / Thriller( BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA) 🏅Rank 1 #detective #Riddles #murung #Toxic #psychokiller #Latin Arabella Milanello, cewek yang dijuluki semua orang sebagai cewek cupu, korban bullying yang membalut sejuta luka dengan senyum hangatnya. Hidupnya s...