Apartemen

1.6K 77 2
                                    


"Astaghfirullahal'adzim" ucapnya terkejut setengah mati sembari mengelus dada mencoba bersabar melihat kelakuan keponakannya itu.

"Baraaa!" Kesalnya berteriak tertahan dengan gigi bergemelatuk.  Dia menghela napas berat terduduk lesu diatas lantai, seketika ia ingin menangis kemudian menengadahkan tangan seraya berdo'a kepada yang maha kuasa.

"Ya Allah, cabut aja nyawa hamba. Nggak apa-apa masuk neraka juga, saya sudah siap. Daripada makan hati terus, mending saya mati aja, ya Allah!" ujarnya mendramatis.

Bagaimana Dewi tidak shock, ketika pulang mendapati rumahnya telah berantakan persis seperti kapal pecah. Sedangkan pelakunya terbaring santai disofa dengan kondisi kacau sambil memainkan game favoritnya "Pou."

Cowok itu melirik sejenak kemudian terkekeh geli melihat ekspresi Dewi. "Tante tenang aja, dijamin masuk neraka jalur VIP. Lolos tanpa syarat." celetuknya tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponselnya.

Dewi mengusap wajahnya dengan kasar. "Sehari aja, bisa nggak  jangan buat Tante naik darah?" omelnya mulai membersihkan sampah dan pecahan vas bunga yang entah bagaimana bisa pecah padahal lokasinya bisa dibilang tersudut.

"Nih tan, biar adem." Bara melempar sebuah permen berbungkus kapsul pil yang menggelinding langsung kebawah kaki Dewi.

Wanita setengah baya itu memungutnya karena penasaran, lalu membuka isi kapsulnya.  Seketika matanya melotot sempurna. "Bara!" Teriaknya murka lalu melempar serbuk kapsul itu hingga membuat isinya berserakan dimana-mana.

"Bwahhhaaahhha" cowok itu tidak bisa menahan diri hingga tergelak, merasa puas karena berhasil mengerjai tantenya itu sampai-sampai perutnya sakit akibat tertawa.

"Kamu mau bunuh tante!" Lagi, bukannya menjawab gelak tawa menggelegar semakin kencang membuat Dewi benar-benar kesal dengan tingkah laku keponakannya itu.

"Bisa-bisanya kamu dapat arsenik, dasar ponakan da'jal. Kalau bukan kepaksa, udah saya jual ketukang daging disamping pelabuhan." Cercanya dengan dada naik turun menahan emosi.  Tukang daging yang dimaksud,  Jika diartikan kedalam kamus psikopat yakni sosok “pembunuh berantai” yang menjadi target pencarian mereka beberapa bulan lalu.

Arsenik sendiri dijuluki sebagai raja  racun yang sangat mematikan, sebab zatnya yang tidak terdeteksi lantaran tidak berbau, tidak berwarna dan tidak memiliki rasa.  Racun ini sangat mudah menyatu dengan air ataupun jenis makanan lainnya. Hanya butuh 200 mg atau setara dengan satu tetes hujan bisa menyebabkan manusia mati. Racun ini juga diyakini sebagai penyebab meninggalnya Raja George III dari Inggris, Napoleon Bonaparte, Simon Bolivar, hingga kaisar Gaungxu dari China.

Meski tidak mudah terdeteksi, bukan berarti tidak bisa. Dewi sangat ahli mengenali jenis racun jadi ia tidak bisa ditipu dengan mudahnya.

Kesal, Dewi memunguti beling lalu melemparnya kedalam tong sampah yang sudah dipegangnya dari tadi. "Kalau begini terus, mending  bunuh diri ajalah." frustasinya.

"Ya udah sini," sahut Bara membuat Dewi mengernyit bingung.

"Apanya?" Tanyanya ngegas.

"Ginjalnya satu, sayang kan daripada mubazir. Mending dijual biar nambahin pahala." Celetuknya lempeng. Sontak Dewi tercengang hingga kotak sampah ditangannya terlepas. Keponakannya itu sungguh menjengkelkan.

Tiba-tiba raut Dewi berubah datar, dia langsung bergegas kekamar dan kembali dengan secepat kilat.

"Apartemen Batu Ireng no. 55." Ucapnya menyerahkan kunci kepada Bara. Sembari mengulum senyum cowok itu bangkit dan mengambil ancang-ancang untuk kabur sebelum semprotan naga mengeluarkan api yang bisa membakar hangus seisi bumi.

Tristis (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang