kucing

792 49 0
                                    


_____ Bella terpaku ditempatnya saat melihat sebuah truk dengan kecepatan tinggi dari arah depan.  Sebuah ide gila terlintas begitu saja dibenaknya.

Mencoba tenang, dia melangkah mundur sedikit untuk mengambil ancang-ancang, bersiap menabrakkan diri ke mobil truk itu.  Jarak truk itu  tinggal beberapa meter lagi, Bella memejamkan matanya dan.........

Brukkk 

Truk itu mengerem mendadak hingga tercipta suara decitan panjang yang memekakkan telinga.  Dua orang yang diduga sopir dan kernet truk tersebut keluar menghampiri tubuh yang sudah terkulai diatas aspal.

Sopir truk mendekati Bella yang jatuh di dekat trotoar, sementara kernet truk menghampiri tubuh cowok yang terbaring tepat di samping jalan.

"Bara," panggil Bella setelah berhasil berdiri dibantu sopir truk. Ia berusaha berjalan secepat mungkin menghampiri cowok itu.

"Aduh, sakit, aww..... tolong, kaki gue patah." Lirih Bara mengerang kesakitan.

"Kamu nggak apa-apa?"

Bara tercengang ketika Bella malah meraih kucing dalam dekapannya yang tadi dia selamatkan, dan lebih memilih untuk menanyakan keadaan hewan berkaki empat itu dibandingkan dirinya. Dikira kucing itu bisa menjawabnya.

"Makasih ya, Bara. Kamu udah nolongin kucing ini." Ucapnya sambil mengelus bulu lembut kucing itu.

"Dek, lain kali jangan begitu. Kalau kamu ketabrak gimana? Nanti saya yang disalahin." Ujar sopir truk.

Bella menunduk menyesal. "Maaf pak, lain kali nggak akan saya ulangi. Maaf ya, pak?"sesalnya.

"Iya udah, untung aja pacarnya gesit. Tolong pacarnya diobatin dulu, tangannya itu kasihan berdarah." Suruhnya melihat kondisi Bara yang masih setia dengan akting meringis.

"Pa_pacar? Iya pak," ujar Bella tak yakin.

Setelah memastikan kondisi Bara dan Bella tidak apa-apa, sopir dan kernet truk itu langsung tancap gas melanjutkan perjalanan mereka.

"Eh Lo, malah bengong. Bantuin gue, kaki gue patah ni, gara-gara nolongin lo," cerca Bara yang masih terduduk di atas trotoar jalan.

"Kan yang kamu tolongin kucing ini," timpalnya dengan polos.

"Ya udah, suruh tuh kucing ngurut kaki gue," titahnya.

Bella memandang Bara terkejut. "Emang bisa?" Tanyanya.

Bara mendengus. "CK, ya nggak bisa lah, dodol!"

"Maaf," cicitnya sambil menunduk.

"Sini," Bara mengisyaratkan dengan jari telunjuknya agar Bella mendekat. Gadis itupun menurut patuh.

"Cium."

"Hah?" Bella menatap Bara tak mengerti.

Cowok itu mengetukkan jari telunjuk ke pipi kanannya. "Cium," ulanginya.

Sontak Bella menggeleng cepat. "Enggak." Tolaknya.

"Lo mau nolongin gue, nggak?" Tuntut Bara.

"Mau, tapi_"

"Ya udah cepetan, gendong!"

"Gendong?" Selidik Bella, masih tak mengerti maksud cowok itu. Tadi menyuruh dia menciumnya sekarang minta digendong.

"Lelet banget sih, Lo, beauty. Papah kek, bopong atau apalah, bantuin cepet atau Lo mau kita tidur di jalanan malam ini?"

Sontak Bella menggeleng, mana mau dia tidur di jalanan. Dia masih punya hunian yang layak.

Tristis (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang