Bella benar-benar tidak menyangka jika hari yang seharusnya membahagiakan untuk Julian malah berbalik menjadi hari nahas. Dia tidak menutupi rasa bersalahnya karena telah mengenal Bara, cowok yang membuat sahabatnya harus terbaring di rumah sakit dengan kaki yang di perban karena terkilir usai diinjak keras oleh Bara.Gadis itu menyesal karena sudi diperbudak oleh Bara. Dia sangat membenci laki-laki itu. Bahkan kemarahannya tadi belumlah bisa membuatnya merasa puas setelah melihat perlakuannya kepada dirinya. Apa salah Julian dalam hal ini? Jika memang Bara mau menyiksanya maka limpahkan saja langsung padanya penderitaan itu, jangan malah ke orang-orang terdekat Bella.
Tunggu. Bella baru ingat sekarang, tentang apa maksud perkataan Catty waktu itu. Iya, semenjak Bara mendekatinya satu persatu orang terdekatnya meninggalkan Bella. Mulai dari pak Sucipto, satpam yang begitu baik. Karena kematian tersebut, maka sejak itu juga Bara mengawasinya. Awal mula dia bergantung pada cowok itu. Lalu kemudian mbok Yem, di mana saat Bella tengah dihakimi massa Bara tiba-tiba muncul untuk menolongnya bak pahlawan super.
Dan selalu begitu, saat Valleya juga. Entah darimana cowok itu sampai tahu jika handphone Leya ada pada Bella. Kemudian, peristiwa mas Alvin kemarin juga sangat mengherankan. Bara selalu ada disaat kejadian nahas, menawarkan diri sebagai super Hero dan Bella samasekali tidak keberatan malah berterimakasih atasnya.
Mengapa Bella bisa melupakan poin penting itu? Sekarang, saat satu kebenaran terungkap maka jelaslah alasan dibalik itu semua. Berarti, kutukan yang selama ini disematkan padanya bukan semata-mata takdir Tuhan untuknya, tetapi ada orang lain yang berperan dalam mengendalikan hal itu.
Semuanya bermula dari Bara. Dia mendapat julukan anak terkutuk, pembawa sial, semua karena Bara. Dia telah membunuh kedua orang tua Bella dan melimpahkan semua kesalahan kepada gadis itu. Begitu seterusnya dalam kasus-kasus yang terjadi akhir-akhir ini. Bara seorang psikopat, dia pasti melakukan itu untuk menutupi kejahatannya. Tapi, apa kesalahan Bella dalam hal ini? Gadis itu tidak mengerti. Apakah ini terkait dendam keluarganya?
"Ara,"
Bella terkesiap dari lamunan saat Julian menepuk pelan tangannya. Dia menampakkan raut kebingungan saat melihat banyak orang di ruangan tersebut yang juga tengah memperhatikannya.
"Kamu mikirin apa?" Selidik Julian penasaran, pasalnya gadis itu tidak menyahut meski dipanggil berulang kali.
Bella menggeleng cepat guna memastikan dirinya tidak apa-apa.
"Ini teman-teman aku, Abi, Naufal, Ringgo, Devan, sama Lingga." Cowok itu menunjuk temannya satu persatu. "Kalian juga, kenalin ini Arabella, sahabat gue," lanjutnya memperkenalkan Bella.
Bella tersenyum ramah sebagai bentuk sapaannya, karena orang pendiam sepertinya agak kesulitan bersosialisasi, baik sekadar mengucapkan 'hai!' saja dia kesusahan. Teman-teman Julian juga tidak mempermasalahkannya, mereka malah balik mengusung senyum tipis ke arah Bella. Dilihatnya seragam mereka, mirip seperti yang dikenakan Julian. Mungkin mereka rekan satu tim, pikir gadis itu.
"Gimana keadaan Lo?" Ujar Lingga.
Julian memperlihatkan kakinya. "Cuma keseleo dikit. Bentar lagi udah boleh pulang, kok. Sorry ya, gue nggak bisa ngawal tim kita sampe final." Cowok itu merasa bersalah.
Kelimanya hanya diam, tak menanggapi. Tapi Julian tidak tersinggung, pikirnya teman-temannya itu masih sedikit marah karena dia tidak bisa bertanding. Padahal bukan karena itu, justru mereka tidak mempermasalahkan kecelakaan yang dialami Julian.
"Kalian kenapa nyusul kemari, bukannya harus tanding? Oh, iya, Jagat sama Nanda di mana?" Julian memecah keheningan dengan menyapu pandang sekeliling teman-temannya mencari dua orang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tristis (TAMAT)
Mystery / Thriller( BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA) 🏅Rank 1 #murung 🏅Rank 2 #Toxic 🏅Rank 3 #psychokiller 🏅Rank 2 #Latin 🏅Rank 1 #Riddles Arabella Milanello, cewek yang dijuluki semua orang sebagai cewek cupu, korban bullying yang membalut sejuta luka dengan seny...