Manggala

400 29 4
                                    

"Hai, kakak cantik!" Sapaan ceria membuat senyum Bella mengembang sempurna.

"Zefa," ujarnya kemudian melebarkan celah pintu yang semula hanya terbuka sedikit. Gadis itu menautkan kedua alisnya menunjuk seseorang yang datang bersama Zefa. "Ini_"

"Danu." Timpal laki-laki tersebut memperkenalkan diri dengan ramah.

Bella mengangguk singkat. Dia memang sesekali pernah melihat cowok itu di sekolah, hanya saja dia tidak mengetahui namanya. Dia adalah Danu, sahabatnya Zefa dan kebetulan satu kelas juga.

"Ayo, silahkan masuk!" Ajak Bella mempersilahkan kedua tamunya tersebut. "Ngapain, Zef?"tanyanya kemudian menatap gadis kecil itu.

Zefa mengerjap lucu. "Mau bantuin kakak cantik, kan lagi sakit." Jawabnya dengan polos.

Bella tertawa kecil melihat tingkah Zefa tersebut. "Terus, ini ceritanya kamu mau gendong aku ala-ala bridal style?" Kekehnya gemas. "Nggak usah, aku bisa jalan sendiri kok."

Zefa memicingkan matanya, menatap Bella dengan tak yakin.

"Udah buruan duduk," sergah Danu akhirnya menarik tangan gadis itu.

_

Ketiganya berkumpul di ruang keluarga yang memang tidak terlalu luas itu. Banyak hal yang Zefa ceritakan, baik yang lucu dan kocak sehingga membuat mood Bella semakin membaik. Gadis itu memang baru tadi pagi diantar oleh Julian pulang ke kediamannya setelah cukup lama menginap di rumah sakit.

Mengejutkan. Beberapa warga hari ini banyak sekali yang menegur-sapanya. Sekedar menanyakan kabar gadis itu dan bagaimana kesehatannya, itulah yang membuatnya sangat senang. Banyak sekali perubahan yang terjadi disekitarnya meskipun harus melalui banyak cobaan terlebih dahulu. Baik yang ringan sampai terberat pun berhasil gadis itu lalui. Ternyata janji Allah itu memang nyata, bahwa Dia tidak akan membebani manusia sesuai dengan kesanggupannya.

"Maaf ya, kakak cantik. Zefa baru bisa jenguk sekarang, soalnya nggak dibolehin sama Abang Al pergi ke rumah sakit." Aku gadis kecil itu memaparkan.

Bella mengangguk maklum. "nggak apa-apa. Kamu datang sekarang aja kakak udah senang banget."

Zefa mengusung senyumnya setelah mengetahui kalau kakak cantiknya tidak marah. Syukurlah. Lagian siapa juga yang bisa marah kepada gadis cerewet nan menggemaskan ini. Bella sangat menyayangi adik bungsu dari kekasihnya satu ini. Pasalnya, selalu ada hal yang mampu membuat Bella takjub sekaligus bahagia ketika bersamanya. Zefa membuat ia merasakan arti dari keluarga. Bella juga senang saat gadis tersebut bertanya ini-itu dengan raut polosnya. Bak seorang kakak yang baik, Bella juga dengan senang hati menjawab rentetan pertanyaan yang dilontarkan.

"Kakak cantik,"

"Iya. Ada apa?" Tanya Bella memusatkan atensinya pada Zefa.

Gadis itu nampak berpikir sejenak sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Em... Teman kakak cantik yang cowok itu_"

"Julian?" Bella membantu saat Zefa terlihat kesusahan menerka.

"Hah iya, dia ganteng ya," ia menjentikkan jarinya dengan raut sumringah, memuji si pemilik nama tersebut.

"Memangnya kenapa kalau ganteng?" Danu menyahut dengan raut tak suka.

Zefa memandang cowok itu dengan heran. "Muka Danu kok kayak lagi berak? Merah," ucapnya jujur.

Bella mengulum senyum geli menyaksikan kelakuan dua adik kelasnya tersebut. Dia tahu, Danu sepertinya cemburu ketika Zefa menyebutkan kalau Julian ganteng. Tapi, entah emang karena terlalu lugu atau pura-pura tidak tahu, gadis itu malah berceletuk lucu. Bisa ditangkap bagaimana kondisi muka Danu saat ini. Memalingkan wajahnya tanpa berkata apa-apa lagi karena sebal.

Tristis (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang