Gelisah. Perasaan berkecamuk memenuhi benak Bella. Kemana laki-laki ini akan membawanya? Membolos sekolah bukanlah hal yang biasa Bella lakukan, ini pertama kali dalam sejarah gadis itu meninggalkan sekolah tanpa keterangan. Ayolah, Bella cuma punya beasiswa disini dan jika itu juga direbut darinya maka bagaimana dia bisa melanjutkan hidup?Bara, cowok itu tampak tak perduli sama sekali dengan kegusaran Bella. Haruskah gadis itu memberontak? Tapi, terlalu takut dilakukan. Apalagi kondisi mereka sedang berada di jalan raya. Kalau Bara melemparkannya ke jalan bagaimana? Lalu ada mobil yang melaju kencang dari arah belakang, melindas tubuh Bella. Tidak, dia belum mau mati!
"Lo mikir apaan sih, Be?" Terlihat cowok itu menyandarkan kepalanya dengan tangan berpangku pada setir. Wajahnya 180° menghadap pada Bella yang sedang melamun.
"Aku....."
Bara tersenyum tipis. "Emangnya gue menakutkan ya, Be?" Selidik nya.
Ingin sekali Bella menjawab iya tapi kenyataannya dia menggeleng.
"Yakin nggak takut?" Cowok itu semakin memajukan wajahnya sembari tersenyum miring.
"Iya," gadis itu langsung mengangguk dan menutup matanya. "Aku takut sama kamu." Cicitnya dengan suara bergetar.
Bara terkekeh geli melihat ekspresi gadis itu. "Be, Be, segitunya lo takut sama gue," ia menggeleng tak habis pikir.
Klik
Bella membuka matanya perlahan setelah mendengar bunyi tersebut. Wajahnya memerah malu kala bersitatap dengan manik mata tajam bak elang tersebut. Kemudian pandangannya tertuju ke bawah, dimana seat belt yang telah terlepas dari penyanggahnya.
"Udah sampe, yuk turun!" Ujar Bara membuat Bella cukup terkejut.
Refleks ia melihat keluar jendela mobil yang ternyata sudah terparkir rapih. Sekelilingnya terdapat rumput dan dedaunan yang menghijau dihiasi beberapa bunga cantik nan indah bermekaran, menunjukkan kalau mereka tidak lagi berada di jalan raya melainkan pekarangan rumah seseorang. Segitunya Bella terhanyut dalam pikirannya sampai-sampai tak menyadari kalau mereka sudah sampai. Tapi dimana ini? Kenapa Bara membawanya ke tempat ini?
"Kita dimana?"
Tak menjawab, Bara keluar dari mobil lebih dulu dan sedikit berlari kearah pintu sampingnya. Membuka pintu untuk mempersilahkan sang princess turun dari kereta kencana.
Tangan cowok itu terulur bak pangeran kerajaan yang ingin menyambut lalu menggandeng sang putri. Namun Bella bergeming, rautnya masih menunjukkan rasa ketidaknyamanan.
"Ikut aja, nanti Lo bakal tahu sendiri kita ada dimana. Percaya sama gue. Gue nggak akan apa-apain Lo." Imbuh Bara tersenyum manis.
Gadis itu menurut sebab menolak pun tak ada gunanya. Cowok itu pasti akan terus memaksanya sampai Bella tak bisa berkutik dan mengangguk saja. Selama ini dia juga sering menolaknya tapi apa yang dia dapatkan? Hanya siksaan. Jadi apa bedanya dengan langsung menerima saja.
______
"Grata ta, Beauty!" Cowok itu menarik sebuah kursi kemudian mempersilahkan Bella untuk duduk dengan hormat. Memperlakukannya seperti tamu kerajaan.
Gadis itu menghela napas singkat sebelum akhirnya mendudukkan diri ke kursi tersebut. Wajah Bara terlihat begitu senang, sunggingan dibibir nya pun tak lekang oleh waktu. Dia mengambil tempat disebelah Bella sembari menunggu seseorang.
"Sebenarnya ini tempat apa, Bar?" Akhirnya Bella berani membuka mulutnya setelah mengaku kalah dengan pikirannya sendiri yang berusaha menebak-nebak hal aneh.
"Apa disini terlihat seperti hutan?" Cowok itu balik bertanya membuat Bella bungkam. Apakah ia marah hanya karena pertanyaan itu?
Terdengar tawa kecil dari cowok itu, Bella menatapnya sebentar. Tidak, Bara tidak marah kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tristis (TAMAT)
Misterio / Suspenso( BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA) 🏅Rank 1 #murung 🏅Rank 2 #Toxic 🏅Rank 3 #psychokiller 🏅Rank 2 #Latin 🏅Rank 1 #Riddles Arabella Milanello, cewek yang dijuluki semua orang sebagai cewek cupu, korban bullying yang membalut sejuta luka dengan seny...