Menuju sebuah bangunan tua yang berada tepat di belakang rumah megah kediaman Miss beserta anak buahnya. Edgar membawa beberapa orang untuk menemani Miss dan Will kesana, mengawal mereka. Tempat yang dituju memang tidak jauh karena masih dalam kawasan tempat tinggal Miss, hanya saja tidak ditempati lagi dan dibiarkan kosong terbengkalai. Sepanjang perjalanan tidak ada seorangpun yang berani buka suara sebab tahu aura Miss sedang dalam mode penuh amarah bak singa betina.Semakin masuk ke area dalam ruangan tersebut, semerbak bau busuk tiba-tiba menyambut indera penciuman mereka. Serempak wajah mereka mengernyit mencium bau yang begitu menyengat tersebut, akan tetapi berbeda dengan Miss. Wanita itu malah memejamkan mata, menghirup sambil menilik, seakan bisa menebak asal-usul aroma menusuk itu. Wajahnya tidak memancarkan keterusikan ataupun risih akan penciumannya malah terkesan biasa saja, sangat tidak kontras dengan yang lainnya.
"Mayat," ucapnya kemudian.
Will dan Edgar terlihat bingung karena Miss tiba-tiba bergerak mendahului jalan mereka. Dengan buru-buru semua pun mengejar langkah wanita itu. Lagi, tanpa menimbulkan suara ataupun protes. Tepat sekali! Ditengah-tengah ruangan yang dimana Miss berdiri, sebuah tubuh dengan kondisi sudah membusuk terbaring mengenaskan.
Edgar memberikan isyarat kepada bosnya bahwa inilah yang ingin dia tunjukkan. "Dia_"
"Noumero pente," potong Miss menyebutkan kalau orang tersebut adalah 'Noumero pente' dalam bahasa Yunani yang artinya (nomor lima).
Edgar mengangguk membenarkan hal tersebut. Semua anggota sekte yang berada dalam naungan Miss memang sengaja diberikan nama sesuai dengan urutan angka dalam bahasa Yunani. Itu bertujuan untuk memudahkan identifikasi mereka serta membedakannya dari anggota kelompok yang dipimpin oleh orang lain alias rekan Miss lainnya.
Berarti sudah cukup jelas jika koin yang didapatnya dari bocah itu adalah benar milik salah seorang anggotanya yang terbunuh. Tapi siapa yang berani melakukan hal itu kepada anak buah Miss? Dia pasti sangat berani dan terbilang nekad, sehingga tempat yang dipilihnya juga tidak jauh dari kediaman Miss sendiri. Dan orang tersebut mungkin juga sudah tahu siapa sosok Miss sebenarnya.
Kecurigaan terhadap Bara semakin besar. Siapa anak itu dan bagaimana dia bisa mendapatkan koin tersebut? Apakah ada orang lain yang menyuruh bocah itu menakut-nakuti Miss? Entahlah, yang jelas identitas Miss sedang dalam bahaya.
"Ini tidak bisa dibiarkan!" ujar Miss naik pitam.
"Kita harus menemukan si Bara itu, karena anak itulah yang bisa menjawab semuanya," imbuh Will.
"Tidak sekarang." Bantah Miss tidak setuju. "Saya perlu bersembunyi lagi sebelum orang-orang mengungkap siapa Miss yang sebenarnya," tambahnya.
Will membenarkan hal tersebut. "Anda benar."
"Aku punya rencana lain untuk kambing hitam," ucap Miss pada Will. "Dia yang memintaku bertemu Bara itu, maka sweetie juga pasti mengetahui hal lain lebih dari ini." Gumamnya lagi.
"Apa maksud anda, Miss?"
Wanita itu mendelik tajam pada Will. "Bungkam dia selamanya!"
________
"Kapan kamu tiba?" Komandan Beno sedikit terkejut melihat kehadiran Bara pada ruangan samping tempat interogasi.
Cowok itu melirik jam yang melingkar ditangannya sejenak. "Lima menit, lima belas detik yang lalu." Timpalnya detail.
Dari balik sebuah kaca besar yang memisahkan ruangan interogasi dan ruangan sebelahnya, yakni tempat Bara dan komandan Beno berada. Dari dalam, kaca nampak tembus pandang sehingga ruangan samping dimana detektif Damar tengah mengorek informasi dari para saksi begitu terlihat jelas. Bara dan komandan Beno mengamati dengan teliti setiap percakapan serta tindakan yang terjadi di balik sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tristis (TAMAT)
Mystery / Thriller( BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA) 🏅Rank 1 #detective #Riddles #murung #Toxic #psychokiller #Latin Arabella Milanello, cewek yang dijuluki semua orang sebagai cewek cupu, korban bullying yang membalut sejuta luka dengan senyum hangatnya. Hidupnya s...