Gelak tawa menggema memenuhi seisi penjuru lorong sempit disalah satu sudut ruangan depan sebuah gudang. Tempat tersebut yang jarang sekali di jamah oleh penduduk sekolah saking terpencil nya. Tapi lain halnya dengan trio Dajal yang diketuai oleh Baratha Yudha Manggala.
Mereka bertiga terlihat nyaman-nyaman saja berada ditempat itu, bahkan terkesan senang bercanda gurau meskipun lokasinya jauh dari kata bersih. Dipenuhi bangku-bangku rusak dan lapuk, berdebu, becek terkena rembesan air hujan yang masuk disela-sela plafon tua, serta bekas puntung rokok yang berserakan dimana-mana. Memang pantas disebut markas setan karena saking kumuhnya.
"Coba tebak, anak, anak apa yang halal untuk dibunuh?"
Davi dan Rijal nampak berpikir keras hingga kening mereka berkerut, memikirkan Jawaban yang dimaksudkan.
"Anak ayam?" Rijal mulai menebak. Cowok itu berdecak kala mendapatkan gelengan.
"Anak haram." Toyoran dikepala menjadi hadiah akibat jawaban ngawur Davi.
"Apaan sih, nyet!" Kesalnya menatap Rijal sinis.
"Gila lu ye, mana ada istilah anak haram halal untuk dibunuh. Tuh manusia, dodol! Sebutan anak haram cuma istilah," Ungkap Rijal emosi. "Psikopat!" Lanjutnya mencibir.
Davi melayangkan tatapan tak terima. "Namanya juga tebak-tebakan, kok sewot," dumelnya.
Bara berdecak jengah. "Buruan jawab!" Tuntut nya tak sabaran.
"Nyerah deh, bos. Nggak tau gue," keluh Davi angkat tangan, diangguki juga oleh Rijal.
"Ho'oh, apaan bos, jawabannya?" Selidik Rijal.
"Anak yang halal untuk dibunuh," ia menjeda kalimatnya sejenak. "Ya anak babi."
"Jiahhhhh......" Sorak ketiganya heboh ketika mendengar jawaban Bara. Gelak tawa kembali terdengar menggema diruang sempit tersebut.
"Sekali lagi," Davi dan Rijal kembali memasang telinganya.
"Emak, emak apa yang haram?" Pertanyaan kedua dimulai oleh Bara.
"Emaknya babi, lah," timpal Rijal percaya diri.
Bara tersenyum tipis. "Salah." Ucapnya melunturkan kepedean Rijal.
Davi menggaruk kepalanya seraya berpikir. "Em,, emaknya anak haram? Aw, apaan sih, njirrrr!" Lanjutnya menjerit tertahan.
"Lo kalau nyari jawaban yang kreatif dikit, napa! Dari tadi anak haram, sekarang emaknya anak haram, sekalian sampe tuh anak haram punya cucu lo bawa-bawa! Kesel gue," imbuh Rijal greget.
Davi mendelik tak terima. "Iya, emak dari cucunya anak haram yang punya anak haram terus melahirkan anak haram dan punya keturunan haram. Puas, Lo?"
Rijal dibuat melongo dengan tingkah laku temannya itu. Bisa-bisanya dia menyebutkan kalimat konyol tersebut dalam satu tarikan napas. Bahkan Bara pun tercengang takjub mendengarnya.
"Sakit nih orang," Rijal menggeleng frustrasi.
"Udah deh, apaan bos jawabannya?" Davi memilih untuk menyudahi perdebatan mereka.
"Jadi kalian nyerah?" Keduanya mengangguk kompak.
Bara tersenyum penuh arti. "Jawabannya........ Emak-siat,"
Bwahahaha.....
Ketiganya kembali terbahak-bahak dengan jawaban tersebut. Lelucon yang terdengar garing namun bisa membuat mereka tertawa puas hingga rahangnya pun terasa pegal akibat terlalu banyak tertawa.
"Emaksiat, ha-ha-ha...." Davi mengulang kalimatnya sembari memegang perutnya. Tawanya tak bisa dihentikan, sampai-sampai perutnya terasa keram.
"Aduh, muka gue kesemutan," celetuk Rijal membuat ketiganya semakin tergelak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tristis (TAMAT)
Mystère / Thriller( BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA) 🏅Rank 1 #detective #Riddles #murung #Toxic #psychokiller #Latin Arabella Milanello, cewek yang dijuluki semua orang sebagai cewek cupu, korban bullying yang membalut sejuta luka dengan senyum hangatnya. Hidupnya s...