contra pugna

379 30 41
                                    


Wanita itu tersenyum sinis. "Lihat saja, bagaimana saya akan menghancurkan anak sialan itu!" Ujarnya menatap layar handphonenya.

"Apa sebenarnya rencana anda, Miss?" Tanya Will yang sedari tadi penasaran.

Miss membalikkan tubuhnya menghadap Will masih dengan seringai jahatnya. "Kita tidak harus menyerang dengan urat. Tapi, saya jamin senjata kali ini yang paling ampuh dari racun sekalipun."

"Bocah itu senjatanya?"

Wanita itu mengangguk singkat. "Dengan begitu, kita bisa membunuh Arabella dan menyingkirkan Bara. Sesama psikopat, saya tahu pola pikirnya. Dia tidak bisa jatuh cinta pada Arabella, maka dari itu buat gadis lemah itu menjauhinya sehingga Bara akan menunjukkan taringnya."

Will paham sekarang. Miss telah memutar bidikannya pada Bara dengan menggunakan dua mata pisau sekaligus, yakni Arabella si kambing hitam dan anak laki-laki bernama Julian Aldrin.
Karena, seperti yang ditakutkan bahwa Bara lah ancaman paling berpotensi menggagalkan semua rencana yang telah dia buat selama bertahun-tahun berkecimpung di dunia gelap. Maka dari itu sebelum semuanya terlambat dia akan melenyapkan anak ingusan tersebut.

"Bagaimana jika dia mencari anda, Miss?" Will coba mengingatkan.

"Biarkan. Siapa tahu Dewa kematian lebih menyukai darah anak psikopat."

"Anda akan menumbalkan Bara? Apa itu tidak menyalahi perjanjian kita dengan Dewa  kematian?" Pria itu nampak tidak begitu setuju.

"Lakukan saja apa yang saya katakan!" Tegasnya dengan tatapan tajam. Dia tidak suka dibantah apalagi sampai berani-beraninya menyangga ucapannya.

Sebagai orang yang mengabdikan hidupnya kepada Miss, Will hanya bisa terdiam pasrah. Toh, wanita itu bisa menghajarnya jika sampai ia melakukan kesalahan fatal. Walaupun kedekatan mereka cukup intens namun tidak menutup kemungkinan kalau Miss bisa saja membunuhnya. Dia pasrah melakukan apapun asalkan hidupnya dan orang yang dicintainya sejahtera serta abadi sebagaimana yang dijanjikan oleh wanita itu.

"Omong-omong, saya masih penasaran dengan siapa sebenarnya sosok Bara. Anak itu begitu licik dan cerdik. Sepertinya dia bukan dari psikopat biasa. Dia lebih dari itu." Gumam Miss meyakini hal tersebut.

Wanita itu cukup tertarik akan latar belakang Bara, namun sayangnya tidak ada satu laman pun dapat diretas untuk mengorek informasi tersebut. Satu-satunya yang menunjukkan identitas Bara hanya dari sekolah, akan tetapi anehnya semua isi biodata anak itu ngawur. Sepertinya memang sengaja untuk disembunyikan dari publik.

______

"Kamu nggak apa-apa kan, Ara?" Julian lantas menarik Bella ke dalam pelukannya.

Dia benar-benar khawatir saat mendapat kabar tentang sahabatnya itu. Pikirannya dari tadi tak bisa fokus sebelum dia memastikan dengan mata kepala sendiri bahwa Bella baik-baik saja. Saat tiba di rumah gadis itu, dia tak terkejut dengan banyaknya orang di sekitarnya, juga masih ada beberapa polisi' yang berjaga. Dilihatnya rumah mas Alvin, tetangga Bella sudah dikelilingi garis polisi.

"Ju, aku nggak apa-apa," jawab Bella meyakinkan.

"Benar kan dugaan aku waktu itu, ternyata mas Alvin punya niat yang jahat. Aku tahu karena aku lihat dia selalu ngawasin kamu, Ara. Tapi kamu nggak pernah mau dengerin omongan aku." Cerocosnya mengingatkan kala dia terus berusaha memberitahu gadis itu yang sayangnya tidak mau mendengarkan karena takut dikira suudzon.

"Iya, aku minta maaf soal itu. Tapi sekarang lebih baik kamu diam. Kasihan kalau istrinya denger bagaimana? lagian banyak orang di sini." Bella memelankan suaranya agar tidak menarik perhatian orang-orang.

Julian pun mau tak mau harus diam. Dia melirik sekitaran yang tengah ramai orang berlalu lalang. Pandangannya menyapu setiap wajah, seakan mencari seseorang.

Tristis (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang