upil

717 43 2
                                    


Byurrrr......

Langkahnya terhenti saat seseorang menuangkan minuman hingga mengenai seragamnya. Dingin menyeruak dibagian yang terkena siraman air berperisa jeruk tersebut.

"UPS! Gue kira tadi upil berjalan, sorry," pelakunya memasang mimik pura-pura menyesal.

Ha-ha-ha....

Ketiga cewek itu tertawa puas melihat hasil perbuatan mereka seolah kelakuan nakal mereka itu hanya lelucon yang menghibur.

"Upil berjalan," Amel, cewek bertubuh tambun itu mengulang kalimat Catty dengan diiringi tawa menyebalkan.

Bella menatap bajunya yang basah terkena noda minuman. Ingin sekali dia memaki ketiga cewek dihadapannya itu namun apa boleh buat, dia tidak sanggup membalas kejahatan dengan kejahatan juga karena itu akan menunjukkan kalau dia tidak lebih baik dari Catty dan teman-temannya. Alhasil ia memilih untuk tetap diam.

"Eh, mau kemana lo, upil kebo?" Siswi dengan nametag Rara gladies itu menahan langkah Bella saat akan berlalu dari sana.

"Maaf, aku udah telat." Ujarnya mencoba untuk tetap bersikap tenang.

"Gak usah sok rajin deh, jam segini guru juga masih pada molor." Cibir Catty. "Mending sekarang, lo ikut kita." Lanjutnya melirik kedua sahabatnya itu, serempak mereka mengangguk.

"Aku nggak bisa_"

"Gak ada yang berani menolak perintah Queen Medusa," peringat Rara bersidekap dada memandang Bella sinis.

Ya, Catty alias kucing garong kalau kata Bara, lebih suka julukannya sebagai Queen Medusa. Dia sangat menyenangi karakter wanita berambut ular dalam mitologi Yunani tersebut. Selain karena sifatnya yang terkenal jahat, dia juga ingin menjadikan semua orang diam tak berkutik bagaikan batu jika berhadapan dengannya.

"Ayo!" Catty mengisyaratkan semua untuk ikut dengannya.

Tak gentar, Bella bergerak hendak pergi berlawanan arah. "Maaf, aku nggak bisa,"

Pergerakan gadis itu membuat Catty tak suka.

"Guys, tarik!" Titah Catty.

"Rara, Amel, lepasin, sakit,," Bella meringis merasakan kulit kepalanya seperti ingin terlepas. Dua cewek itu menarik rambutnya dari belakang dan menyeretnya hingga Bella pun mau tak mau harus berjalan mundur sembari menahan kuatnya tarikan.

Sementara si Queen Medusa itu menunjukkan ekspresi senang dengan seringai jahatnya. Mereka mulai berjalan mengikuti langkah Catty dari belakang. Beberapa siswa-siswi menatap iba dengan kondisi Bella yang kesakitan memegang kepalanya. Berjalan tertatih berupaya menyamakan langkah kaki dua orang yang menyeretnya.

Tidak ada yang berusaha menolong gadis itu. Pak Sucipto, Bella jadi teringat satpam baik hati yang belum lama meninggal. Biasanya pria paruh baya itu yang menolongnya ketika terjadi aksi bully macam ini, karena para guru tengah sibuk dengan urusannya masing-masing. Tapi sekarang tidak ada lagi yang akan melindunginya ketika aksi keji tersebut terulang kembali.

"Minggir, Lo!"

Amel dan Rara juga ikut berhenti melihat Catty tengah berbicara dengan seorang siswi yang menghalanginya.

"Password dulu," pintanya menadahkan tangan ke arah Catty.

Raut Catty mulai kesal. "Minggir nggak gue bilang!" Nadanya mulai meninggi, geram melihat tingkah gadis kecil didepannya ini yang dengan berani menghadang jalannya.

"Kalau gue nggak mau?" Timpalnya dengan mimik wajah imut tapi menantang.

Darah Catty sebentar lagi akan mendidih, ia benar-benar tak bisa menahan emosinya melihat aksi siswi boncel yang kini tengah menatapnya dengan berani. Baru kali ini dia menemukan siswi seperti ini yang tidak gemetar ketika berhadapan dengannya. Ada apa ini, apakah kekuatannya mulai luntur?

Tristis (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang