Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Rumah lo bener-bener gede, ya?" basa-basi Ryujin melihat sekeliling.
"Gak usah ajak ngobrol kalo gak mau bantuin Fisika gue," ketus Hyunsuk masih saja tidak menatap lawan bicara.
Mendadak Ryujin mendekati Hyunsuk dengan duduk di seberangnya membuat Hyunsuk terpaksa mengakhiri game di ponsel.
"Gak inget kata guru? Kenapa lo malah main game padahal besok pagi harus ada di meja guru?"
"Seminggu yang lalu juga guru bilang kaya gitu."
"Lo 'kan ketua kelas masa males."
"Gue gak minta. Bantuin gue kerjain Fisika."
"Gak mau."
"Pergi lo," usir Hyunsuk kembali menatap ponsel ingin memulai kembali game.
"Anggota keluarga lo yang lain mana?"
"Diem lo."
Mulut Ryujin tertutup rapat seketika.
"Seragam lo..."
Gak mau denger, Hyunsuk bangkit sambil menatap ponsel pergi meninggalkan Ryujin seorang diri di ruang tamu yang hanya bisa menghela nafas.
Minggu pagi, keluarga Ayah Donghae sudah terlihat beraktivitas sana-sini. Ayah Donghae memotong rumput, Ibu Dara memasak, Hanbin mengecat pagar dan Ryujin menyapu serta menyiram tanaman.
"Abis ini ke toko kamera, yuk?" ajak Hanbin menghentikan sejenak aktivitasnya.
"Punya kakak rusak?" tanya Ryujin pada kakaknya yang memiliki hobi fotografi. Di kampusnya juga dia ikut komunitas fotografi.
"Iya, kemaren jatuh di empang."
Ryujin berlagak muntah, "Kakak jatuh juga?"
Tapi, Hanbin diem aja. Ryujin malah ketawa.
"Kakak jatuh juga, ya? Kok bisa?"
Hanbin menghela nafas, "Jadi, di depan empang tuh ada view hutan bagus, terlalu semangat 'kan gue, malah kepleset."
