Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bu Fany!"
Buru-buru Jihoon keluar kelas begitu melihat wali kelasnya lewat di depan kelas 2-3.
"Iya, Jihoon?" Bu Fany dengan ramahnya meladeni anak didiknya. Yang paling bertingkah.
"Bu! Kita dapet rata-rata kelas! Ulangan matematikanya berhasil!" ungkap Jihoon sumringah yang tak kalah sumringah juga dari raut Bu Tiffany.
Bu Tiffany langsung menuju kelas yang langsung disambut murid-muridnya.
"Ibuuu...!!!"
"Benar kalian dapet rata-rata Matematika?" wajah Bu Tiffany tersenyum lebar penuh binar.
"Iya dong, Bu!" sahut Jeongwoo yang bersandar di loker para murid. "Kita, 'kan kompak selalu. Apalagi kalo tentang makan. Jadi, kapan nih traktir seafood-nya?"
"Nanti sore mau?" tawar Bu Tiffany ikut senang dan bersemangat. Jika keluar uang untuk membuat anak-anaknya bersemangat Bu Tiffany tidak merasa terbebani sama sekali. Malah ia ingin bisa terus mentraktir anak-anaknya. Makanya, Bu Tiffany ini menjadi guru idaman dan impian para murid untuk jadi wali kelas. Beruntung sekali kelas 2-3 memiliki wali kelas seperti Bu Tiffany.
"Mauuuu...!!!"
"Oke!" Bu Tiffany menunjukkan pula tanda 'OK' di tangannya. Lalu, setelah ngobrol singkat dengan anak-anaknya ia pergi keluar kelas diiringi sorakan para murid yang bergembira.
Berbeda dengan Hyunsuk yang sedari tadi diam memainkan ponsel. Hal itu tidak luput dari perhatian Ryujin. Wajah Hyunsuk terluka lagi. Kali ini di bagian pelipis. Ia terus memperhatikan Hyunsuk bahkan saat keluar kelas. Segera ia ikut keluar kelas dan mengikuti Hyunsuk.
Langkah Ryujin mengikuti Hyunsuk sampai pada tempat yang tempo hari menjadi tempat perkelahian dengan Rubin. Mata Ryujin melebar saat melihat Rubin datang. Mereka mau berantem lagi?
Begitu mendekat, Hyunsuk segera mencengkeram kerah Rubin. "Eh, goblok. Loe tau gak si kalo lo itu salah?"
"Yang salah itu lo."
"Buta lo, ya?"
Tersulut emosinya, Rubin melayangkan pukulan namun gagal saat tiba-tiba seorang gadis berlari menuju mereka. Ryujin datang walau sebenarnya ia sangat takut.
"Ada guru BP! Gue liat guru BP lagi jalan ke sini. Udah cepet kembali ke kelas!"
Tatapan kesal Hyunsuk tertuju pada Ryujin yang mengetahui dirinya ada di sini bersama Rubin. Baik Rubin maupun Hyunsuk memisah pergi dari tempat itu. Sedang Ryujin pergi ke arah Hyunsuk, menyusulnya.
"Choi Hyunsuk!"
Namun, panggilan itu tidak digubris. Hyunsuk mustahil tidak mendengarnya dari jarak yang tidak terlalu jauh.
