44th Step - Budak Cinta

111 11 8
                                    

Original Writer Zumaseyo
Publisher Keyralaws

44
Budak Cinta

"Kamu itu suka masak?" tanya Hyunsuk lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu itu suka masak?" tanya Hyunsuk lagi. Masih di balkon kamar Hyunsuk.

"Iya," jawabnya mengangguk. "Aku bisa masak apa aja, lho."

"Jago bikin kue juga kaya Ibu kamu?"

"Malah gak terlalu bisa aku. Bikin kue itu pinteran Ibu daripada aku."

"Cita-cita kamu jadi chef?" tanyanya lagi.

Ryujin mengangguk bersemangat, "Biar bisa masak enak terus. Eh, kayaknya kalo kita jodoh, aku jadi chef terus kamu jadi pengacara. Wah, keren banget kayaknya."

"Aku gak mau jadi pengacara," tukas Hyunsuk datar yang langsung membuat Ryujin menutup mulut dengan kedua tangannya.

"Aku lupa. Maaf, maaf."

Tapi, perasaan Hyunsuk melunak, ia kembali tersenyum padanya, "Belum ada sehari udah mikirin jodoh."

Yaah, pipi Ryujin kembali memerah, terasa hangat.

"Bukan gitu..."

"Bukan gitu apanya? Jelas-jelas kamu langsung berimajinasi jauh," goda Hyunsuk yang membuat Ryujin sulit berkutik.

Cepat-cepat Ryujin mengambil buah anggur hijau dan melahapnya guna menutupi kegugupannya. Ia menatap ke depan, menghindari Hyunsuk yang terus menatapnya sambil tertawa menggoda.

Tidak tahan dengan situasi gugup ini, Ryujin cepat bangkit bermaksud pulang saja. Diikuti Hyunsuk yang bereaksi cepat mengejarnya. Ia berhasil menahan tangan Ryujin tepat di depan meja belajar kamar Hyunsuk.

"Kita belum selesai ngobrol."

Mata Ryujin malah menatap entah kemana asal jangan menatap Hyunsuk dan ia tertuju pada sebuah buku semacam buku agenda berwarna abu-abu polos.

"Ini isinya tulisan apa?" tanya Ryujin sekenanya guna mengalihkan perhatian dan kegugupan.

"Kosong," sahut Hyunsuk melepas genggaman tangannya. "Dikasih hadiah sama Kak Jennie tapi belom sama sekali aku buka. Udah dua bulanan kayaknya. Lagian ngasih hadiah buku kaya gitu, aku mana pernah nyatet-nyatet sesuatu."

"Iyalah, kamu pelajaran aja nggak pernah nyatet."

"Cie... si paling tahu tentang Ketua Kelas."

"Apaan, sih? Gitu doang, yang lain juga tau kamu males-malesan di kelas."

"Iya iya, oke oke. Gini aja..." Hyunsuk mengambil notes miliknya dan menyodorkan pada Ryujin. "Buat kamu."

"Hah? Kok gitu? Nggaklah. Itu juga hadiah dari Kak Jennie, ngapain kasih ke aku?"

Masih SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang