Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Keseimbangan benda tegar adalah kondisi dimana momentum benda tegar sama dengan nol. Artinya jika awalnya benda tegar tersebut diam, maka ia akan tetap diam. Namun, jika... Paketu? Ketua Choi?," Ryujin yang lelah mengajari Hyunsuk di perpustakaan malah ditinggal tidur. Ia juga tidak bisa berseru sebab harus tenang di perpustakaan. Ia pelan menepuk bahu ketua kelasnya. "Bangun dong."
Terpaksa Hyunsuk membuka mata dengan masih merebahkan kepala di meja. Suaranya parau, "Gue tidur bentar, ya? Capek banget abis sepak bola. Di sini nyaman banget."
"Abis ini tugas lo harus dikumpulin, lho."
"Tulisin sekalian aja."
"Gue cuma jelasin dan ajarin, bukan ngerjain tugas lo. Udah, cepet bangun," Ryujin mengambil bolpoin Hyunsuk dan memaksa Hyunsuk agar memegang bolpoin.
Mau tidak mau Hyunsuk mengangkat kepala memegang bolpoin dan menatap gadis di sampingnya.
"Lo tau apa yang nyebelin tentang jadwal pelajaran sekolah?"
"Kok malah bahas itu?" Ryujin lama-lama bosen juga ngajarin Hyunsuk. Percuma banget. Ia tidak boleh menyerah. Ladeni aja pertanyaannya. Ia hanya perlu menjawab dan memaksa Hyunsuk untuk mengerjakan tugas. "Emangnya apa yang nyebelin?"
"Saat hari di mana pelajaran Fisika dilakukan setelah olahraga. Udah capek, suruh mikir itung-itungan. Dan paling males kalo ditambah ulangan Fisika."
"Oh, gue baru inget. Abis ini ujian harian Fisika. Dadakan."
"Gak usah bercanda, lo. Sejak kapan kita dalam hubungan bisa saling bercanda?"
Ryujin terdiam, menyetujui jika ia memang tidak dekat dengan ketua kelas. Berteman saja tidak. "Anak-anak udah tau kok. Tadi ditulis wakil ketua di papan tulis. Yang belum tau kayaknya cuma lo sama dua temen lo."
"Gue ketua kelas kok gak tau?" cicit Hyunsuk tidak terima.
"Tadi lo dipanggil guru tapi gak ada di kelas."
Hyunsuk diam kesal, tadi ia sedang ganti baju sehabis sepak bola bersama Jihoon dan Jeongwoo. Ia segera berdiri tapi tangannya dicegah Ryujin membuat mereka saling bertatapan untuk beberapa saat.
"Oh, sorry," gagap Ryujin segera melepas cengkeramannya. "Mau kemana? Tugas lo belum selesai. Sebentar lagi masuk kelas."
Sial!
Hyunsuk menerima bolpoin dari Ryujin dengan kasar dan kembali duduk menghadap buku tugas.
"Udah, mana yang harus gue tulis?"
"Tadi diawal rumusnya udah gue jelasin. Nah, lo tinggal terapin rumusnya ke soal-soal ini."
"Gue nyerah. Lo bikinin jawaban, gue tinggal tulis aja."
