23th Step - Buku Somi Hilang

72 11 4
                                    

Original Writer Zumaseyo
Publisher Keyralaws

23
Buku Somi Hilang

Ryujin masuk kelas dan bertemu dua cewek teman sekelas di ambang pintu yang hendak keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryujin masuk kelas dan bertemu dua cewek teman sekelas di ambang pintu yang hendak keluar.

"Tunggu," cegah Ryujin pada mereka setelah Ryujin melihat ke dalam kelas tidak ada siapapun. "Boleh minta tolong?"

"Kenapa, Ryu?" tanya salah satu dari mereka.

"Temenin sebentar ke dalem, mau ambil HP. Di dalem gak ada orang, ntar kalo sesuatu ilang gue jadi tersangka lagi."

"Tapi, kita ditunggu Bu Fany. Ryu, masuk aja, santai kali. Gak bakal ada yang ilang, kok," ujar teman satunya lalu mengajak teman disebelahnya untuk segera pergi dari situ.

Duuuh...

Ryujin tengok di sekitar ruang kelas, sepi. Mudah-mudahan tidak terjadi apapun. Ia bergegas masuk kelas tanpa melihat kemanapun, cepat mengambil ponsel dan buru-buru ke luar kelas sebelum ada orang melihat dan curiga padanya.

Selang beberapa menit lewat, bel masuk berbunyi. Kelas 2-3 yang tadinya kosong kembali mulai terisi oleh para penghuni kelas, mulai ramai akan suara-suara obrolan yang berbaur jadi satu. Suasana kelas tambah riuh ketika ketua kelas, Ketua Choi, menulis di papan tulis tentang tidak masuknya Bu Jessica, guru Matematika khusus kelas dua.

Bu Sica gak masuk, kerjakan buku paket hal. 54-57 dikumpulkan ke Paketu. Yang gak nugas, ulangan dua kali besok.

Ada dua jenis keriuhan yang terjadi. Pertama, senang karena Bu Jessica tidak masuk. Kedua, mengeluh karena harus mengerjakan soal-soal yang materinya belum sempat mereka pelajari. Dan, konsekuensi jika tidak mengerjakan tugas yang tidak main-main membuat mereka memang harus bergelut dengan soal-soal itu.

"Dipelajari sebisanya, nanti pertemuan selanjutnya bakal dijelasin. Bu Sica mau liat usaha kita dulu, katanya," ujar Hyunsuk yang sebenarnya malas sekali menyampaikan ini, karena ia termasuk murid yang malas mengerjakan tugas, 'kan?

Melihat tulisannya sendiri di papan tulis aja dia males. Maka, ia menambahkan satu kalimat pendek di bawah perintah tugas Bu Jessica.

Males banget dah ah! Enakan jajan.

Tulisan tersebut mengundang tawa seisi kelas. Tapi, Somi sebagai murid pintar sekaligus wakil kelas mengarahkan pada teman-teman sekelas untuk segera mengerjakan tugas Matematika-nya agar cepat selesai dan bisa cepat bermain.

Setelah teman-teman akhirnya mau mengerjakan tugas, Somi beralih untuk mengambil buku dari tasnya. Beberapa kali ia mengubek-ubek seisi tas tapi buku khusus catatan Matematika berwarna abu-abu polos miliknya tidak ada. Di laci juga tidak ada. Buku catatan rangkuman praktis agar ia bisa belajar lebih mudah, buku catatan yang ia bikin dengan penuh sabar, buku catatan yang tidak dimiliki oleh siapapun di kelas ini, buku catatan yang beda sendiri, sekarang hilang.

Masih SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang