Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo iri sama gue?" interogasi Somi lagi pada Ryujin dengan menurunkan sedikit suaranya. "Lo takut kesaing sama gue?"
Tapi, Yujin yang menyerobot jawab, "Elo yang takut kesaing! Udahlah, Somi, lo cari di tempat lain, bukan Ryujin orangnya."
"Kalian berdua..." Somi tertawa mengejek. "Oke, apa mau kalian? Kalian iri, 'kan? Atau kalian mau jadi posisi wakil ketua di sini. Kalian pikir bisa?"
"Lo ngomong apa, si?" bingung Yujin akan omongan Somi yang semakin kemana-mana.
Hyunsuk hanya tersenyum dan menggumam pada diri sendiri, "Posisi gituan aja direbutin."
"Somi, gue emang masuk kelas tadi, tapi gue cuma ambil HP dan langsung keluar. Jujur, bahkan gue gak liat sana-sini dan cepet-cepet keluar," ungkap Ryujin menjelaskan, berharap wakil ketua kelasnya percaya.
Namun, karena frustasi buku catatan pentingnya hilang, Somi malah mendekat ke jendela dan melempar tas tersebut jatuh melewati jendela. Tasnya sukses terjun dari lantai tiga gedung sekolah.
"Jeon Somi!" seru Ryujin segera mendekat ke jendela dan melihat tasnya tergeletak di lantai mulai basah terkena gerimis yang belum juga berhenti sejak istirahat pertama tadi.
Seruan itu membuka mata Hyunsuk dan bangkit mendekati mereka diiringi senyuman Jihoon karena akhirnya ketua kelasnya yang tidak mau menjadi ketua kelas mau bertindak.
Ryujin semakin gugup dengan kehadiran Hyunsuk di antara mereka bertiga. Ia langsung pesimis, karena pasti Somi-lah yang akan dibela Hyunsuk. Kalaupun tidak memihak Somi, pasti Ryujin juga tidak terlalu dibela sebab ia memang pantas dicurigai melihat kesaksian dua teman perempuannya tadi.
Dan, Hyunsuk adalah orang tidak peduli pada apapun jika bukan benar-benar urusannya. Karena, Somi mungkin adalah pacarnya jadi ini urusan Hyunsuk. Pikir Ryujin yang sudah tidak berharap akan kehadiran Hyunsuk untuk bersikap adil.
"Choi Hyunsuk, gue gak ngambil bukunya. Gue gak bohong," ucap Ryujin sebelum Hyunsuk melontarkan pembelaannya untuk Somi. Ia takut-takut menatap mata Hyunsuk yang terus tertuju padanya.
"Kalo gitu cari sampe ketemu."
Ryujin mengangkat kepalanya menatap sejurus ketua kelasnya. Ia tidak mengerti sikapnya.
"Tapi,... gue bener-bener gak tahu di mana bukunya."
"Ya, cari makanya. Lo yang masuk kelas sendirian, lo yang dicurigai, cari bukunya. Kalo gak mampu lo minta bantuan temen-temen kalo mereka mau," saran Hyunsuk datar, tidak mau ambil pusing. Ia hanya mengatakan apa yang ada di isi kepalanya.
