62th Step - Menahan Diri

42 4 0
                                    

Original Writer Zumaseyo
Publisher Keyralaws

Original Writer ZumaseyoPublisher Keyralaws

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

62
Menahan Diri

Memang, dalam seminggu itu Hyunsuk menepati omongannya untuk tidak mengganggu kegiatan belajar. Bahkan, ia selalu 'memberi ruang' untuknya agar lebih nyaman dalam persiapan ujian.

Tidak jarang Hyunsuk mengusir murid-murid di kepas yang hanya bercanda saat istirahat ketika Ryujin memilih tidur atau sekadar membaca buku di kelas. Menurutnya, Ryujin butuh konsentrasi. Dan itu justru membuat Ryujin tidak enak pada teman-temannya. Tapi, apa boleh buat? Ini permintaan seorang Choi Hyunsuk, mereka memakluminya. Karena Choi Hyunsuk ganteng.

Kembali lagi, hanya seminggu Hyunsuk melakukannya. Nyatanya, ia tidak tahan untuk melanjutkan hal itu. Seminggu ini ia benar-benar menahan untuk tidak menghubungi Ryujin lewat telepon maupun chat. Sering ia sudah hendak menelepon atau menulis pesan untuknya, tapi ia juga tidak mau membuatnya terganggu. Ia tidak mau lagi seperti ini. Tapi, benarkah ia harus bertahan sampai selepas ujian nanti?

Menyegarkan untuk keluar sekadar nyari angin seperti malam ini. Sambil menunduk memainkan ponsel, dengan di tangan lain menggenggam sebuah apel merah, Hyunsuk membuka gerbang dan keluar rumah bermaksud untuk jalan-jalan sebentar. Langkahnya terhenti seketika kala menyadari hampir saja ia menabrak seseorang.

Oh, God!

Wajah yang selalu ia rindukan meski setiap hari bertemu dengannya. Iya, habis selalu ada jarak saat di sekolah. Mana gak pernah telepon atau chat.

"Mau kemana?" tanya Hyunsuk pada Ryujin yang juga baru keluar rumah dengan membaca buku tulisnya.

Ya ampun, masih belajar juga ini bocah gadis. Gak bisa gak bisa, ia pengen banget ngacak-ngacak rambutnya, mencubit pipinya, membuang bukunya, menculiknya dan membawanya keliling kota malam ini dengan motornya.

Sial! Itu hanya angan-angan semata.

Mana malam ini cantik banget lagi tetangganya ini dengan rambut tergerai dan tanpa make up.

Tidak seharusnya ia keluar dan melihat Ryujin seperti ini. Hanya membuat rindunya semakin menjadi-jadi.

"Oh, ini... mau belajar di toko. Kamu mau ke mana?"

"Mau beli kue," jawab Hyunsuk spontan. Ia gak mau jauh dari Ryujin pokoknya, yang sebenernya sama sekali gak mau beli kue. "Disuruh Kak Jennie."

Ryujin mengangguk-angguk. "Ayo."

Yes! Akhirnya jalan bareng juga.

Tapi, ya gitu. Ryujin tetap membaca buku sambil jalan dan gak ada percakapan sama sekali.

Tanpa bisa mengganggu Ryujin, Hyunsuk hanya melihat wajah sampingnya yang nampak serius membaca buku di tangannya itu.

Oh, batu sialan! Hyunsuk satu langkah lebih cepat menendang batu ukuran sedang di depan Ryujin yang bisa saja menyandung kakinya. Kembali Hyunsuk menatap jalan depan seolah-olah tidak terjadi apapun. Namun, Hyunsuk menghentikan langkah sebab Ryujin berhenti.

Masih SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang