40th Step - Jawaban Hyunsuk

102 14 10
                                    

Original Writer Zumaseyo
Publisher Keyralaws

40
Jawaban Hyunsuk

Dua piring nasi goreng terhidang di hadapan Hyunsuk dan Ryujin di sebuah kedai kecil di luar area pinggiran Monas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua piring nasi goreng terhidang di hadapan Hyunsuk dan Ryujin di sebuah kedai kecil di luar area pinggiran Monas.

"Emang lo doyan makan di tempat kaya gini?" bisik Ryujin jangan sampai kang nasi gorengnya denger. Siapa tahu dia tersinggung.

"Doyan lah, yang penting jangan sama telur aja," balas Hyunsuk berbisik juga lalu mulai menyendok nasi gorengnya.

"Gue jamin nasi goreng sini sama nasi goreng di restoran mewah, enakan di sini."

"Emang iya," Hyunsuk membenarkan tanpa menoleh.

Ryujin senang melihat Hyunsuk yang lahap juga makan nasi goreng bukan bikinan chef restoran. "Lo belum makan, ya?"

"Iya, dari siang tadi."

"Kok gak makan?"

"Lupa."

"Gak boleh gitu."

Hyunsuk akhirnya menghentikan makannya untuk beralih menatap Ryujin.

"Abisin nasinya, atau gue tinggal lo di sini. Nyasar, sukurin lo."

Bibir Ryujin hanya mencibir, ia akhirnya makan. Tetap saja di sela-sela makan Ryujin terus mengajukan pertanyaan.

"Selama lima hari ini lo kemana?"

Aduh, ia nyesel nanya itu. Bagaimana kalo selera makan Hyunsuk hilang?

Tuh, 'kan, Hyunsuk malah diem.

"Ketua Choi... gak usah dijawab juga gak..."

"Gue ke Bandung."

Dugaan Jihoon benar. Hyunsuk ke rumah Om Taeyang.

"Tiap hari? Bolak-balik?"

"Gue mampu kali."

"Gak capek?"

"Gak."

"Kenapa lo gak masuk?"

"Gue harus jelasin?"

"Kalo lo mau."

Hyunsuk menghela nafas sesaat.

"Marah aja sama Papa, dia maksa banget gue harus jadi pengacara. Udah ditentuin banget masa depan gue sama Papa."

"Jadi, lo lagi berontak?"

"Ya... gitu lah pokoknya."

Kepala Ryujin mengangguk-angguk.

"Gak papa, gue ngerti dengan sikap lo yang kaya gitu. Gue juga paham kenapa Papa lo menekankan banget nentuin masa depan lo. Lo masih pengen hidup bebas, sedangkan Papa lo pengen hidup lo teratur. Intinya, menurut gue, asal lo gak bandel sama belajar aja, Papa lo mungkin gak maksa-maksa lo jadi pengacara. Bisa aja lo rajin belajar dan ntar berprofesi apapun yang bisa membanggakan orang tua lo, pasti mereka akan puas sama lo."

Masih SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang