42th Step - Ryu-Suk Jadian!

109 10 10
                                    

Original Writer Zumaseyo
Publisher Keyralaws

42
Ryu-Suk Jadian!

Sekitar dua puluh menit Hyunsuk membonceng Ryujin sebelum akhirnya mereka berhenti di sebuah taman yang begitu sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar dua puluh menit Hyunsuk membonceng Ryujin sebelum akhirnya mereka berhenti di sebuah taman yang begitu sepi. Ryujin tidak tahu mereka ada di mana sekarang, ia menurut saat mengekori Hyunsuk yang mengajaknya ke pusat taman di mana ada air mancur di sana. Mereka saling berhadapan di depan air mancur tersebut.

"Sekarang lo maunya apa?" tanya Hyunsuk langsung tanpa basa-basi.

Wah! Ingin rasanya Ryujin kabur. Ia tidak sanggup menghadapi Hyunsuk.

"Gue?"

"Lo kira gue ngomong sama siapa kalo bukan sama lo di sini? Jangan bodoh. Gue lagi bahas telepon gue semalem."

"Bukannya gue udah jawab kalau..."

"Alasannya apa?" Hyunsuk tidak terima. Ia harus sabar karena Ryujin sulit diajak bicara. Ia tau cewek ini sangat gugup sekarang.

"Gue takut lo cuma main-main," jawab Ryujin lirih akhirnya sambil menunduk.

Dari situ Hyunsuk tertawa.

"Jadi, lo kurang yakin sama keseriusan gue. Atau bahkan lo mikir kalo gue berhasil macarin lo gue menang taruhan sama Jihoon Jeongwoo? Kaya sinetron aja. Kalo gak percaya, liat mata gue dong. Jangan nunduk terus makanya."

Menatap matanya? Bertemu seperti ini saja ia tidak tahan lagi.

"Hyunsuk..."

"Ya ampun, apa susahnya si natap mata gue?" potong Hyunsuk melangkah lebih dekat padanya, menangkup kedua pipinya dengan lembut agar gadis di depannya ini mau melihat dirinya. "Gue keliatan bohong atau nggak? Perhatikan baik-baik mata gue. Gimana? Ganteng, 'kan?"

Hm... narsis sekali seorang anak pengacara satu ini.

Ryujin sangat tidak bisa mengendalikan debar jantungnya sekarang.

"Gue sangat gugup tau..." lirih Ryujin. Malah itu yang keluar dari mulutnya.

Senyum Hyunsuk terbentuk. Ia menurunkan kedua tangan dari pipinya dan beralih meraih bahu Ryujin untuk perlahan dipeluknya.

Sungguh, Ryujin tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya sekarang.

"Nih, dengerin... Lo yang nyatain duluan ke gue, giliran gue ngasih jawaban 'iya' lo gak mau. Terus maunya apa? Gue gak bercanda lho ini ngajak lo pacaran. Lo gak usah takut. Mau pacaran sama gue?"

Pelukan hangat itu Ryujin renggangkan dan menatap matanya hati-hati. Terlihat mata tulus Hyunsuk di sana. Hyunsuk memang sepertinya tidak main-main. Tapi...

"Gue itu..."

"Kenapa? Ayo dong jawab. Mau atau enggak? Kalau gak mau, gue tinggal lo di sini. Nyasar sukurin lo."

Masih SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang