59th Step - Cemburu Lagi

54 6 0
                                    

Original Writer Zumaseyo
Publisher Keyralaws

Original Writer ZumaseyoPublisher Keyralaws

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

59
Cemburu Lagi

"Aku balik dulu, ya."

Anggukan Ryujin tampak canggung. Pasti, ada Hyunsuk yang memperhatikan.

Sampai Ryujin masuk toko pun Hyunsuk belum mengalihkan perhatian darinya.

"Sayang," panggil Ibu Dara yang membereskan kotak P3K, sembari mengisi waktu luang. "Tolong beliin obat merah sama kain kasa, ya? Udah mau abis ini."

Mengangguk, Ryujin menerima uang dari Ibu Dara dan kembali ke luar toko menuju apotek yang tidak terlalu jauh dari tokonya.

Hanya kurang sekitar seratus meter lagi sampai ke apotek, Ryujin mengurungkan langkahnya sebab ada sekumpulan remaja seumurannya nongkrong di depan minimarket. Mereka, biasanya lima orang, memang selalu ada berkumpul di situ. Membuatnya risih.

Gimana, nih? Masa harus puter balik. Kalau bablas ngelewatin mereka pasti bakal diusilin dengan dipanggil namanya atau siulan. Bukan hanya dirinya, tapi setiap ada cewek-cewek lewat. Persis gerombolan om-om di pos ronda.

Uang di tangan ia genggam erat dan berpikir keras. Mana ini jalan satu-satunya menuju apotek. Ah, udahlah balik aja daripada malu!

Baru setengah membalikkan badan, tubuhnya tertahan oleh seseorang yang membimbingnya terus jalan. Hampir saja ia teriak panik kalau ia tidak melihat siapa yang menahan bahunya.

"Aku anter," ucap Hyunsuk melepas pegangan di bahu sambil berjalan di sampingnya.

"Oo oh, makasih," ucapnya masih dalam keterkejutannya. "Hampir aja aku milih pulang."

"Tau, kok."

Keduanya terdiam. Mereka akhirnya berhasil melewati kumpulan anak-anak remaja itu tanpa gangguan, karena mereka tau Ryujin datang dengan seorang cowok jadi mereka lebih memilih diam.

"Jadi, kamu ngikutin aku dari tadi?"

"Ngeliat kamu keluar malem-malem masa aku cuma diem," ujarnya yang akhirnya sampai dan membukakan pintu apotek, membiarkan Ryujin masuk dulu, diikuti ucapan terima kasih dari gadisnya yang terdengar sangat lirih dan lembut.

"Mba, obat merah dua, kain kasa dua," pesan Ryujin pada mba-mba apotek berseragam putih yang langsung dilayani.

"Kalo mau keluar malem udah lewat jam sembilan kaya gini jangan sendiri. Panggil aku atau minta anter Kak Hanbin kan bisa."

"Iya," angguknya tersenyum kecil.

"Untung aja aku liat tadi."

Ryujin tidak menjawab dan memilih menahan senyum sipunya, ia menerima bungkusan plastik dari mba-mba yang eh... ikut tersipu juga dia.

Masih SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang