21th Step - Berharap Chattingan?

85 8 7
                                    

Original Writer Zumaseyo
Publisher Keyralaws

21
Berharap Chattingan?

21Berharap Chattingan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayaaah!"

Suara Ryujin tersebar ke seluruh sudut ruang tamu. Ia menemukan ayahnya duduk beralaskan lantai berhadapan dengan meja yang terdapat sebuah kotak bingkisan ukuran tidak terlalu besar di atasnya.

"Oh, sini. Belajarnya udah selesai?" sambut Ayah Donghae melambai pada putrinya untuk mendekat.

"Lanjut nanti. Ini apa, Yah?" tanya Ryujin terselip nada harapan kotak itu akan diberikan padanya.

Tidak mau putrinya menunggu jawaban lama, Ayah Donghae mendorong kotak itu lebih dekat pada Ryujin. "Ayah pengen kasih kamu hadiah. Boleh dibuka sekarang, kok."

"Wah, terima kasih, Ayah! Apapun isinya Ryujin pasti suka karena itu hadiah dari Ayah," cetus Ryujin antusias.

"Kalo isinya cuma kertas masih tetep suka?" goda Ayah Donghae yang membuat Ryujin cemberut sebab agak menyesali perkataannya baru saja.

Mulai dibukanya penutup kardus kotak tersebut dan terdapat sesuatu di dalamnya yang masih tertutup kertas. Hati-hati ia membuka kertas, barulah ia melihat apa sebenarnya yang Ayah Donghae berikan sebagai hadiah.

"Ayah, bagus sekali! Cantik!" riang Ryujin mengeluarkan sebuah tas dari kotak. Tas sekolah punggung berwarna navy yang elegan. Terdapat bandul nametag di salah satu risleting tasnya. "Aku akan langsung memakainya besok."

Ayah mengangguk tersenyum. Ia puas karena putrinya antusias menerima pemberian darinya. "Dijaga baik-baik biar bisa gonta-ganti tas ke sekolah."

"Pasti!" Ryujin mengangguk-anggukan kepala cepat. Ia berdiri mencoba memakai tasnya dan berputar-putar di depan Ayah Donghae. "Bagus, 'kan, Yah?"

"Cantik sekali," komentar sang ayah.

"Ryujin semangat sekali buat sekolah besok," ucap Ryujin kembali duduk lalu memeluk ayahnya sejenak. "Makasih, Ayah."

"Gimana di sekolah? Betah? Temen-temenmu gak ada yang ribut sama kamu? Mereka semua bisa diajak berteman?"

Ryujin kembali mengangguk cepat.

"Betah, Yah. Temen-temennya bisa diajak berteman, kok. Satu kelas solidaritasnya tinggi lho, Yah, beneran. Jadi, gak ada yang gangguin Ryujin. Guru-gurunya juga asyik, mereka jadi kaya temen gitu, Yah. Temen-temen sekelas Ryujin tuh suka main bareng-bareng, nongkrong bareng sekelas, pergi ke rumah salah satu temen juga bareng sekelas. Jadi tambah seru. 'Kan Ryujin juga pernah cerita ke Ayah, awal-awal pindah temen-temen sekelas ke toko kue kita."

Ayah tertawa kecil. "Syukurlah kalau seperti itu keadaannya. Ngeliat kamu semangat bercerita kaya gini, Ayah percaya kalo kamu memang betah dan kerasan di sana. Udah sana masuk kamar lanjut belajar. Ayah mau nyusul ibu dan kakakmu ke toko."

Masih SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang