31th Step - Sebuah Perhatian Berarti

79 11 3
                                    

Original Writer Zumaseyo
Publisher Keyralaws

31
Sebuah Perhatian Berarti

"Sampai kapan ayah pulih dari sakit itu?" tanya Ryujin lebih pada bergumam untuk dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sampai kapan ayah pulih dari sakit itu?" tanya Ryujin lebih pada bergumam untuk dirinya sendiri. Ia tidak berharap Hyunsuk akan menjawabnya, karena mungkin dia tidak terlalu tahu.

"Dua bulan."

Ryujin menoleh pada Hyunsuk. Bagaimana jawaban Hyunsuk begitu yakin seperti itu padahal Hyunsuk belum melihat sendiri kondisi sebenarnya ayahnya? Ya, itu paling perkiraan Hyunsuk aja.

"Dua bulan?"

"Tangan retak kaya gitu bisa dua bulan. Bukan tanpa dasar gue ngomong gini, mantan pacar Kak Jennie soalnya pernah kaya gitu. Dan, dua bulan pulih."

Nah, jika ada penjelasan lanjutan, barulah Ryujin percaya.

"Iya, semoga gak terlalu lama ayah buat pulih."

Tiba-tiba saja Hyunsuk menguap, ia melirik jam tangannya, menjelang sore. Menunggu tanpa melakukan apapun di teras ini membuatnya mengantuk. Dengan kedua tangan dilipat di dada Hyunsuk duduk dengan memejamkan mata.

"Sebenernya gue mau minta maaf karena ngebentak lo kemarin waktu buku Somi ilang. Tapi, gue gengsi," ucap Hyunsuk merendahkan suaranya karena serangan kantuk. Ia juga sambil memejamkan mata saat mengatakannya.

Ryujin tertawa kecil mendengarnya. Ada-ada saja Ketua Choi ini.

"Ya udah, gak minta maaf gak papa. Yang penting lo udah tau kebenarannya."

"Gue minta maaf."

Kali ini nadanya terdengar lebih serius.

"Iya," singkat Ryujin halus karena tidak tahu harus bilang apa lagi. "Lo kalo mau pulang, pulang aja sekarang."

"Gue nunggu bokap lo selesai operasi dulu. Lagian terlanjur ngantuk masa dibawa nyetir."

Ryujin mengangguk. Ia memperhatikan wajah Hyunsuk, sepertinya ketua kelasnya ini mulai tertidur. Kepalanya juga terantuk semakin ke bawah. Setengah sadar, Hyunsuk mengangkat kepala dan berusaha menahan kepalanya agar tidak jatuh. Namun, kantuknya semakin menjadi. Entah kenapa ia mengantuk sekarang. Oh, mungkin karena hari ini ia tidak tidur di kelas sebab sibuk menyelesaikan masalah buku Somi di kelas.

Ke kiri kepala Hyunsuk mencondong, lalu ke kanan yang berakhir di pundak Ryujin sebagai tumpuan. Mendebarkan jantung Ryujin. Dia bener ketiduran? Gampang banget tidurnya.

Walau bahunya terasa berat, jantung yang bergemuruh, wajah yang panas dingin, Ryujin bertahan dalam posisi seperti ini. Berusaha menguasai perasaan yang tidak menentu.

Menit demi menit berlalu, Hyunsuk belum juga bergerak dari tidurnya, Ayah Donghae belum juga selesai operasi.

Hampir dua puluh menit Ryujin masih dalam posisi sama, bahunya semakin terasa berat dan sedikit miring. Pegal. Tapi, kenapa ia diam-diam merasa senang bahunya menjadi bantal ketua kelasnya ini?

Masih SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang