17th Step - Sikap Dingin Hyunsuk

93 13 1
                                    

Original Writer Zumaseyo
Publisher Keyralaws

17
Sikap Dingin Hyunsuk

Sepiring penuh aneka buah yang sudah terpotong-potong beserta dua cangkir cokelat panas di atas nampan dibawa Mama Taeyeon menuju ruang keluarga tempat Hyunsuk belajar bersama Ryujin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepiring penuh aneka buah yang sudah terpotong-potong beserta dua cangkir cokelat panas di atas nampan dibawa Mama Taeyeon menuju ruang keluarga tempat Hyunsuk belajar bersama Ryujin.

Di atas meja sudah berserakan beberapa buku yang terbuka dengan Hyunsuk dan Ryujin duduk bersebelahan di depan meja. Berbeda dengan Ryujin yang semangat mengajari, Hyunsuk justru mengeluh sana-sini. Bosan lebih tepatnya.

"Nah, ini dimakan sambil belajar, ya?" Mama Taeyeon meletakkan piring dan gelas di atas meja setelah menggeser sedikit buku untuk mencari celah tempat sajian buah dan minum. "Ketua Choi, jangan coba-coba kabur dari belajar, ya?"

"Berhenti nyebut aku 'Ketua Choi', Ma," dengus Hyunsuk sebal. "Sudah sana Mama pergi aja."

"Belajar yang rajin, Sayang," ucap Mama Taeyeon tersenyum menang, karena kali ini anaknya menurut untuk belajar bersama tetangga barunya. Ia beralih menatap Ryujin, "Maaf, merepotkan. Hyunsuk itu gak mau dicariin guru privat. Malah dulu waktu tante datengin guru privat, Hyunsuk nyorat-nyoret mobil ibu gurunya ditambah semua rodanya dikempesin. Dia ngancem tante dengan cara seperti itu. Jadi, titip ketua kelas yang paling ganteng ini, ya, Ryujin?"

Ryujin tertawa kecil sebelum akhirnya mengangguk-angguk dan Mama Taeyeon keluar bersama nampan kosongnya.

"Ayo, sekarang nomor delapan," ucap Ryujin menunjuk soal di buku paket.

"Harusnya lo gak pindah ke sini dan jadi tetangga," ujar Hyunsuk meletakkan pensil dengan kasar.

Tapi, Ryujin tidak mau mendengarkan. "Nomor delapan."

Hyunsuk tahu, sebelum PR-nya selesai, tetangga barunya ini dan mamanya tidak akan mengizinkan dirinya untuk pergi dari sesi belajar. Maka, dengan sangat terpaksa Hyunsuk menuruti perkataan gadis ini.

Jam sepuluh malam Hyunsuk dan Ryujin baru menyelesaikan belajarnya. Begitu Ryujin mengatakan 'selesai!', Hyunsuk secepat kilat meninggalkan ruang keluarga tanpa membereskan buku-buku miliknya. Sabar, Ryujin yang membereskan alat-alat tulis ketua kelasnya pada akhirnya.

"Penyelidikan?"

Langkah Ryujin terhenti di ambang batas ruang keluarga saat mendengar suara Hyunsuk. Ia bisa melihat sedikit ketua kelasnya tengah berbicara serius dengan Papa Jiyong yang saling berhadapan.

Papa Jiyong mengangguk. "Besok sepulang sekolah kamu ikut papa sama satu detektif untuk penyelidikan kasus pembunuhan yang sedang papa tangani. Papa udah atur jadwal penyelidikan dengan menyesuaikan waktu luang kamu agar tidak ganggu belajar di sekolah."

"Pa," jengah Hyunsuk malas yang harus berapa kali lagi ia jelaskan tentang ketidakminatan akan hal-hal yang membuatnya berjalan menuju gelar pengacara. "Hadir di sidang aja aku males apalagi penyelidikan kaya Sherlock Holmes atau Detektif Conan."

Masih SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang