58th Step - Masalah Jeongwoo

48 5 2
                                    

Original Writer Zumaseyo
Publisher Keyralaws

Original Writer ZumaseyoPublisher Keyralaws

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

58
Masalah Jeongwoo

Sekolah hari ini tidak membuat mood Ryujin membaik. Dari pagi sampai istirahat terakhir hampir tidak ada senyum di wajahnya. Ia memilih pergi ke perpustakaan berharap mood-nya sedikit baik.

Di perpustakaan rupanya cukup sepi. Hanya ada pustakawan di sana. Syukurlah, ini yang ia harapkan. Ryujin menuju rak buku bagian novel, tak ada judul khusus yang ia inginkan, acak saja ia mengambilnya.

Langkahnya mencari tempat duduk yang paling dekat dengan jendela, namun ia berhenti. Seseorang sudah ada di sana, duduk dengan membaringkan kepala di atas meja menghadap jendela. Itu Hyunsuk, yang sepertinya tertidur. Kaki Ryujin terasa berat. Sudahlah, ia mengurungkan niatnya untuk ke sana, perlahan ia mundur dan mengembalikan novel ke dalam rak.

"Oh, Ryujin?"

Ryujin yang sudah hendak keluar tersentak dengan seseorang di hadapannya.

"Hai, Rubin," balasnya lirih sambil melirik diam-diam pada Hyunsuk yang tetap bergeming.

Namun, Rubin menyadarinya dan mengikuti arah yang di maksud Ryujin.

Oh, Si Anak Pengacara.

"Aku masuk kelas dulu."

"Ryujin," cegah Rubin. "Mau gak nanti sepulang sekolah ikut aku?"

"Hah?" kerut Ryujin berkerut. Rubin terang-terangan mengajak pergi dirinya saat ada Hyunsuk yang jelas-jelas bisa mendengar andai saja tidak tertidur? Sudah pasti Rubin ingin membuat amarah Hyunsuk naik.

"Aku mau ajak kamu nengok Papa aku di penjara."

"Hm?" Ryujin tersentak.

"Kok kamu gak kaget Papa aku di penjara?" heran Rubin. Tapi, ia sadar dan mengalihkan pandangan pada Hyunsuk. "Ooh... dia yang ngasih tau, ya? Dia ngomong kalo aku anak seorang kriminal?"

Ryujin menggeleng cepat, "Hyunsuk gak pernah ngomong gitu, Rubin."

Senyum Rubin timbul. "Tentu kamu bakal bela dia."

"Tapi, bener kok dia gak ngomong gitu."

"Oke oke. Jadi, mau ikut aku ke sana. Oh lupa lagi, perlu aku izinin ke Choi Hyunsuk biar bisa pergi bareng aku?"

"Rubin," cegah Ryujin saat Rubin hendak menghampiri Hyunsuk. "Maaf, tapi aku gak bisa ikut."

"Kenapa? Kamu malu?"

"Nggak sama sekali. Tapi, maaf aku bener-bener nggak bisa ikut," pungkas Ryujin yang setelahnya langsung pergi meninggalkan ruang perpustakaan itu.

Rubin tertawa singkat dan menggumam, "Wah, Hyunsuk effect bener-bener manjur."

Masih SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang