18th Step - Salah Paham

89 10 3
                                    

Original Writer Zumaseyo
Publisher Keyralaws

18
Salah Paham

Seperti terbebas dari jebakan yang menjerat, Ryujin bernafas lega kala bel istirahat pertama berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti terbebas dari jebakan yang menjerat, Ryujin bernafas lega kala bel istirahat pertama berbunyi. Ia segera merapikan alat-alat tulis ke dalam tas dan menoleh ke arah bangku Hyunsuk yang berada dekat di belakangnya. Sudah ia duga jika Hyunsuk akan langsung melesat begitu bel bunyi bahkan saat sang guru belum menutup sesi pertemuan pelajaran.

Menggunakan kesempatan yang ada, Ryujin bergegas menghampiri bawah meja Hyunsuk dan memungut gumpalan kertas yang sempat dibuang Hyunsuk tadi.

"Ngapain?" tanya Yujin yang melihat Ryujin jongkok di meja ketua kelas. Tanpa menunggu lama temannya ini sudah kembali duduk dengan menunjukkan gumpalan kertas padanya. "Itu apa?"

"PR Paketu. Semalem gue bantuin dia kerjain. Tapi, ini malah disobek. Gue gak ngerti kenapa."

"Mm..." Yujin berpikir sejenak. "Dia emang suka gila. Mind blowing? Out of the box? Seenaknya sendiri? Gitu-gitu lah, pokoknya."

Ryujin menyunggingkan senyumnya. "Gue mau ngasih ini ke Bu Jessica. Lo ke perpus dulu, ntar gue langsung nyusul."

"Oke," angguk Yujin yang lalu keduanya keluar kelas dengan arah berbeda. Satu ruang guru, satu perpustakaan.

Hampir sampai di ruang guru, Ryujin melihat Rubin berjalan ke arahnya sambil melambaikan satu tangannya tinggi dan tersenyum.

"Mau kemana?" sapa Rubin begitu mereka saling berhadapan.

"Ruang guru," jawab Ryujin tersenyum. Ia memperhatikan lamat-lamat wajah juga lengan Rubin. Baik-baik saja, tidak ada luka. Dia dan Hyunsuk tidak berantem hari ini? Ia harusnya bersyukur, bukan? Tapi, Ryujin makin memikirkan alasan Hyunsuk tidak mengumpulkan PR Matematikanya. Kalau bukan karena Rubin, lalu apa yang membuat mood Hyunsuk tidak bagus pagi ini? Karena dirinya? Papanya?

"Kok, diliatin terus? Ada apa?"

Mata Ryujin mengerjap-erjap. Ia tersenyum lebar. "Lo keren."

"Hm?" Rubin mendadak bingung akan pujian tiba-tiba itu. Tapi, ia segera tersenyum. "Nanti istirahat kedua kita makan siang bareng di kantin, ya?"

"Ha?" Giliran Ryujin yang bingung.

"Oke, lo setuju! See you!" Rubin melanjutkan langkah meninggalkan Ryujin yang masih belum bisa mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Tapi, Rubin..."

Rubin hanya berbalik badan tertawa sejenak sambil melambai padanya dan menghilang di belokan lorong.

Sudahlah, nanti dulu memikirkannya. Ryujin masuk ruang guru dan menghampiri Bu Jessica yang sedang santai di depan mejanya.

"Permisi, Bu Jessica."

Masih SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang