Part 7 - Keluarga Andin

2.2K 405 13
                                    

Hari sudah mulai sore, Andin baru sampai di rumah lantaran sebelumnya ia harus menyelesaikan beberapa meeting dengan klien nya.

Ia nampak begitu terkejut saat membuka pintu karena ternyata kedua orang tua nya telah kembali dari Jepang lantaran ada beberapa urusan pekerjaan disana.

Pekerjaan Papa Surya sebagai seorang dokter seringkali membuatnya harus berpisah dengan putri semata wayangnya selama beberapa waktu. Tidak jarang ia meninggalkan Andin untuk urusan pekerjaan bahkan sedari ia kecil.

Meskipun demikian, hal itu tidak membuat hubungan Andin dengan sang papa renggang. Bahkan bisa dibilang, Andin merasa lebih dekat dengan papanya dibanding dengan mamanya.

Sedari kecil kedua orang tua Andin selalu membiasakan dirinya untuk terbuka dan tidak berbohong, apalagi membohongi diri sendiri. Masa lalu Papa Surya yang sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya sejak SD, membuatnya merasa tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari kedua orang tuanya. Karena sejak kedua orang tuanya meninggal dunia, ia hanya diasuh oleh neneknya di kampung.

Neneknya yang sering sakit-sakitan membuat dirinya memiliki mimpi untuk menjadi seorang dokter. Berjuang seorang diri dikala neneknya sedang sakit bukanlah hal yang mudah. Beberapa kali ia harus membantu tetangganya berdagang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Beruntung ketika ia besar, ia bertemu dengan banyak orang baik yang akhirnya membuatnya bisa bergelar doktor. Hal itu membuat ia berjanji dengan dirinya sendiri, bahwa ia harus selalu menolong dan menjadi orang baik, tidak peduli latar belakang orang itu. Karena baginya, berbuat baik itu tidak menuntut apapun.

"Papaaa?" ucap Andin kemudian berlari memeluk sang papa yang sedang duduk di sofa itu dengan erat.

"Hey nak, baru pulang?"
"Ya ampun, papa pulang kok nggak bilang-bilang sih? Katanya masih lama disana.."

"Iya nak, papa pikir juga papa masih lama disana, tapi ternyata ada temen papa yang nyusul kesana dan bisa gantiin posisi papa. Jadi papa sama mama bisa pulang deh."

"Oiya mama mana pah?"
"Mama masih mandi di atas."

"Papa sehat kan? Aku kangen banget paa.."
"Papa juga kangen banget sama anak papa ini. Kamu baik kan nak? Udah bahagia belum hari ini?" ucapnya sambil tersenyum.

Pertanyaan itu memang selalu ditanyakan Papa Surya setiap harinya bahkan sejak Andin kecil. Baginya, kebahagiaan itu bukan semata-mata ucapan atau perasaan sesaat. Melainkan kecukupan akan rasa cinta, kasih sayang, dan kegembiraan.

"Bahagia kok pa, apalagi baru pulang kerja terus disambut papa terhebat aku. Bahagianya double pa.."

"Hmm, kalau bahagianya double, yang satunya karena apa dong?"
"Emm, aku ditawarin jadi brand ambassador lagi pa.."

"Oiyaa? Wah hebat sekali anak papa. Papa boleh tau nggak nak, itu brand apa?"

Meski bisa dibilang ia adalah orang tua Andin, tapi ia selalu merasa bahwa bagaimanapun juga anaknya berhak memiliki privasi. Ia dan isterinya selalu membiasakan diri untuk meminta izin terlebih dahulu jika ingin mengetahui sesuatu apalagi jika itu tentang pekerjaan sang anak.

"Haha, boleh dong paa.. ARA cosmetics pa, itu loh yang produknya juga aku pakai, inget nggak pa?"

"Oh papa inget, yang waktu itu papa temenin kamu belanja di mall 2 jam ya?"

"Haha iya pah, maaf ya pa, waktu itu papa jadi nunggu lama."

"Nggak apa-apa dong sayang, papa malah seneng bisa punya waktu berdua sama putri papa ini."

Mereka saling menatap.

"Papa minta maaf ya nak, kalau belakangan papa jadi nggak punya waktu banyak sama kamu. Papa terlalu sibuk ya sama kerjaan papa?"

Beside Me -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang