11 Desember 2022. Hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh dua insan itu akhirnya tiba. Bukan hanya mereka, namun banyak orang juga sudah menunggu hari bahagia ini.
Aldebaran dan Andin masih berada di ruangannya masing-masing dengan perasaan yang campur aduk. Aldebaran ditemani Alana dan Nathan di ruangannya, sedangkan Andin ditemani Glenca beserta temannya yang menjadi bridesmaid diacaranya nanti.
Aldebaran masih duduk didepan cermin riasnya. Mulutnya tak henti-hentinya menghafalkan kalimat ijab kabul.
"Cielah bang, santai aja kali, rileks..." goda Alana.
"Diem lo, gue lagi serius ini.""Buset, ganteng amat bro. Kayak mau nikah aja."
"Ya lo pikir ini gue mau sunat?""Kayaknya hari ini lagi mode serius banget deh kak." bisik Alana.
"Iya na, ngeri kalo ngamuk.""Bang, udah lo tenang aja, jangan tegang gini. Gue yakin lo bisa kok."
"Iya Al, calm down...""Gue takut salah ucap, terus kan kata orang tua harus sekali tarikan nafas biar rumah tangganya juga sekali seumur hidup."
"Udah lo tenang aja, pasti bisa kok. Gue sama Alana bakal doain lo."
"Thanks ya."Disisi lain terlihat gadis yang sedang duduk di ruangan yang berbeda. Gadis itu mengenakan gaun pengantin seputih awan, yang panjangnya menyentuh lantai, mengembang di bagian bawah seperti seorang putri dari kerajaan Inggris.
Dia duduk di depan cermin dan merasa bahwa ini adalah dandanan terbaik seumur hidupnya. Pipi merah muda tipis, lipstik yang menyatu dengan merah jambu bibirnya, semua terlihat sempurna.
Di ruangan itu ada sahabatnya beserta para bridesmaid yang sudah siap bertugas.
"Ndin, you look so beautiful today!" seru Glenca.
"Thank you G, i've never felt so beautiful before."Saat ini acara akad sudah akan dimulai. Dari luar ruangan itu terdengar suara bising para tamu. Pengeras suara dinyalakan, disambut dengan lantunan ayat suci.
Aldebaran sudah duduk dihadapan Papa Surya yang bersebelahan dengan seorang penghulu sebagai pemandu acara akad mereka. Tak lupa juga, sudah ada empat orang saksi yang merupakan perwakilan dari kedua keluarga itu.
Andin datang dari arah pintu, Aldebaran yang merasa calon istrinya itu langsung menengok. Rasanya air matanya ingin jatuh saat ini juga. Ia sangat terpesona dengan kecantikan Andin hari ini. Wanitanya itu sangat sempurna.
Sang pembawa acara mulai membuka acara akad itu. Dilanjut pembacaan ayat suci Al-Quran yang dibacakan oleh salah seorang qori ternama. Sekarang giliran sang penghulu yang akan memberikan khutbah nikah.
Suasana kembali hikmat saat sang penghulu mulai membacakan doa-doa pengantar ijab. Aldebaran yang tadi masih bisa tersenyum kini sudah sangat tegang.
Kemudian hening, sampai akhirnya terdengar deheman dari suara yang tak lagi asing di telinga Andin.
Suara Papa Surya.
Papa Surya berdehem sekali lagi. Lalu, memanggil, menyebut nama Aldebaran.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Aldebaran Galendra bin Ahmad Galendra Nugraha, dengan anak saya Andini Gabriella Widjaja binti Surya Widjaja dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan emas sebesar delapan ratus gram dibayar tunai."
Nama Andin disebut, hatinya menghangat.
Sekarang, giliran suara yang berbeda, lebih dalam. Suara Aldebaran.
"Saya terima nikah dan kawinnya Andini Gabriella Widjaja binti Surya Widjaja dengan seperangkat alat sholat dan emas sebesar delapan ratus gram dibayar tunai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside Me -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Terlepas dari bagaimana cara kita bertemu. Senang bisa mengenalmu." - Aldebaran Galendra *** Aldebaran Galendra, seorang businessman yang memiliki wajah tampan dan namanya terkenal di kalangan pembisnis sukses lainnya. Sifatnya yang cuek, dingin...