Part 54 - Morning Sick

2.6K 378 25
                                    

"Huft! Besok pake baju apa ya buat ke acaranya Glenca." gerutu Andin sambil membuka lemarinya.

Wanita dengan perut yang sudah mulai menonjol itu mengeluarkan hampir seluruh isi lemarinya. Ia coba tempelkan semua baju itu sambil melihat penampilannya di depan cermin lemarinya.

"Ini kayaknya bagus deh, matching juga sama jas nya mas Al." ucap wanita itu pada satu dress berwarna biru langit.

Namun saat hendak membuka resleting nya Andin sudah merasa sesak dengan baju itu.

"Tapi kok kayaknya udah nggak muat ya, apalagi ini perut udah mulai besar."

"Terus aku harus pake apa dong besok, ah pusing deh." ucap Andin yang mulai frustasi.

Tanpa Andin sadari, sebenarnya sedari tadi sudah ada sepasang mata yang memperhatikannya. Siapa lagi kalau bukan Aldebaran, suami Andin yang super gengsi itu sudah mendengar seluruh keluh kesah Andin sekitar hampir sepuluh menit.

Bukannya tak mau membantu sang istri, namun Aldebaran paham betul jika dirinya ikut bergabung dalam situasi ini malah semakin membuat keruh suasana.

Ia hanya mampu tersenyum melihat kearah sang istri sambil memegang secangkir teh hangat yang baru saja Ia ambil dari dapur.

Tak ingin jika sang istri mengetahui keberadaannya, Ia pun langsung pergi ke ruang kerjanya guna menyelesaikan beberapa berkas yang diberikan Rendy.

Kini jam dinding sudah menunjukkan pukul sembilan malam, seluruh penghuni Istana Pondok Pelita sudah berada di kamarnya masing-masing. Begitu pula dengan pasutri ini, mereka berdua sedang berbincang diatas ranjang sambil sesekali melempar candaan satu sama lain.

"Mas, besok jadwal aku kontrol. Kamu bisa nemenin nggak?"
"Kalo nggak sama saya, kamu mau sama siapa?"
"Sama Rendy mas."

Aldebaran cukup terkejut mendengar jawaban istrinya itu, "Lah kok sama Rendy?"

"Ya daripada aku sendiri mas."

"Ndin, manusia yang ada didalem sini tu anak saya bukan anaknya Rendy." tegas Aldebaran sambil menunjuk perut buncit Andin.
"Tuh nak liat papa kamu, posesif banget kan."

"Udah mending sekarang kamu tidur. Besok jadwal kontrolnya pagi kan." perintah Aldebaran sambil membenarkan posisi tidurnya.
"Ih mas kamu marah ya? Maaf ya tadi aku cuma bercanda kok."

"Tidur udah malem."
"Nggak mau tidur sebelum kamu maafin aku." ucap Andin dengan gaya manjanya.

Aldebaran pun bangkit dari posisinya sambil menatap sang istri.

"Saya nggak marah sama kamu, udah ya sekarang tidur, gak baik ibu hamil tidur kemaleman."

"Kiss nya mana?"
"Kiss? Kiss apa?" tanya Aldebaran bingung.

Bukannya menjawab pertanyaan sang suami, dirinya malah memanyunkan bibirnya itu.

Aldebaran yang paham apa maksud sang istri langsung mengalihkan pembicaraan.

"Apasih ndin, udah buruan tidur."
"Ya udah kalo nggak kiss, aku mau begadang sampe pag..."

Ucapan Andin terhenti saat bibir tipis milik Aldebaran sudah mendarat sempurna di bibirnya.

"Udah kan? Yuk tidur udah malem"

Andin hanya menatap gemas sang suami, terkadang Ia masih tak menyangka jika suami kakunya ini berhasil membuat dirinya mengandung.

...

Pagi ini Andin terbangun lebih dulu dibanding Aldebaran lantaran ia merasakan gejolak didalam perutnya. Ia langsung sedikit berlari menuju toilet yang ada kamarnya.

Beside Me -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang