Hari-hari telah dilalui Aldebaran dan Andin sebagai sepasang suami istri. Namun, walaupun sudah seminggu mereka menjadi suami istri, mereka belum saling memiliki seutuhnya satu sama lain.
Tamu bulanan Andin yang hadir semenjak hari pertama pernikahan mereka membuat Aldebaran harus sedikit menahan hasratnya. Sebenarnya rasa kesal itu sesekali muncul dalam benaknya, tapi mau bagaimanapun juga ia harus memahami kondisi istrinya.
Siang ini, mereka sedang packing untuk berangkat ke Dubai. Mereka sepakat memilih Dubai sebagai tempat bulan madunya, agar mereka bisa menikmati malam pergantian tahun di kota yang indah itu.
Andin yang sedari tadi sudah heboh tentang barang bawaannya, membuat Aldebaran sedikit pusing.
"Mas, bantuin aku dong beresin baju-baju yang mau kita bawa." ucap Andin sambil menarik kaki Aldebaran yang sedang berbaring.
"Kamu ribet banget sih ndin, barang kamu udah tiga koper sendiri, saya aja cuma satu."
"Ya kan satu baju aku, satu peralatan mandi sama perlengkapan lain-lain, terus satu lagi sepatu kita.""Kita disana kan cuma beberapa hari ndin, udah kayak TKW aja kamu."
"Mas bantuin ih, ini nggak bisa ditutup." rengek Andin.
Aldebaran bangun dari tempat tidurnya dan menghampiri istrinya itu.
"Repot banget sih buk." goda Aldebaran.
"Nanti kalo ada yang ketinggalan, repot lagi.""Perginya juga masih jam sembilan malem kan, masih sepuluh jam lagi ndin, santai." ucapnya sambil menutup koper sang istri.
"Santai, santai. Kayak nggak tau aja kalo tidur suka susah dibangunin.""Kamu juga.. Ini udah nih yang dua, tinggal yang itu." tunjuk Aldebaran pada salah satu koper berisi baju milik Andin.
"Eh... eh... yang ini nggak usah mas, aku bisa sendiri."
"Beneran?"
"Iya.."
"Ya udah.""Besok kita mau jalan kemana aja mas?"
"Ya Allah ndin, berangkat aja belum udah mikir besok."
"Ya kan aku cuma tanya.""Paling juga besok baru sampe langsung tepar, mungkin day one kita santai dulu sih ndin."
"Ya udah deh aku ngikut suamiku aja.""Oiya mas, tadi papa ngabarin aku katanya mau kesini."
"Jam berapa?"
"Katanya sih habis papa selesai tugas, mungkin agak sorean."
"Oh gitu.""Ini kita beneran cuma mau berdua aja mas?"
"Ya menurut kamu?""Kirain kamu juga ajak mama sama Alana."
"Sekalian aja ajak Mama Tiara, Papa Surya, Nathan, sama Glenca." ucap Aldebaran ketus."Kok gitu sih jawabnya, kan aku cuma tanya mas."
"Namanya juga bulan madu ya cuman berdua lah ndin, mana ada bulan madu ngajak sekampung.""Ciee, yang pengennya berduaan doang sama aku." goda Andin.
"Apaan sih ndin, nggak jelas.""Hahaha mas mas, maafin aku ya udah buat kamu nunggu selama ini." batin Andin.
"Udah beres mas?"
"Kayaknya sih udah ndin.""Ya udah turun yuk makan siang, pasti mama sama Alana juga udah nunggu."
"Kamu kebawah duluan aja, saya mau ke kamar mandi dulu, nanti saya nyusul."
"Oke deh."Benar saja, sesampainya di ruang makan, terlihat Mama Rossa dan Alana yang sudah menunggu kehadiran pasutri ini.
"Eh mama sama Alana udah nunggu, maaf ya tadi agak ribet packing soalnya."
"Nggak apa-apa mba, santai aja, gue juga daritadi ngobrol sama mama kok. Terus ini bang Al mana? Kok nggak keliatan?"
"Mas Al masih di kamar mandi, nanti katanya nyusul."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside Me -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Terlepas dari bagaimana cara kita bertemu. Senang bisa mengenalmu." - Aldebaran Galendra *** Aldebaran Galendra, seorang businessman yang memiliki wajah tampan dan namanya terkenal di kalangan pembisnis sukses lainnya. Sifatnya yang cuek, dingin...