Part 9 - Keluarga Aldebaran

2K 409 17
                                    

Hari ini Aldebaran pulang lebih sore dari biasanya. Dirinya baru sampai di rumah lantaran ada banyak urusan yang harus ia selesaikan di kantornya.

Mama Rossa terlihat sedang sibuk menyiapkan makan malam bersama asisten rumah tangganya, Wati dan Ani. Berbeda dengan sang mama, Alana tengah bersantai menonton tv.

"Hey Al, tumben jam segini baru pulang?" ucap Mama Rossa.

"Iya mah, tadi ada beberapa urusan dulu di kantor. Aku mandi dulu ya ma.."

"Jangan lama-lama ya, ini mama udah siapin makan malem buat kita."

"Iya maa.." ucapnya sambil bergegas menaiki anak tangganya.

Sesuai dengan pesan sang mama, Aldebaran pun segera turun ke lantai bawah setelah mandi. Benar saja, sang mama dan adik manjanya itu sudah menunggunya di ruang makan.

"Abis mandi bang?" celetuk Alana.
"Menurut lo aja."

"Ya gimana ya, abis lo mandi ngalahin ratu inggris tau nggak, lama banget."

"Kayak tau aja ratu inggris mandi berapa lama."

Mereka tampak sedang menikmati makan malamnya. Meski memiliki asisten rumah tangga untuk memasak setiap harinya, Mama Rossa selalu menyempatkan waktu untuk memasak, terlebih jika untuk kedua anaknya.

Semenjak kepergian sang suami 3 tahun lalu, ibu dua anak itu memang jadi lebih sering berada di rumah. Lantaran ia merasa bahwa ketika masih ada suaminya, ia terlalu banyak menghabiskan waktu di luar rumah karena harus menemani sang suami. Sehingga waktu untuk kedua anaknya terasa kurang, meski padahal mereka setiap hari bertemu.

"Eh Al, gimana kantor? It's everything okay? Kok tumben tadi kamu pulang agak sore, ada masalah?"

"Enggak kok ma, semuanya baik-baik aja."

"Terus kenapa tadi kok agak lembur?"

"Iya ma, alhamdulilah penjualan bulan ini meningkat cukup drastis, jadi tadi aku sempet meeting dulu sama beberapa karyawan untuk bahas kedepannya gimana.."

"Alhamdulilah, happy to hear that. Mama bangga sekali sama kamu, semenjak papa sakit waktu itu, kamu langsung bisa handle semua kerjaan papa dengan baik, padahal waktu itu kamu juga masih belajar."

"Semua juga berkat support dan doa mama kok."

"Gue enggak bang?" celetuk Alana.
"Heran deh gue, nyamber mulu kerjaan lo."

"Dih emang gue piranha, awas aja ye lo bang."

"Hey, udah udah." ucap Mama Rossa berusaha melerai.
"Abang tuh ma.."

"Eh soal brand ambassador ARA yang baru gimana? Semuanya udah beres? Terakhir kalau nggak salah kamu bilang ke mama kalau masih urus kontrak ya?"

"Udah beres semua kok ma, dia juga udah jadi brand ambassador hampir sebulanan, penjualan bulan ini meningkat juga bisa dibilang karena dia."

"Oiya? Emang jadinya siapa? Kayaknya kamu belum cerita ke mama deh."
"Andin ma.."

"Andin?"
"Iya Andini Gabriella ma, yang main film 'Tentang Kisah' itu."

"Hah Andin itu bang? Lo serius? Dia kan lagi terkenal banget sekarang. Ya pantes aja sih penjualan naik, siapa coba yang nggak tau dia." ujar Alana.

"Wait wait, mama boleh liat fotonya nggak?" ucap Mama Rossa yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Boleh ma, emang kenapa?"
"Enggak, mama penasaran aja.."

Aldebaran pun menunjukkan salah satu foto Andin saat photoshoot dengan produk ARA cosmetics.

"Bener ternyata, nggak salah lagi ini."
"Kenapa sih ma? Mama kenal sama Andin?"

"Mama sih nggak pernah ketemu langsung sama Andin. Tapi setau mama, dia itu anaknya dokter Surya. Yang nanganin papa waktu itu, kamu inget kan Al?"

"Dokter Surya? Mama serius?"

"Iya Al, dulu mama beberapa kali diceritain sama dokter Surya sendiri, kalau dia punya anak perempuan dan jadi aktris. Terus mama pernah ditunjukkin fotonya dan ini mukanya sama, mama inget banget Al."

"Aku malah baru tau kalau ternyata Andin anaknya dokter Surya."

"Ya mama memang belum pernah ketemu dia langsung ya Al, tapi yang mama tau dia itu orang baik, sama kayak papanya. Beberapa kali dokter Surya itu cerita tentang anaknya yang super sibuk tapi dia selalu sempetin waktu untuk ketemu keluarganya setiap hari. Dia juga cerita kalau waktu itu anaknya baru aja beliin mereka rumah baru dengan hasil kerja kerasnya sendiri."

"Selain cantik, dia juga keliatan anak yang baik. Nggak salah kamu milih dia Al.." sambungnya.

"Mungkin karena dia habis ada film baru aja ma." jawabnya singkat.

"Hey, kamu nggak boleh gitu Al. Gimana juga penjualan kita meningkat kan juga karena dia."

"Ini mama habis dapet resep baru ya ma? Masakan mama enak banget hari ini."

"Ehm ehm, ada yang salting tuh ma. Biasa deh kalau udah terpojok pasti sok alihin pembicaraan, basi tau nggak bang." ucap Alana sambil terkekeh.

"Apa sih lo, nggak usah geer."

"Dih emang beneran, udah deh ngaku aja, sama keluarga sendiri juga, masih aja gitu." goda Alana.

"Gue nggak mau punya pasangan artis ya, ribet."

"Jangan gitu bang, biasanya jodoh tuh gitu. Berawal dari nggak suka bahkan benci, eh lama-lama dinikahin juga."

"Nggak mungkin, nggak usah halu deh lo."

"Bener kan ma?" ucap Alana seperti meminta bala bantuan pada sang mama.

"Ya ada benernya juga adek kamu Al. Dulu mama juga gitu, awalnya nggak suka sama papa karena dia males banget kalau masalah kuliah, sering bolos juga. Nggak pernah kepikiran kalau mama akan nikah sama papa. Tapi ya namanya jodoh, rezeki, maut itu kan udah diatur sama Allah, kalau emang udah takdirnya mau gimana?"

Aldebaran menatap tajam Alana yang sedang menahan tawanya sejak tadi. Tatapannya seperti ingin melempar Alana ke dalam palung mariana.

"Tuhhh denger bang kata mama.."
"Awas ya lo."
"Yee, main-main sih sama gue."

"Pantes aja cowok-cowok minder sama lo, kelakuan lo aja kayak reog gini."
"Kok jadi bawa-bawa gue?!"

Tak lama setelah merasa terpojokkan oleh mama dan adiknya sendiri, Aldebaran pun menyudahi makan malamnya dengan alasan sudah kenyang dan segera kembali ke kamarnya.

Begitulah Aldebaran ketika berada di rumah. Sifat kaku dan dinginnya itu seolah berubah 180 derajat saat ia sedang bersama keluarganya, tidak jarang Alana berkata jika kakaknya itu memiliki kepribadian ganda.

Lain halnya dengan Mama Rossa, melihat kedua anaknya bertengkar bahkan hampir setiap hari itu tidak membuatnya marah atau melarangnya, hanya sesekali saja jika terasa sudah kelewatan.

Hal itu terjadi semenjak sang suami meninggal dunia dan tak lama kedua anaknya jatuh sakit hingga dirawat di rumah sakit. Aldebaran terkena tifus, sementara Alana bermasalah dengan asam lambungnya.

Dunianya serasa runtuh, anak-anaknya yang selama ini menjadi penghibur baginya saat itu hanya bisa terbaring lemas diatas tempat tidurnya. Sejak saat itu ia merasa bahwa lebih baik kedua anaknya itu berisik dan terkesan mengganggu daripada harus terbaring lemas dan jatuh sakit.

- To be Continue -

Beside Me -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang