Part 51 - Testpack

2.8K 421 33
                                    

Ditengah teriknya matahari, terlihat seorang gadis baru saja keluar dari mobil dengan almamater kampus yang masih menempel ditubuh hendak memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum." ucap Alana sambil memasuki rumah.
"Waalaikumsalam." balas Andin yang sedang berada di ruang keluarga.

"Eh mba Andin kok sendirian?" tanya Alana yang duduk disamping Andin.
"Iya mas Al kan kerja, terus tadi mama izin katanya ada acara ulang tahun temennya."

"Oh gitu, emh gue liat-liat kok lo kayak lemes gitu mba? Lo sakit?"
"Emang daritadi agak pusing sama mual aja sih dek."

"Coba cek dokter aja deh mba, apa mau gue temenin?"
"Eh nggak usah, aku emang punya asam lambung udah lama. Kalo lagi kumat emang suka kayak gini."

"Tadi lo bilang pusing sama mual?"

Andin menganggukkan kepalanya.

"Jangan-jangan..."
"Kenapa?"
"Lo..." ucap Alana sambil membendungkan perutnya.

Andin yang paham maksud adik iparnya ini pun hanya tertawa, "Nggak mungkin lah dek."

"Ih kan belum di cek mba."
"Udah mending sekarang kamu ganti baju dulu deh, kotor kan habis dari luar."

Alana hanya mengikuti perkataan kakak iparnya itu. Di kamar ia pun masih yakin dengan perkiraannya jika Andin sedang hamil. Akhirnya ia mencari beberapa referensi tentang tanda-tanda kehamilan untuk lebih meyakinkan dirinya.

"Mual, pusing, wajah nampak pucat, terlihat lebih lesu dan mudah lelah..." ucap Alana membaca hasil pencariannya itu.

"Nah kan, mba Andin juga ngalamin hal yang sama. Fiks, gue yakin banget sih ini!"
"Tapi gimana ya caranya biar gue bisa buktiin ke mba Andin kalo dia beneran hamil?"

Alana nampak berfikir, sedari tadi ia hanya mondar mandir di dalam kamarnya itu.

"Kayaknya dulu gue pernah tau deh ada alat yang buat ngecek hamil atau enggak, tapi apa ya kok gue lupa sih."

"Oiya testpack!" ucap Alana dengan bangganya.

Karena rasa penasarannya yang sudah sangat memuncak, ia tak kehabisan akal untuk membuktikan itu semua. Alana langsung memesan barang tersebut pada apotek terdekat.

"Ini kok banyak banget sih jenis nya, yang paling akurat yang mana ya.. Ah udah lah gue pesen aja semua." ucap Alana yakin.

Setelah selesai dengan pesanannya, gadis itu pun langsung berganti baju. Saat baru saja keluar dari toiletnya, ia mendapatkan pesan jika pesanannya sudah datang. Alana pun langsung turun ke lantai bawah untuk mengambil benda itu.

Andin sedikit terkejut melihat Alana yang sedikit berlari ini mendekati ke arah pintu. Tak hanya itu saja, ia juga melihat adik iparnya ini membawa tas plastik kecil berisikan sesuatu.

"Kamu beli apa dek?" tanya Andin yang melihat Alana berjalan kearahnya.

Tak menjawab pertanyaan sang kakak ipar, Alana hanya tersenyum kearah Andin. Senyuman Alana kali ini sulit sekali untuk diartikan.

"Hei? Kamu beli apa? Kok kayak ada yang disembunyiin.."
"Emh... Mending mba Andin ikut gue ke kamar aja yuk."

"Mau ngapain dek?"
"Udah ikut aja, bentar doang kok mba."

Tak ada jawaban dari Andin, ia hanya mengikuti arahan adik iparnya itu.

Sesampainya di kamar Alana, Andin hanya duduk di kasur adik Aldebaran itu. Ia melihat adik iparnya yang sedang repot membuka barang pesanannya.

Beside Me -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang