Disisi lain, Aldebaran tidak kehabisan akal untuk menjaga Andin. Ia diam-diam mengikuti Andin dari belakang untuk memastikan kondisi istrinya itu aman. Selain itu, dengan cara ini juga dirinya bisa mengetahui tempat tinggal Andin sekarang.
Sejujurnya Aldebaran begitu merasa khawatir dengan kondisi sang istri. Apalagi melihatnya sedang merasakan kontraksi barusan. Namun apa boleh buat, Andin sudah membuat ancaman yang mengerikan untuknya. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain mendoakan keadaan istrinya itu.
Aldebaran terus mengikuti sang istri dari belakang. Hingga tibalah mereka di sebuah apartemen mewah, tak jauh dari taman itu.
Dari situlah akhirnya Aldebaran tahu tempat tinggal Andin selama ini. Sebuah tempat asing yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya.
Andin menuju ke sebuah lift dan menaiki lift tersebut. Sementara Aldebaran terus diam-diam memperhatikan dimana lift itu berhenti.
Tak lama kemudian, lift tersebut terlihat berhenti di lantai 13, yang artinya Andin juga tinggal di lantai 13 apartemen itu.
Aldebaran pun bergegas masuk ke dalam lift satunya dan menuju ke lantai 13. Namun sayangnya, sesampainya disana rupanya Andin sudah terlanjur masuk ke dalam unitnya.
"Andin udah masuk kayaknya.. Tapi gak apa-apa, seenggaknya gue udah mastiin dia aman dan tau tempat tinggal Andin." batinnya.
*Lift di apartemen tersebut memang ada dua macam, satu private access dan satunya bukan. Jadi siapapun bisa masuk ke dalam lift public itu.
...
Bukan Aldebaran namanya kalau tidak bisa mendapatkan apa yang dia mau dengan cepat. Termasuk membeli sebuah unit di apartemen itu.
Di perjalanan pulang dari apartemen Andin kemarin, pikiran Aldebaran terus tertuju pada niatnya yang ingin membeli sebuah unit di apartemen tersebut.
"Apa gue beli unit disana aja ya biar bisa deket sama Andin?"
Tidak menjadi perkara yang sulit bagi seorang Aldebaran untuk memikirkan hal ini. Buktinya, pagi ini ia akan menemui pihak management apartemen itu untuk membeli sebuah unit disana.
Kali ini, Aldebaran hanya pergi seorang diri. Dirinya sengaja tidak mengajak Rendy lantaran ia harus menggantikannya memimpin meeting di kantor.
Moli, pihak dari management apartemen yang akan membantu Aldebaran menyelesaikan segala urusannya.
"Pokoknya saya mau yang di lantai 13 ya."
"Baik pak, sebentar ya saya cek terlebih dahulu.""Mohon maaf pak Aldebaran, kebetulan semua unit di lantai 13 sudah terisi penuh dan tidak ada yang kosong. Jadi mungkin bapak bisa memilih unit di lantai yang lain."
"Gak ada satupun yang kosong ya? Atau udah mau habis masa sewanya gitu?""Sekali lagi mohon maaf pak, kebanyakan unit di lantai 13 itu sudah menjadi hak miliknya. Ada satu yang sewa, tapi beliau baru pindah belum lama ini pak, jadi masih ada beberapa bulan lagi sampai masa sewanya habis"
"Kalau di lantai 12 atau 14, ada yang kosong gak?"
"Ada di lantai 12 pak, hanya ada sisa satu unit. Itu juga sudah diincar oleh beberapa orang pak, namun memang belum ada yang fix.""Kalau gitu saya yang ambil unitnya ya. Saya bisa bayar lebih asal itu untuk saya, dan saya juga bisa bayar sekarang juga."
Moli cukup tercengang mendengar pernyataan itu. Bagaimana tidak, biasanya orang cenderung akan menawar harga saat akan membeli properti. Tapi kali ini tidak dengan Aldebaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside Me -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Terlepas dari bagaimana cara kita bertemu. Senang bisa mengenalmu." - Aldebaran Galendra *** Aldebaran Galendra, seorang businessman yang memiliki wajah tampan dan namanya terkenal di kalangan pembisnis sukses lainnya. Sifatnya yang cuek, dingin...