Part 39 - Sebentar Lagi

1.7K 369 22
                                    

Hari demi hari sudah mereka lalui bersama. Keduanya tampak semakin dekat dan lebih mengenal satu sama lain, apalagi hari bahagia itu akan segera tiba tak lama lagi.

Pagi ini Aldebaran sengaja main ke rumah calon istrinya itu untuk membahas persiapan pernikahan mereka.

"Assalamualaikum..." ucap Aldebaran.

Bi Yanti yang mendengar seseorang mengucapkan salam itu pun langsung menghampiri sumber suara, "Waalaikumsalam. Eh mas ganteng, silahkan masuk mas."

"Makasih bi, ini kok tumben rumah sepi, pada kemana?"
"Ibu sama bapak lagi ikut senam komplek mas, kalau non Andin masih dikamar."
"Oh gitu."

"Tapi tadi non Andin udah bilang sama bibi kalo mas ganteng udah dateng suruh langsung naik ke atas aja."
"Ya udah bi, saya naik dulu ya."
"Silahkan mas ganteng."

Andin memang lebih suka membawa teman-temannya ke kamarnya. Kamar yang memiliki ukuran cukup luas itu memiliki beberapa ruangan lagi yang membuat dirinya lebih leluasa.

Sesampainya di depan kamar Andin, tanpa ragu Aldebaran langsung mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk aja sayang, nggak aku kunci kok." teriak Andin dari dalam.

"Lagi sibuk ngapain sih? Sampe calon suaminya nggak dibukain pintu." ucap Aldebaran.

"Hehe maaf ya sayang, ini aku baru aja dapet email dari Pak Sandy tentang beberapa dekorasi untuk pernikahan nanti." balas Andin sambil menunjukkan laptopnya.

"Gimana tadi jalannya? Macet nggak?" tanya Andin sambil membenarkan rambut Aldebaran.

"Ya biasalah. Gimana ndin dekornya? Kamu suka nggak?"
"Ini bagus-bagus kok mas, malah bingung aku milihnya."

"Hem... Coba saya liat."
"Ini mas." ucap Andin sambil memberikan laptop itu kepada Aldebaran.

"Oiya mas, kenapa akhirnya kamu percayain masalah dekor sama Pak Sandy lagi?"
"Ya kan kamu yang minta, katanya kemaren kamu puas sama hasilnya."

"Hehe iya sayang, lagian udah ya nggak usah cemburu lagi yang masalah dulu itu, ternyata kan Pak Sandy juga udah nikah."
"Iya..."

"Kayaknya itu bagus ya mas, lucu." tunjuk Andin pada model dekor bernuansa ungu terang.
"Kamu mau outdoor ndin?"
"Iya mas, kayanya keren deh kalo outdoor, kayak pernikahan-pernikahan di luar negeri gitu."

"Ini kita acaranya sampe malem loh ndin, nanti kalo kelamaan outdoor bisa masuk angin kamu."
"Ish, nggak mungkin lah mas."

"Jangan deh, kita cari yang indoor aja ya."
"Sayang..."

"Nah ini bagus nih." tunjuk Aldebaran pada dekorasi indoor bernuansa hijau.
"Ya Allah mas..."

"Ndin, kemaren saya udah ngalah loh waktu lamaran, masa sekarang saya ngalah lagi."
"Berarti kemaren kamu itu terpaksa mas?"
"Bukan gitu ndin."

"Terserah kamu aja lah mas." ucap Andin sambil menjauhi Aldebaran
"Hei, dengerin saya dulu."

Aldebaran mendekati calon istrinya itu, ia paham jika masalah seperti ini dibiarkan maka akan menjadi masalah yang cukup besar.

"Kemaren itu saya nggak terpaksa ndin, sama sekali enggak. Tapi, tolong kali ini dengerin saya ya." jelas Aldebaran lembut.
"Ya udah kamu maunya gimana?"

"Acara kita kan nggak mungkin sebentar, resepsi nya aja malem. Saya cuma nggak tega sama kamu kalo kelamaan diluar, apalagi angin malam kan nggak baik untuk kesehatan."

Andin mencerna setiap ucapan sang calon suami.

"Kalo kamu tetep pengen outdoor, kita bisa pake waktu akadnya, kan bagus juga itu. Gimana?"

Beside Me -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang