Part 36 - Dinner

2.1K 418 29
                                    

     Malam ini Aldebaran sudah berjanji untuk mengajak Andin dinner di sebuah restoran. Seperti biasa, Aldebaran menjemput sang kekasih dirumahnya, sekaligus pamit pada kedua orang tuanya.

Kini Aldebaran telah sampai di rumah Andin. Ia mengenakan setelan jas berwarna hitam. Sedangkan Andin juga mengenakan pakaian yang senada, padahal mereka sama sekali tidak janjian sebelumnya. Entahlah, mungkin ini yang disebut sefrekuensi meski jarak jauh.

"Om, tante, saya izin ajak Andin pergi sebentar ya."

"Iya silahkan Al, hati-hati ya kalian, pulangnya jangan kemaleman" ujar Papa Surya.
"Siap om, saya pamit dulu ya."

"Jangan ngebut-ngebut ya Al."
"Iya siap tante, Al pamit ya."

"Ma, pa, aku pergi dulu ya."
"Iya hati-hati ya sayang." jawab Mama Tiara.

"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."

Mobil jenis sedan itu pun melaju dari rumah Andin, menuju ke sebuah restoran mewah di Jakarta. Di dalam mobil, mereka tampak berbincang satu sama lain. Semakin hari memang semakin tidak ada jarak lagi diantara keduanya, mereka jadi lebih terbuka dan saling mengenal.

"Ndin, kamu udah ada bayangan untuk acara lamaran kita nanti?"
"Emm kemarin aku udah sempet cari-cari sih mas, dibantu sama mama juga. Jadi udah ada beberapa referensi, tinggal pilih aja mau yang mana."

"Kalau masalah itu saya ngikut kamu aja ndin, terserah kamu acaranya mau kayak gimana. Cuma kalau saya, yang penting acaranya khidmat, jadi nggak perlu ngundang terlalu banyak orang."

"Iya kalau itu aku juga setuju mas, jadi nanti cuma undang keluarga terdekat aja sama beberapa sahabat."

"Tapi tetep untuk nentuin masalah vendor, tanggal, dan yang lainnya, aku mau kita bahas bareng-bareng  ya mas, jadi kamu juga bisa bantu pilih dan kasih masukan." sambungnya.
"Siap calon istri."

Setelah dua puluh menit menempuh perjalanan, mereka pun sampai di sebuah restoran mewah yang cukup terkenal. Bagaimana tidak, harga satu menunya saja berkisar satu sampai delapan juta.

Bukan Aldebaran namanya kalau tidak memberikan kejutan pada sang kekasih. Sehingga tak jarang, Andin sering menyebut Aldebaran sebagai si surprise maker.

Pasangan itu masuk ke dalam sebuah ruangan private yang ternyata sudah disewa Aldebaran bahkan sejak kemarin. Mereka disambut oleh berbagai macam menu yang sudah tersedia di atas meja. Tak sampai disitu, ia juga telah meminta pihak restoran untuk sedikit mendekor ruangan itu.

"Sayang, ini kamu yang siapin semuanya?" ucap Andin sambil mengamati sekitar, matanya menatap setiap sudut ruangan.

"Iya ndin, kamu suka?"
"Suka banget sayang, makasih ya."
"Sama-sama..."

Aldebaran menarik satu kursi untuk Andin duduk. Sebelumnya ia memang sengaja meminta pada pihak restoran agar posisi duduk mereka berhadapan, sehingga ia bisa dengan bebas memandang Andin.

Perlahan mereka menghabiskan makanan itu satu persatu. Meski pada akhirnya tetap banyak yang tersisa. Bagaimana tidak, mereka hanya berdua, sedangkan makanan yang telah dipesan Aldebaran bisa untuk porsi sepuluh orang.

"Mas, aku nggak kuat, kenyang banget." ucapnya sambil menunjukkan ekspresi kekenyangan.
"Tapi ini masih banyak banget ndin."

"Aku udah kenyang banget mas, lagian ini kita cuma berdua tapi kamu pesen udah kayak buat 10 orang."
"Ya biar kamu bisa bebas pilih mau makan yang mana aja, tanpa harus pesen dulu."

Beside Me -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang