Part 24 - Infus

2.8K 460 34
                                    

     Pagi ini rencananya Glenca dan Nathan akan menemani Andin untuk infus vitamin. Mereka bertiga memang rutin melakukan infus vitamin guna menjaga daya tahan tubuh agar tetap optimal. Ditambah lagi kegiatan mereka yang bisa dibilang super padat.

Namun pagi ini hanya Andin saja yang mendapat jadwal infus vitamin itu, karena Glenca dan Nathan sudah mendapatkan infus beberapa hari yang lalu.

"Nath, jangan lupa hari ini kita udah janji buat temenin Andin infus vitamin!" tulis Glenca.

Nathan yang baru saja membuka matanya itu berusaha untuk meraih handphone yang berada disamping tempat tidurnya.

"Oiya, gue kan udah janji mau nemenin Andin suntik vitamin ya, untung Glenca ingetin gue."

Setelah membaca pesan dari Glenca, Nathan pun bergegas untuk mandi.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk pria berhidung mancung itu mandi, dirinya pun sudah siap dengan atasan kaos cokelat dan celana jeans.

Selesai dengan sarapannya, kini dirinya sudah siap untuk menjemput Glenca.

"Boy, gue berangkat dulu ya."
"Oke bos, hati-hati ya."

Sementara itu, Glenca juga sudah siap menemani sahabatnya untuk infus vitamin. Keadaan rumahnya saat ini sepi, karena sang mama yang ikut papanya bertugas, sementara adiknya masih melanjutkan study di luar negeri.

"Glen, gue otw." tulis Nathan.

"Eh tumben dia on time, biasanya harus di telpon dulu baru gerak." ucapnya setelah membaca pesan dari Nathan.
"Mending gue turun kebawah aja deh, pasti nanti Nathan juga nggak mau masuk."

Saat sedang menonton televisi di ruang tengah, ada seseorang yang langsung menutup mata Glenca. Sontak Glenca pun langsung terkejut.

"Eh ini siapa sih, nggak lucu deh bercandanya!" ucap Glenca sambil berusaha melepaskan tangan itu dari matanya.

"Tada.." ucap Nathan dengan percaya dirinya.
"Ih nath, kok tumben banget masuk kedalem segala?"

"Biar surprise, kok sepi Glen? Pada kemana?"
"Biasalah, pada punya urusan masing-masing."

"Coba deh lo nikah, pasti rumah ini bakal rame."
"Enak banget ya lo ngomongnya. Nikah itu bukan cuma untuk ngebuat rumah rame, tapi untuk selamanya juga."

"Duh Ibu Glenca ini tidak bisa diajak bercanda ya."

"Nggak lucu candaan lo! Udah ah, yuk langsung berangkat aja, takutnya Andin kelamaan nunggu."
"Siap bos, silahkan."

Selama perjalanan, Glenca dan Nathan berbincang santai. Sepertinya sudah tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka berdua.

"Eh Glen, menurut lo dengan Andin bersikap kayak gitu ke Aldebaran, bakal buat Al sadar nggak?"

"Harusnya sih Al bisa ngerasain ada something wrong diantara mereka ya, harusnya. Tapi kan ya lo sendiri sahabat lo itu udah kayak kulkas tiga pintu yang cueknya naudzubillah."

"Iya sih, tapi kalo gue perhatiin, dia tuh agak aneh akhir-akhir ini Glen."
"Aneh gimana maksud lo?"

"Ya kayak orang yang lagi mikirin sesuatu gitu, bawaannya kayak nggak tenang."
"Semoga aja dia kepikiran sama sikapnya Andin ya."

"Ya semoga aja. Tapi kasian tau liat dia jadi kayak nggak punya semangat gitu."
"Ya mau gimana lagi ya nath, gue lebih nggak tega liat Andin berjuang sendirian. Gue kenal dia udah lama, nggak pernah gue liat dia dengan bangganya cerita tentang orang lain, apalagi ini cowo."

"Gue juga beberapa tahun berkarir bareng Andin, belum pernah liat dia jatuh cinta lagi."

"Kenapa sih cowo cowo nggak ada yang peka."
"Siapa bilang?"

Beside Me -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang