Part 61 - Mencari

2.1K 351 19
                                    

     Disisi lain Aldebaran sudah berhasil keluar dari kamar itu meski dengan terpaksa ia harus sedikit melakukan kekerasan pada Clara. Dirinya tidak punya pilihan lain, sebab jika ia tidak melakukan itu, tentu Clara akan melakukan berbagai cara untuk menahannya di ruangan itu.

Aldebaran bergegas turun ke lobby untuk segera pulang. Disana ia bertemu dengan Pak Ari yang juga ingin kembali ke rumah.

"Pak Al.." sapa Pak Ari dari arah belakang.
"Eh Pak Ari, Andin mana?"

"Bu Andin tadi mengabari saya kalau beliau sudah pergi menggunakan taksi dan gak mau saya antar pulang pak."
"Andin pergi naik taksi? Kemana?" ucap Aldebaran panik.

"Kalau itu saya kurang tau pak, karena tadi bu Andin cuma bilang begitu saja."
"Ya udah makasih ya pak."

Mendengar sedikit informasi yang diberikan Pak Ari itu tentu membuat Aldebaran semakin khawatir dengan kondisi sang istri, apalagi ia juga sedang hamil 7 bulan.

Aldebaran melajukan mobilnya dan menuju ke rumahnya dengan harapan Andin masih ada disana.

"Ya Allah lindungi istri dan calon anak kami. Hamba tau ini salah hamba, tapi hamba gak bisa hidup tanpa mereka." batin Aldebaran.

Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk Aldebaran sampai di rumah. Belum sempat masuk ke dalam rumah, ia justru bertanya pada Uya, satpam yang menjaga rumahnya.

"Selamat siang menuju sore pak bos!" sambut Uya penuh semangat.
"Siang, Andin ada dirumah gak?"

"Waduh, bu Andin? Gak ada pak bos. Bukannya tadi pergi sama Pak Ari ya? Katanya juga mau ketemu sama pak bos."

"Makasih infonya Uya."
"Sama-sama pak bos."

Bukannya masuk ke dalam rumah, Aldebaran justru kembali melajukan mobilnya tanpa tujuan.

"Ya Allah hamba harus cari Andin kemana? Apa memang hamba sudah terlambat untuk menjelaskan semuanya? Tolong hamba ya Allah, hamba gak mau kehilangan Andin." batinnya.

Tiba-tiba Aldebaran kepikiran akan suatu tempat yang sering Andin datangi. Sebuah taman yang hampir setiap hari ia kunjungi sejak hamil, untuk sekedar jalan santai di sore hari.

Taman itu tampak sangat sepi hari itu. Hanya ada kicauan burung dan hembusan angin yang terdengar disana. Aldebaran duduk di sebuah bangku taman berwarna putih, bangku yang biasa Andin duduki untuk beristiharat sejenak.

"Kamu dimana sih ndin, saya khawatir sama kamu, sama anak kita. Ini semua gak seperti yang kamu pikirin ndin, saya mohon kembali ya.."

Sudah berjam-jam Aldebaran duduk di sebuah bangku taman itu dengan penuh harap. Langit sudah mulai gelap, namun belum ada sedikitpun tanda kehadiran Andin disana. Ia memutuskan untuk kembali ke mobilnya sambil terus menunggu Andin, hingga ia pun ketiduran.

...

Pagi ini Aldebaran terbangun karena suara telepon di handphonenya. Siapa lagi kalau bukan mama Rossa yang khawatir akan kondisi anaknya.

"Assalamualaikum, halo Al, kamu dimana? Mama denger dari Wati katanya kamu gak pulang semalem."
"Waalaikumsalam, aku ada urusan ma."

"Urusan? Urusan apa sampai kamu gak pulang semaleman? Are you okay Al?"
"Okay ma, aku baik-baik aja kok, mama gak usah khawatir ya."

"Gimana mama gak khawatir, anak mama gak pulang semalem, gak ada kabar pula."
"I-iya ma, maafin aku ya."

"Oiya Andin mana Al? Tumben dia gak ikut sarapan pagi ini? Dia baik-baik aja kan?"

Beside Me -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang