Pagi ini adalah pagi yang cukup santai bagi Nathan, sebab tidak ada jadwal khusus untuknya. Hanya ada rencana pergi bersama temannya, itu pun kalau jadi nanti sore.
"Ck, bosen banget gue, enaknya ngapain ya?" ucap Nathan pada dirinya sendiri.
Berkali-kali Nathan memainkan ponselnya sambil mencoba berbagai macam posisi, namun tetap saja ia merasa sangat bosan. Ditambah suasana apartemennya yang sangat sepi, hanya ada Boy dan dirinya.
Kedua orang tua Nathan sibuk mengurus pekerjaannya di luar negeri, sementara sang kakak sudah menikah dan tinggal bersama suaminya. Nathan merasa bahwa rumahnya terlalu luas untuk hanya ditinggali dua orang, sehingga ia memilih untuk membeli apartemen sendiri kemudian tinggal disana.
"Apa gue ke kantor Al aja ya? Daripada gabut juga disini." celetuknya tiba-tiba.
"Ah iya deh, mending sekarang gue siap-siap terus main kesana."
Butuh waktu sekitar hampir setengah jam untuk dirinya bersiap-siap. Setelah semuanya selesai, ia pun pamit pada asistennya, Boy.
"Boy, gue pergi dulu ya."
"Mau kemana bos?"
"Ke kantor Al bentar, bosen banget gue dikamar mulu.""Emang nggak ada capeknya ya lo bos, ya udah hati-hati ya."
"Iya, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."Saat ini, ia telah berada di dalam mobilnya. Jarak kantor Al dan apartemennya tidak terlalu jauh, hanya sekitar lima belas menit, ini lah salah satu alasan mengapa Nathan sering main ke kantor sahabatnya.
Sesampainya disana, Nathan langsung menuju ruangan sahabatnya yang ada di lantai 15. Hampir semua karyawan disana sudah tahu siapa Nathan. Selain memang aktor terkenal, ia juga tidak lain adalah sahabat Aldebaran, sehingga dirinya tidak memerlukan akses khusus untuk bertemu pimpinan perusahaan itu.
Setelah mengetuk pintu ruangan itu beberapa kali, Nathan pun masuk setelah ada persetujuan dari pemilik ruangan itu.
"Permisi bapak Aldebaran Galendra." ucapnya sambil duduk di sebuah sofa di ruangan itu.
"Yah lo lagi, gue kira siapa.""Dih awas ya lo, gini gini juga kalo nggak ada lo cariin."
"Nggak jelas!"Mereka berbincang banyak hal, dari hal yang cukup penting sampai yang sama sekali tidak penting. Ya begitulah dua sahabat itu jika bertemu, tidak ada rasa canggung lagi diantara keduanya. sebab mereka sudah saling kenal bahkan sejak SMP dulu. Banyak rahasia Aldebaran diketahui Nathan, begitupun sebaliknya.
Hingga sampailah mereka pada pembahasan tentang Andin. Wanita itu memang selalu menjadi pembicaraan diantara keduanya. Nathan yang selalu berusaha mendekatkan mereka dengan caranya, sementara Aldebaran terkadang masih malu-malu jika membahas seputar hubungannya dengan Andin.
"Jadi kapan lo mau lamar Andin?"
"Hah?""Ditanya kapan mau ngelamar ceweknya malah jawabnya hah.."
"Gue kasih tau ya Al, cewek itu butuh kepastian. Bahkan udah pacaran lama aja nggak bisa menjamin lo akan nikah sama dia. Jadi kalau menurut lo, Andin itu yang terbaik, kenapa nggak buruan lo halalin? Ngapain harus ditunda?""Nggak Nathan, nggak Alana, nggak mama, semuanya sama aja pembahasannya." batin Aldebaran.
"Ya kalo bicarain masalah kedepannya, pasti ada lah keinginan untuk ngelamar dan nikahin Andin. Tapi kan nggak segampang itu nath, semuanya butuh proses. Gue aja baru pacaran sebulan, apa nggak terlalu cepet kalo gue lamar dia sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside Me -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Terlepas dari bagaimana cara kita bertemu. Senang bisa mengenalmu." - Aldebaran Galendra *** Aldebaran Galendra, seorang businessman yang memiliki wajah tampan dan namanya terkenal di kalangan pembisnis sukses lainnya. Sifatnya yang cuek, dingin...