Kalau biasanya Aldebaran yang main ke rumah Andin, kali ini giliran Andin yang berkunjung ke rumah calon suaminya itu. Pagi ini, ia tampak sibuk mempersiapkan hasil masakannya untuk dibawa ke rumah Aldebaran.
"Huft, akhirnya semuanya selesai."
"Pegel juga daritadi berdiri di dapur." ucap Andin sambil merengangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku."Non Andin masak?" ujar bi Yanti yang seketika membuyarkan konsentrasi Andin.
"Eh iya nih bi..""Wah banyak banget non, mau dibagiin ke temennya ya?"
"Enggak bi, ini mau aku bawa ke rumah mas Al.""Aduh aduh, pantes keliatan semangat banget, ternyata mau ke rumah calon suami."
"Bibi bisa aja deh.""Oiya non, ada yang perlu bibi bantu nggak?"
"Nggak usah bi, ini udah selesai kok, tinggal dimasukkin ke tas aja.""Kalau gitu, biar bibi ya, non Andin siap-siap aja."
"Ya udah tolong ya bi, makasih."
"Iya sama-sama non."Setelah 15 menit Andin bersiap-siap di kamarnya, ia pun kembali turun ke lantai bawah. Dilihatnya semua kotak makan itu sudah tersusun rapi di dalam sebuah tas.
"Ah udah siap semua nih. Aku langsung berangkat aja deh, takut kesiangan nanti macet lagi."
Kini Andin telah berada dalam mobilnya, kali ini ia mengendarai mobilnya sendiri lantaran sang sopir sedang izin. Membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit untuk Andin tiba di rumah calon suaminya itu.
Sesampainya disana, Andin langsung disambut oleh Aldebaran. Wajahnya tampak begitu sumringah ketika melihat kedatangan calon istrinya.
Setelah dipersilahkan masuk ke dalam rumah yang super luas itu, Andin pun tak lupa memberikan hasil masakannya pada Aldebaran. Dengan penuh semangat, Aldebaran langsung memakan hasil masakan itu, karena kebetulan ia juga belum sempat sarapan tadi.
"Gimana sayang? Enak nggak?"
"Emh, masakan kamu emang kayaknya nggak pernah gagal deh ndin, ini enak banget.""Hahaha, masa sih?"
"Ngapain saya bohong.""Berarti kalo besok-besok aku masak itu lagi, harus kamu habisin ya."
"Nggak perlu diminta udah pasti habis sama saya ndin.""Kamu laper apa doyan mas? Hahaha."
"Ya dua-duanya sih, hehe."Perpaduan lapar dan suka itu memang kombinasi yang tidak pernah gagal. Hanya membutuhkan waktu sekitar lima belas menit untuk Aldebaran menghabiskan semua isi kotak makan itu.
"Kenyang sayang?"
"Kenyang banget ndin, puas lagi.""Tau nggak sih, padahal tadi aku sengaja masak agak banyak biar mama kamu sama Alana bisa ikut makan juga, eh malah habis duluan sama kamu."
"Aduh maaf ya ma, Alana, ini terlalu enak untuk nggak aku habisin semua." ucapnya pada dirinya sendiri.
"Haha, udah nggak apa-apa mas, aku malah seneng kalau habis. Tapi kalo besok aku masakin lagi, sisain buat mereka ya."
"Iya iya..." ucap Aldebaran sambil tertawa kecil."Oiya mas, kok daritadi aku nggak liat mama sama Alana, mereka kemana?"
"Mama pergi arisan dari tadi pagi, kalo Alana biasa lah dia lagi kuliah."
"Oh pantes aja rumah sepi.""Bentar lagi nggak sepi kok ndin, kan ada kamu."
"Bisa aja gombalnya."Mereka berdua mengobrol di ruang tengah. Momen yang tepat untuk membicarakan rencana kedepan setelah menikah. Ya mungkin hal ini memang terlihat sederhana, tapi sebenarnya ini adalah salah satu pembahasan penting bahkan wajib bagi pasangan yang akan menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside Me -Aldebaran & Andin-
General Fiction"Terlepas dari bagaimana cara kita bertemu. Senang bisa mengenalmu." - Aldebaran Galendra *** Aldebaran Galendra, seorang businessman yang memiliki wajah tampan dan namanya terkenal di kalangan pembisnis sukses lainnya. Sifatnya yang cuek, dingin...