Part 72 - Pulang

2.3K 417 48
                                    

Malam harinya mereka masih diposisi yang sama bersama sang buah hati. Aldebaran pun sudah beberapa hari meninggalkan urusan kantornya demi menemani istrinya itu.

"Mas, aku laper deh..." ucap Andin tiba-tiba.
"Loh, perasaan kamu baru makan ndin?"
"Ya ini anak kamu nyusu terus mas."

"Anak papa pinter ya, nyusunya kuat. Biar cepet gede, biar bisa gantiin papa meeting di kantor ya nak." ucapnya sambil mengelus kepala Shaka.

"Ya udah saya beliin makanan di kantin dulu ya." lanjutnya.
"Kamu nggak pesen online aja mas?"
"Nggak ndin nanti pasti lama, kasian kamu sama Shaka kalo nunggu kelamaan."

"Terserah kamu aja deh."
"Sebentar ya, saya tinggal bentar."

Dengan sigap pun Aldebaran langsung meninggalkan anak dan istrinya itu. Selama di kantin pun pria itu benar-benar mencari makanan dan camilan yang bagus untuk dikonsumsi ibu menyusui. Bahkan ia juga memilih makanan yang tidak mengandung bahan penyedap sedikitpun.

Sementara itu, Andin yang masih menyusui Shaka menatap haru anaknya.

"Makasih ya nak udah jadi alasan buat mama sama papa kembali seperti dulu lagi, ya meski mungkin keadaannya udah beda kayak dulu ya nak. Maafin mama ya kalo selama mama hamil kamu, mama jauh dari papa."

Tanpa Andin sadari tiba-tiba Aldebaran sudah masuk diruangan itu. Sepertinya suaminya ini sudah melihatnya menangis sedari tadi.

"Kamu kenapa nangis? Ada yang sakit?" ucapnya dengan lembut.

Andin hanya menggelengkan kepalanya.

"Lah terus kenapa? Coba cerita sama saya."
"Enggak mas, aku nggak apa-apa kok."

Entah mengerti perasan Andin atau bagaimana, Shaka langsung menangis. Bukan tanpa alasan bayi mungil itu mengeluarkan tangisannya karena ASI Andin yang mulai sedikit keluar.

"Eh ini anak papa kok nangis? Kenapa sayang?" tanya Aldebaran yang udah siap untuk menggendong Shaka.

"Eh mas udah cuci tangan?"
"Udah ndin, tadi sebelum masuk saya udah bersih-bersih."

Kini Shaka sudah berada di gendongan Aldebaran, pria itu masih mencoba meredakan tangisan sang bayi. Saat sedang berusaha menenangkan Shaka, seorang suster masuk menghampiri mereka.

"Permisi pak, bu... Loh ini Arshaka kenapa, kok nangis?" tanya suster itu.
"Daritadi sudah saya kasih ASI sus, tapi nggak tau kenapa ini bisa sampe nangis gini." jawab Andin.

"Mohon maaf bu, apakah ASI ibu lancar?"

"Saya sih tadi agak ngerasa sakit ya sus, atau mungkin karena ASI saya kurang lancar?"
"Bisa jadi bu, mungkin anak ibu agak kesusahan menghisapnya."

"Terus gimana sus?" kini giliran Aldebaran yang bersuara.
"Nanti Shaka akan saya bawa ke ruang bayi dan akan kami beri susu formula. Nanti juga bapak bisa membantu ibu Andin untuk memperlancar ASI nya."

"Membantu? Maksud suster?" tanya Aldebaran cukup terkejut.
"Bapak bisa melakukan pijatan pada titik titik tertentu pada payudara bu Andin."

Kedua pasutri itu saling menatap bingung.

"Baik pak, bu saya izin untuk bawa Shaka ke ruang bayi dulu ya. Besok akan saya antar ke ruangan ibu kembali."

Selepas kepergian suster dan anaknya itu Aldebaran dan Andin masih menatap canggung. Bagaimana tidak, perkataan suster itu mampu membuat keduanya salah tingkah.

"Mas..."
"Ndin...." ucap keduanya bersamaan.

"Kamu dulu mas."
"Em... maksud suster tadi gimana ya?" tanyanya sambil menggaruk kepala bagian belakang.
"Aku juga kurang paham mas, coba deh kamu searching."

Beside Me -Aldebaran & Andin-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang